This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 19 Desember 2011

Para Penghina Islam

Gerakan pembaruan adalah kerja kenabian. Para pembaru, begitu juga para nabi, selamanya mendapat tantangan dari masyarakat yang hendak diperbaruinya.

Di dunia Islam, para pembaru dicurigai membawa misi melawan Islam. Pembaruan dianggap sebagai pelemahan terhadap Islam. Mereka dilecehkan. Pelecehan terbesar yang diterima para pembaru Islam adalah bahwa mereka dianggap menghina Islam. Proyek-proyek pembaruan dianggap sama dengan penghinaan. Pikiran-pikiran progressif dianggap sama dengan penghinaan.

Tidak sedikit ilmuan politik dan sosial menganggap Islam tidak cocok dengan demokrasi, pada akhirnya juga tidak cocok dengan semua gagasan tentang kemajuan. Demokrasi dianggap produk budaya Barat yang unik, barang asing di dunia Islam. Sangat populer dari Ernest Gellner dan Samuel P. Huntington mengenai benturan antar-peradaban. Peradaban Barat yang demokratis-individualis kemungkinan akan berbenturan dengan peradaban Timur (Islam dan Konghucu) yang kolektivis. Terang-terangan Huntington bahkan menyatakan bahwa masalah utama bagi masyarakat Barat bukanlah fundamentalisme Islam, melainkan Islam itu sendiri. Max Weber menulis tentang afinitas tak langsung antara semangat kapitalisme dan tradisi protestantisme. Karl Marx menganggap moda-moda produksi di Barat begitu unik dan tidak dimiliki dunia Islam. Komunisme hanya akan muncul di Barat. Pada pokoknya Islam dianggap tidak sesuai bahkan menghambat kemajuan.

Pandangan-pandangan ini sebetulnya menghina Islam secara ilmiah [saya menyadari bahwa kata “menghina” dalam dunia akademik sangat tidak relevan.] Mereka meremehkan potensi ummat Islam untuk mencapai taraf kehidupan masyarakat maju. Tapi, Asma Barlas, seorang muslimah feminis dan ilmuan politik, mengungkapkan bahwa sebetulnya “penghinaan” terhadap Islam jauh lebih banyak terjadi di dunia Islam sendiri daripada di luar dunia Islam.

Di dunia Islam, tumbuh subur corak penafsiran agama yang merendahkan Islam sendiri. Para ulama dan tokoh agama itu tak segan-segan mencari doktrin baru yang berimplikasi pada perendahan Islam. Doktrin-doktrin yang merendahkan itu adalah doktrin-doktrin tentang ajakan untuk membenci kelompok lain. Doktrin untuk hidup secara eksklusif dan tertutup adalah bentuk perendahan terhadap kebesaran peradaban Islam. Doktrin yang mendiskriminasi dan membatasi akses perempuan ke ruang publik adalah penghinaan terhadap Islam yang justru pro-pembebasan.

Doktrin bahwa perempuan berasal dari tulang rusuk laki-laki sama sekali tidak ada dalam al-Qur’an. Yang ada jutsru adalah penciptaan manusia dari jiwa yang satu. Doktrin itu muncul begitu saja dan dipopulerkan oleh mereka yang hendak merendahkan Islam. Sehingga selamanya Islam akan meminggirkan perempuan.

Islam juga dianggap sebagai penganjur poligami. Tapi tak satupun ayat dalam al-Qur’an yang bicara tentang anjuran itu. Ayat yang pada dasarnya menolak praktik poligami diputar balik sedemikian rupa sehingga seolah-olah mendukung nafsu mereka untuk kawin lagi. Ayat itu berbunyi: “Menikahlah dengan perempuan yang menyukaimu (bukan “yang engkau sukai” sebagaimana terjemahan selama ini) dua, tiga, atau empat…Kalau kamu tak mampu berlaku adil, maka satu saja.” Sudah terang benderang bahwa tidak ada manusia biasa yang mampu berlaku adil terhadap isteri yang lebih dari satu. Perintah ayat itu jelas. Menikahlah dengan satu isteri atau suami saja.

Para penghina Islam itu juga menyebar fitnah bahwa al-Qur’an melaknat sekelompok manusia yang sekarang dikenal sebagai kelompok LGBTIQ (lesbian / gay / bisexual / transgender / intersexed / questioning). Mereka menggunakan kisah nabi Luth atau kisah Sodom dan Gomorah. Menurut Ioanes Rakhmat, ahli kekristenan, tidak ada laknat bagi pelaku sodomi an sich pada kisah itu. Laknat itu muncul karena dua orang malaikat yang turun dalam bentuk pemuda dihinakan oleh masyarakat Nabi Luth dengan cara disodomi. Lalu Tuhanpun murka. Dalam perang, acapkali kita mendengar penghinaan terhadap lawan perang muncul dalam bentuk perkosaan. Kita mengecam dan melaknat perkosaan itu. Tapi tentu kita tidak melaknat praktik hubungan seksual lawan jenis di luar perkosaan. Adalah penghinaan terhadap agama, juga Tuhan, dengan menuduhnya melaknat orang-orang yang memiliki orientasi seksual tertentu yang mungkin berbeda dari orang kebanyakan.

Mental terkepung yang kemudian muncul dalam bentuk agressifitas menyerang siapa saja yang berbeda adalah perendahan terhadap Islam. Islam adalah agama yang besar. Beratus tahun Islam menjadi pusat peradaban dunia. Ia adalah pusat dan inspirasi ilmu pengetahuan dan seni. Sangat tidak pantas menghinakan Islam dengan meletakkan kepadanya segala atribut kejumudan, kekakuan, ketertutupan, dan kemunduran.

Kamis, 08 Desember 2011

Apa yang tidak didapat dari sebagian besar pondok pesantren modern

Apa yang tidak didapat dari sebagian besar pondok pesantren modern

Dalam tulisan sebelumnya pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/12/07/tragedi-darul-hadits/ dapat kita ambil pelajaran dari tragedi pada Universitas Darul Hadits Dammaj Yaman pertengkaran antara dua kelompok manusia yang telah bersyahadat yakni sekte para pengaku pengikut Salafush Sholeh dengan sekte para pengaku pengikut Imam Sayyidina Ali ra.

Kepala Universitas Darul Hadits Dammaj, Yaman, Syeikh al-Hajuri Yahya, mengatakan bahwa mereka berjihad terhadap Syiah Rafida al Houti

Benarkah Syiah yang menyerang Darul Hadits Dammaj adalah Syiah Rafidhoh ?

Dari situs http://sunniy.wordpress.com/2011/12/02/inilah-dia-suku-houthi-syiah-zaidi-yang-menyerang-mahad-darul-hadits-dammaj/ didapat keterangan bahwa Syiah yang menyerang adalah Syiah Zaidiyah

Ulama Ibnu Taimiyah berpendapat tentang Imam Zaid (pendiri sekte Syiah Zaidiyah) bahwa beliau menganut ajaran Ahlu Sunnah, sebagaimana ucapannya: "Tidak semua keturunan Fatimah itu diharamkan dari api Neraka, sebab diantara mereka ada yang baik dan ada pula yang buruk, dan nampaknya mayoritas yang buruk dari keturunan Fatimah adalah dari kalangan Syi’ah Rafidah. Adapun Syi’ah Zaidiyah yang diprakarsai oleh imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib dan keturunan Fatimah yang baik-baik, mereka ini adalah Ahlu Sunnah dan mereka mengakui kepemimpinan Abu Bakar dan Umar, sebab mereka tidak bermasalah (tidak mengkafirkan) khalifah Abu Bakar dan Umar".

Senada dengan pandangan ibnu Taimiyah, syekh Mahmud Syukri al-Alusi juga menegaskan: "Sesungguhnya imam-imam Ahlu Bait termasuk imam Zaid hakikatnya adalah beraqidah Ahlu Sunnah. Sebab mereka mengikut jejak Ahlu Sunnah dan respek kepada dakwah mereka. Dan para imam Syi’ah pun sejalan dengan Ahlu Sunnah, bagaimana tidak, imam Abu Hanifah dan imam Malik dan imam lainnya, merekapun belajar dari para imam mereka"
Sumber: http://dr-kamaluddin-nurdin.blogspot.com/2010/05/aliran-aliran-syiah-zaidiyah.html

Dalam hal ini kami tidaklah memihak salah satu sekte manapun namun kita bisa bayangkan bagaimana pendapat kaum non muslim terhadap manusia-manusia yang telah bersyahadat.

Andaikan semua itu karena kepentingan atau kekuasaan, hal itu seharusnya tidak terjadi jika kedua sekte tersebut memahami Al Qur'an dan As Sunnah dengan baik dan benar.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku takuti atas kalian, tetapi aku takut pada kalian dibukakannya dunia bagi kalian sebagaimana telah dibuka bagi umat sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran”. (HR Muslim).

Al-Bukhari meriwayatkan dalam bab “Pengutusan Ali dan Khalid bin Walid ke Negeri Yaman”: Seorang laki-laki berdiri seraya berkata, “Ya Rasulullah, takutlah kepada Allah! (Bertindaklah secara adil!).” Jawab Nabi Shallallahu alaihi wasallam: “Celakalah engkau, bukankah aku orang yang paling berhak dari penduduk bumi ini untuk takut kepada Allah?!” Mendengar itu Khalid berkata: “Ya Rasulullah, izinkan aku memenggal lehernya!” Jawab Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam: “Tidak, barangkali ia mengerjakan shalat.”

Imam Al-’Asqallani dalam kitab Al-Ishabah di bagian biografi Sarhuq si Munafik, yaitu ketika ia dihadapkan untuk dibunuh, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bertanya: “Apakah ia mengerjakah shalat?” Jawab mereka: “Hanya bila dilihat orang.” Sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam: “Sungguh aku dilarang membunuh orang yang menegakkan shalat!”

"Peperangan" tidak akan timbul jika tidak ada penyebabnya, pastilah semua itu diwali dengan saling menyakiti di antara kedua sekte tersebut.

Berdasarkan informasi yang kami peroleh, Yaman Utara, tepatnya propinsi So'dah sejak lama didiami oleh sekte Syiah kaum Sayyid Al Houti dan kaum Sunni bermazhab Imam Syafi'i yakni kaum Sayyid Al Ahdal dan kaum-kaum lainnya.

Kaum Sayyid (sadah) Al Hutsi berikut Qobail Syimaliyyin (Syimal panggilan Qobilah Yaman Utara) memusuhi Darul Hadits itu dikarenakan ulama Muqbil bin Hadi Al Wadi'i rohimahulloh pendatang baru (1978) di So'dah dan menyulut api permusuhan dengan menyebarkan pemahamannya dan ini berlangsung lama, sedangkan Zaidiyyah tidak terima apa yang disebarkan oleh Salafiyyin karena banyak fatwa-fatwa Salafiyyin takfir, tabdi' pada mereka, namun bagaimanapun kejadian ini sudah berlangsung lama. Pada tragedi kali ini, kami tidak mengetahui apa penyebab sebenarnya hingga terjadi "peperangan" tersebut.

Namun bagaimanapun "buah" dari Universitas Darul Hadits tampaknya adalah menghasilkan muslim yang "keras" , muslim yang tidak dapat mengelola kebencian terhadap kaum muslim yang tidak sepemahaman dengan mereka. Boleh jadi disebabkan indoktrinisasi ulama panutan mereka seperti ulama Ibnu Taimiyyah bahwa pemahaman yang disampaikannya adalah pemahaman Salafush Sholeh mengakibatkan mereka merasa bahwa pemahaman mereka yang pasti benar. Padahal apa yang disampaikan oleh ulama-ulama mereka adalah pemahaman mereka sendiri.

Memang ulama mereka membaca Al Qur’an , Tafsir bil Matsur, Hadits Shohih, Sunan, Musnad, lalu ulama mereka pun berjtihad dengan pendapat mereka. Apa yang ulama mereka katakan tentang kitab-kitab tersebut, pada hakikatnya adalah hasil ijtihad dan ra’yu ulama mereka sendiri. Sumbernya memang Al Quran dan As Sunnah, tapi apa yang ulama-ulama mereka sampaikan semata-mata lahir dari kepala mereka sendiri. Setiap upaya pemahaman bisa benar dan bisa pula salah. Kemungkinan salahnya semakin besar jika yang melakukan upaya pemahaman (ijtihad) tidak dikenal oleh jumhur ulama berkompetensi sebagai Imam Mujtahid Mutlak.

Kesalahpahaman besar telah terjadi ketika ulama-ulama mereka mengatakan bahwa apa yang mereka pahami dan sampaikan adalah pemahaman Salafush Sholeh. Jika apa yang ulama mereka pahami dan sampaikan sesuai dengan pemahaman Salafush Sholeh tentu tidaklah masalah namun ketika apa yang ulama mereka pahami dan sampaikan tidak sesuai dengan pemahaman sebenarnya Salafush Sholeh maka pada hakikatnya ini termasuk fitnah terhadap para Salafush Sholeh. Fitnah akhir zaman.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan nasehat kepada kaum muslim bila telah terjadi fitnah antara lain

Diriwayatkan dari Ibnu Abi al-Shoif dalam kitab Fadhoil al-Yaman, dari Abu Dzar al-Ghifari, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Kalau terjadi fitnah pergilah kamu ke negeri Yaman karena disana banyak terdapat keberkahan’

Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah al-Anshari, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Dua pertiga keberkahan dunia akan tertumpah ke negeri Yaman. Barang siapa yang akan lari dari fitnah, pergilah ke negeri Yaman, Sesungguhnya di sana tempat beribadah’

Abu Said al-Khudri ra meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ‘Pergilah kalian ke Yaman jika terjadi fitnah, karena kaumnya mempunyai sifat kasih sayang dan buminya mempunyai keberkahan dan beribadat di dalamnya mendatangkan pahala yang banyak’

Abu Musa al-Asy’ari meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ‘Allah akan mendatangkan suatu kaum yang dicintai-Nya dan mereka mencintai Allah. Bersabda Nabi shallallahu alaihi wasallam : mereka adalah kaummu Ya Abu Musa, orang-orang Yaman’.

Firman Allah ta’ala yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Ma’iadah [5]:54)

Dari Jabir, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ditanya mengenai ayat tersebut, maka Rasul menjawab, ‘Mereka adalah ahlu Yaman dari suku Kindah, Sukun dan Tajib’.

Ibnu Jarir meriwayatkan, ketika dibacakan tentang ayat tersebut di depan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau berkata, ‘Kaummu wahai Abu Musa, orang-orang Yaman’.

Dalam kitab Fath al-Qadir, Ibnu Jarir meriwayat dari Suraikh bin Ubaid, ketika turun ayat 54 surat al-Maidah, Umar berkata, ‘Saya dan kaum saya wahai Rasulullah’. Rasul menjawab, ‘Bukan, tetapi ini untuk dia dan kaumnya, yakni Abu Musa al-Asy’ari’.

Para Habib dan para Sayyid , keturunan cucu Rasulullah, pada saat ini merubah kiblat ilmu ke para ulama Hadramaut, Yaman

"Kekerasan" dari apa yang dihasilkan Universitas Darrul Hadits Dammaj dapat kita pelajari dari perilaku-perilaku diantara mereka para pengaku pengikut pemahaman Salafush Sholeh sebagaimana yang terlukiskan dalam tulisan pada
http://isnad.net/media/Muhammad_Sewed_di_Gugat.pdf
http://isnad.net/?dl_name=kumal-kumal-dzul-akmal.pdf
http://isnad.net/dialog-luqman-hizbi-firanda-sururi
http://isnad.net/?dl_name=dzulqornain_yayasan.rar
http://isnad.net/media/dzul-akmal-undercover.pdf
Contohnya kami kutipkan dari http://isnad.net/?dl_name=kumal-kumal-dzul-akmal.pdf
*****awal kutipan****
Telah di ketahui bersama apa yang di lontarkan oleh Dzul Akmal (alias : Marhain) terhadap Syaikh Yahya hafidhohulloh dan beberapa ikhwah lain, terkhusus untuk ana secara pribadi, berupa lontaran-lontaran yang keluar dari orang yang sakit jiwanya, ndongkol hatinya, panas temperaturnya, dan tak terkontrol mulutnya, maka ketika ikhwah banyak yang meminta ana untuk memberi sedikit komentar akan kelacutannya, yang pada mulanya ana tidak begitu respon dengan hal itu –dikarenakan– sudah mutawatir akan siapa dan ada apa serta bagaimana si Dzul Kumal ini, baik dari sisi mulut besarnya, otak dan atau akhlaqnya yang tidak terpuji dimata orang-orang sholih- akhirnya dengan sedikit rasa malas anapun tulis risalah ini dengan judul “ KUMAL-KUMAL DZUL AKMAL’’ .
******akhir kutipan******

Padahal Ust Dzul Akmal juga ulama yang mengaku-aku mengikuti pemahaman Salafush Sholeh, sebagaimana contohnya terlukiskan pada http://sunniy.wordpress.com/2011/09/13/hadirilah-majelis-al-ustadz-dzul-akmal-di-kota-jambi-17-18-september-2011/

Mereka tuliskan 10 keistimewaan Darul Hadits Dammaj, http://isnad.net/keistimewaan-darul-hadits-dammaj
Mereka tuliskan kurikulum yang diajarkan http://isnad.net/apa-yang-diajarkan-di-darul-hadits-dammaj
Apakah yang tidak di ajarkan pada Darul Hadits Dammaj ?

Hampir kebanyakan pondok pesantren modern tidak mengajarkan bagaimana cara (tharikat) memperjalankan diri kepada Allah ta'ala

Ilmu yang banyak tidak menjamin dekat kepada Allah Azza wa Jalla sebagaimana yang telah diuraikan dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/10/04/semakin-jauh-darinya/

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya, maka dia tidak bertambah dekat kepada Allah melainkan bertambah jauh“.

Urutannya adalah Ilmu --> Amal ---> Akhlak

Manusia yang dekat Allah hanyalah 4 golongan manusia yakni para Nabi (yang utama Rasulullah), para Shiddiqin, para Syuhada, dan orang-orang sholeh atau manusia yang berakhlakul karimah.

Tidak sebagaimana ilmu-ilmu lainnya yang dipelajari dalam bangku sekolah yang hanya membutuhkan pemahaman secara ilmiah menggunakan akal pikiran / rasio / logika, dalam hal ilmu agama atau memahami Al Qur'an dan As Sunnah sangat dibutuhkan pemahaman secara hikmah menggunakan akal qalbu atau hati. Pemahaman secara hikmah tergantung akan hidayah atau karunia dari Allah Azza wa Jalla.

Allah Azza wa Jalla berfirman yang artinya “Allah menganugerahkan al hikmah (pemahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya Ulil Albab yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)“. (QS Al Baqarah [2]:269 ).

Mereka yang dikarunia pemahaman secara hikmah dapat mempergunakan akal qalbu.
Hati tidak pernah berdusta. Firman Allah ta’ala yang artinya, ‘Fu’aad (hati) tidak pernah mendustai apa-apa yang dilihatnya’ (QS An Najm [53]:11).

Wabishah bin Ma’bad r.a. berkata: Saya datang kepada Rasulullah Saw., beliau bersabda, “Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan?” Saya menjawab, “Benar.”Beliau bersabda, “Mintalah fatwa kepada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa-apa yang menenteramkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberi fatwa yang membenarkanmu.” Ini adalah hadits yang kami riwayatkan dari dua imam, yaitu Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Ad-Darami dengan sanad hasan

Nawas bin Sam’an r.a. meriwayatkan dari Nabi Saw., beliau bersabda, “Kebaikan adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah segala hal yang mengusik jiwamu dan engkau tidak suka jika orang lain melihatnya. “(Diriwayatkan oleh Imam Muslim).

Mereka yang dapat mempergunakan akal qalbu adalah mereka yang membersihkan hati (tazkiyatun nafs) yang berarti mengosongkan dari sifat sifat yang tercela (takhalli) kemudian mengisinya dengan sifat sifat yang terpuji (tahalli) yang selanjutnya beroleh kenyataan Tuhan (tajjalli) atau mencapai muslim yang berma'rifat atau melihat Rabb dengan hatinya.

Manusia terhalang atau menghijabi dirinya sehingga tidak dapat melihat Rabb dengan hatinya adalah karena dosa mereka. Setiap dosa merupakan bintik hitam hati (ketiadaan cahaya), sedangkan setiap kebaikan adalah bintik cahaya pada hati Ketika bintik hitam memenuhi hati sehingga terhalang (terhijab) dari melihat Allah. Inilah yang dinamakan buta mata hati.

Sebagaimana firman Allah ta’ala yang artinya,
“Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).” (QS Al Isra 17 : 72)
“maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (al Hajj 22 : 46)

Mereka yang telah berma'rifat, bertemu dan berkomunikasi dengan Allah Azza wa Jalla dibelakang tabir/hijab cahaya dan dipahami oleh qalbu sehingga dapat memahami cahayaNya/petunjukNya atau memahami segala firmanNya atau dapat memahami Al Qur'an dan As Sunnah.

Diriwayatkan dari Abu Musa al-‘Asy’ari:
قَامَ فِيْنَا رَسُوْلُ اللهِِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَنَامُ وَلاَ يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَنَامَ يَخْفَضُ الْقِسْطَ وَيَرْفَعُهُ. يَرْفَعُ إِلَيْهِ عَمَلَ اللَّيْلِ قَبْلَ عَمَلِ النَّهَارِ وَعَمَلَ النَّهَارِ قَبْلَ عَمَلِ اللَّيْلِ حِجَابُهُ النُّوْرُ. (رواه مسلم)
Berdiri Rasulullah صلى الله عليه وسلم di depan kami dengan menyampaikan lima kalimat. Beliau berkata: “Sesungguhnya Allah tidak tidur dan tidak layak bagi-Nya tidur, menurunkan timbangan dan mengangkatnya, diangkat kepadanya amalan malam sebelum amalan siang, dan amalan siang Sebelum amalan malam, dan hijab-Nya adalah cahaya. (HR. Muslim)

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلاَّ وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولاً فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ.
(“Dan tidak mungkin bagi seorang manusia bahwa Allah berkata dengannya kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinNya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana). (HR. Bukhari-Muslim).

Jadi pemahaman secara hikmah diperoleh dengan memperjalankan diri hingga sampai (wushul) kepada Allah Azza wa Jalla.

Pondok Pesantren Traditional (Salafiyyah), Kyai mengajarkan ilmu agama langsung kepada santri dengan cara sorogan (individual) dan bandongan (kelompok), tidak ada penjenjangan belajar, pengajaran berdasarkan kompetensi santri (sistem berbasis kompetensi). Kyai memiliki otoritas besar dan mutlak ditaati, serta kebanyakan tidak memberikan ijazah sebagai tanda keberhasilan belajar. Bahkan santri "bekerja" atau membantu Kyai dalam kehidupan sehari-hari seperti mencangkul sawah, mengurus kebun, kolam ikan dan lain sebagainya.

Para Kyai pada hakikatnya membantu, membimbing, menghantarkan santri menuju kepada Allah sedangkan semuanya terpulang pada kemauan dan upaya santri memperjalankan dirinya kepada Allah Azza wa Jalla. Para Kyai mempunyai kompetensi untuk mengetahui perjalanan ruhani para santrinya.

Rasulullah mengkiaskanya "aku mendengar derap sandalmu di dalam surga" (HR Muslim 4497)

Selengkapnya telah kami uraikan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/09/29/derap-sandalmu/

Kesimpulan kami sebagian besar pondok pesantren modern memang berhasil mencetak ulama (ahlli ilmu) namun belum tentu alim ulama atau ulama yang sholeh, ulama yang berakhlakul karimah, ulama yang telah mencapai Ihsan, ulama yang telah berma'rifat.

Cara / Jalan / Thariqat untuk mencapai ulama yang Ihsan atau berma'rifat adalah dengan menjalankan tasawuf dalam Islam.

Tasawuf hanyalah sebuah istilah. Memang istilah ini ditemukan dalam keyakinan kaum non muslim dan semua sepakat bahwa tasawuf adalah istilah untuk cara/jalan mengenal atau mendekatkan diri kepada Tuhan. Tasawuf dalam Islam adalah thariqat (jalan) untuk mencapai muslim yang Ihsan atau muslim yang berakhlakul karimah. Sejak dahulu kala di perguruan tinggi Islam, tasawuf adalah pendidikan akhlak.

Ahmad Shodiq, MA-Dosen Akhlak & Tasawuf, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menceritakan kisah sedih pendidikan akhlak dalam sistem pendidikan. Ia merupakan dilema, antara jauhnya standar akhlak menurut kualitas hidup sufi, dengan angkuhnya sistem pendidikan. Dilema sistemik ini dipersedih oleh fakta bahwa para gurupun ternyata jauh dari standar akhlak, dalam sebuah ruang kelas, dimana para murid hanya mencari coretan nilai, atau sebatas titik absensi. Selengkapnya dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/06/07/pendidikan-akhlak/

Universitas Darul Hadits dan kebanyakan pondok pesantren modern hanya mempelajari perkara syariat. Padahal para pemimpin ijtihad kaum muslim (Imam Mujtahid Mutlak) alias Imam Mazhab yang empat telah memperingatkan kita bahwa janganlah hanya mendalami perkara syariat semata.

Imam Malik ra menyampaikan nasehat (yang artinya) “Dia yang sedang tasawuf tanpa mempelajari fikih (perkara syariat) rusak keimanannya , sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan Tasawuf rusaklah dia ., hanya dia siapa memadukan keduanya terjamin benar” .

Imam Syafi’i ra menyampaikan nasehat (yang artinya) ,”Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik (ihsan)?”
[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]

Ciri-ciri mereka yang menjalani tasawuf dan berhasil mencapai muslim yang Ihsan atau muslim berma'rifat, diistilahkan oleh Imam Syafi'i ra adalah mereka yang merasakan "kelezatan takwa". Mereka yang mendapatkan kenikmatan bertemu dengan Tuhan, kenikmatan yang dirasakan oleh muslim kebanyakan di akhirat kelak.

Diriwayatkan oleh Anas Ra, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata “….kesenanganku dijadikan dalam shalat”

Mereka yang dikatakan oleh Rasulullah sebagai "Ash-shalatul Mi’rajul Mu’minin“, “sholat itu adalah mi’rajnya orang-orang mukmin“. yaitu naiknya jiwa meninggalkan ikatan nafsu yang terdapat dalam fisik manusia menuju ke hadirat Allah

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya kalian apabila sholat maka sesungguhnya ia sedang bermunajat (bertemu) dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti bagaimana bermunajat dengan Tuhan”

Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya sembahyang (Sholat) itu memang berat kecuali bagi mereka yang khusyu’ yaitu mereka yang yakin akan berjumpa dengan Tuhan mereka, dan sesungguhnya mereka akan kembali kepadaNya”. (QS. Al-Baqarah 2 : 45).

Sholat adalah saat-saat utama bertemu dengan Allah Azza wa Jalla,

Pada hakikatnya dengan dzikrullah kita dapat memperjalankan diri kita kepada Allah.

Dalam suatu riwayat. ”Qoola a’liyy bin Abi Thalib: Qultu yaa Rosuulolloh ayyun thoriiqotin aqrobu ilallohi? Faqoola Rasullulohi: dzikrullahi”. artinya; “Ali Bin Abi Thalib berkata; “aku bertanya kepada Rasullulah, jalan/metode(Thariqot) apakah yang bisa mendekatkan diri kepada Allah? “Rasullulah menjawab; “dzikrulah.”

Dzikrullah yang memperjalankan diri kita agar sampai (wushul) kepada Allah Azza wa Jalla atau jalan (tharikat) menedekatkan diri kita kepada Allah Azza wa Jalla

Banyak dzikrullah dapat dilakukan setiap saat, setiap waktu, setiap detik , setiap detak jantung kita sebagaimana Ulil Albab “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (QS Ali Imran [3] : 191)

Dengan menjalankan tasawuf, mereka mencapai muslim yang ihsan, muslim yang berma'rifat, minimal mereka yang selalu merasa diawasi oleh Allah Azza wa Jalla atau yang terbaik mereka yang dapat melihat Allah dengan hati maka mereka mencegah dirinya dari melakukan sesuatu yang dibenciNya , menghindari perbuatan maksiat, menghindari perbuatan keji dan mungkar hingga terbentuklah muslim yang berakhlakul karimah sesuai dengan tujuan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam diutus oleh Allah Azza wa Jalla

Rasulullah menyampaikan yang maknanya “Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak.” (HR Ahmad).

Muslim yang berma'rifat tidak ada kekhawatiran dan tidak (pula) mereka bersedih hati menghadapi segala permasalahan hidup karena mereka tahu bahwa apapun permasalahan hidup yang dialami pada hakikatnya telah "disodorkan" oleh Allah Azza wa Jalla sehingga apapun yang telah disodorkanNya mereka hadapi dengan sikap dan perbuatan yang dicintaiNya pula.

Wassalam

Rabu, 16 November 2011

Angin matahari


Plasma pada angin matahari bertemu di heliopause

Angin matahari adalah suatu aliran partikel bermuatan (yakni plasma) yang menyebar ke segala arah dari atmosfer terluar matahari yang dikenal dengan korona. Kecepatan alirnya sekitar 400 km/dt, dengan waktu tempuh dari matahari ke bumi selama 4-5 hari.

Angin matahari tersusun terutama oleh elektron ber-energi tinggi dan proton(sekitar 500 keV), yang mampu melepaskan diri dari gravitasi sebuah bintang karena energi termal nya yang sangat tinggi.

Banyak fenomena yang diakibatkan oleh angin matahari, termasuk badai geomagnetik, aurora (cahaya utara), sebagai penyebab mengapa arah ekor komet selalu menjauhi matahari, serta formasi bintang-bintang jauh.

Angin bintang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Angin bintang adalah aliran gas, netral maupun bermuatan, dari bagian atas atmosfer bintang. Angin bintang memiliki perbedaan karakteristik dengan aliran bipolar yang lebih terkolimasi, meskipun angin bintang tidak selalu simetris sferis.

Bintang dengan kelas yang berbeda memiliki type angin yang berbeda pula. Bintang-bintang pasca-deret utama, yang sedang berada di penghujung hidupnya, seringkali melontarkan angin dengan kecepatan rendah (v = 10 km s − 1), tetapi dalam jumlah yang besar (\dot{M} > 10^{-3} massa matahari per tahun). Termasuk dalam jenis ini adalah bintang raksasa merah, maharaksasa merah, dan yang berada dalam cabang raksasa asimptotik. Angin bintang type ini di”tiup”kan oleh tekanan radiasi pada debu-debu yang terkondensasi di atmosfer bagian atas bintang.

Bintang-bintang kelas G, seperti Matahari, memiliki angin yang di”tiup”kan oleh korona mereka yang termagnetisasi dan panas. Angin matahari kebanyakan terdiri dari elektron dan proton berenergi tinggi (sekitar 1 keV) yang dapat lepas dari pengaruh gravitasi matahari karena mendapatkan cukup energi kinetik dari tingginya temperatur korona.

Bintang-bintang masif berkelas O dan B, memiliki angin dengan laju kehilangan massa yang lebih rendah (\dot{M} < 10^{-6} massa matahari per tahun), tetapi memiliki kecepatan sangat tinggi (v > 1 − 2000 km s − 1). Angin type ini di”tiup”kan oleh tekanan radiasi pada garis-garis serapan resonansi unsur-unsur berat seperti karbon dan nitrogen.[1] Angin berenergi tinggi seperti ini menghembuskan gelembung angin bintang.

Meskipun selama masa deret utama angin bintang tidak begitu memengaruhi evolusi bintang, namun pada masa pasca-deret utama, kehilangan massa melalui mekanisme angin bintang dapat menentukan nasib akhir sebuah bintang. Banyak bintang dengan massa menengah menempuh akhir hidup sebagai katai putih daripada meledak sebagai supernova hanya karena mereka kehilangan begitu banyak massa melalui mekanisme angin bintang

Angin bintang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Angin bintang adalah aliran gas, netral maupun bermuatan, dari bagian atas atmosfer bintang. Angin bintang memiliki perbedaan karakteristik dengan aliran bipolar yang lebih terkolimasi, meskipun angin bintang tidak selalu simetris sferis.

Bintang dengan kelas yang berbeda memiliki type angin yang berbeda pula. Bintang-bintang pasca-deret utama, yang sedang berada di penghujung hidupnya, seringkali melontarkan angin dengan kecepatan rendah (v = 10 km s − 1), tetapi dalam jumlah yang besar (\dot{M} > 10^{-3} massa matahari per tahun). Termasuk dalam jenis ini adalah bintang raksasa merah, maharaksasa merah, dan yang berada dalam cabang raksasa asimptotik. Angin bintang type ini di”tiup”kan oleh tekanan radiasi pada debu-debu yang terkondensasi di atmosfer bagian atas bintang.

Bintang-bintang kelas G, seperti Matahari, memiliki angin yang di”tiup”kan oleh korona mereka yang termagnetisasi dan panas. Angin matahari kebanyakan terdiri dari elektron dan proton berenergi tinggi (sekitar 1 keV) yang dapat lepas dari pengaruh gravitasi matahari karena mendapatkan cukup energi kinetik dari tingginya temperatur korona.

Bintang-bintang masif berkelas O dan B, memiliki angin dengan laju kehilangan massa yang lebih rendah (\dot{M} < 10^{-6} massa matahari per tahun), tetapi memiliki kecepatan sangat tinggi (v > 1 − 2000 km s − 1). Angin type ini di”tiup”kan oleh tekanan radiasi pada garis-garis serapan resonansi unsur-unsur berat seperti karbon dan nitrogen.[1] Angin berenergi tinggi seperti ini menghembuskan gelembung angin bintang.

Meskipun selama masa deret utama angin bintang tidak begitu memengaruhi evolusi bintang, namun pada masa pasca-deret utama, kehilangan massa melalui mekanisme angin bintang dapat menentukan nasib akhir sebuah bintang. Banyak bintang dengan massa menengah menempuh akhir hidup sebagai katai putih daripada meledak sebagai supernova hanya karena mereka kehilangan begitu banyak massa melalui mekanisme angin bintang

Angin bintang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Angin bintang adalah aliran gas, netral maupun bermuatan, dari bagian atas atmosfer bintang. Angin bintang memiliki perbedaan karakteristik dengan aliran bipolar yang lebih terkolimasi, meskipun angin bintang tidak selalu simetris sferis.

Bintang dengan kelas yang berbeda memiliki type angin yang berbeda pula. Bintang-bintang pasca-deret utama, yang sedang berada di penghujung hidupnya, seringkali melontarkan angin dengan kecepatan rendah (v = 10 km s − 1), tetapi dalam jumlah yang besar (\dot{M} > 10^{-3} massa matahari per tahun). Termasuk dalam jenis ini adalah bintang raksasa merah, maharaksasa merah, dan yang berada dalam cabang raksasa asimptotik. Angin bintang type ini di”tiup”kan oleh tekanan radiasi pada debu-debu yang terkondensasi di atmosfer bagian atas bintang.

Bintang-bintang kelas G, seperti Matahari, memiliki angin yang di”tiup”kan oleh korona mereka yang termagnetisasi dan panas. Angin matahari kebanyakan terdiri dari elektron dan proton berenergi tinggi (sekitar 1 keV) yang dapat lepas dari pengaruh gravitasi matahari karena mendapatkan cukup energi kinetik dari tingginya temperatur korona.

Bintang-bintang masif berkelas O dan B, memiliki angin dengan laju kehilangan massa yang lebih rendah (\dot{M} < 10^{-6} massa matahari per tahun), tetapi memiliki kecepatan sangat tinggi (v > 1 − 2000 km s − 1). Angin type ini di”tiup”kan oleh tekanan radiasi pada garis-garis serapan resonansi unsur-unsur berat seperti karbon dan nitrogen.[1] Angin berenergi tinggi seperti ini menghembuskan gelembung angin bintang.

Meskipun selama masa deret utama angin bintang tidak begitu memengaruhi evolusi bintang, namun pada masa pasca-deret utama, kehilangan massa melalui mekanisme angin bintang dapat menentukan nasib akhir sebuah bintang. Banyak bintang dengan massa menengah menempuh akhir hidup sebagai katai putih daripada meledak sebagai supernova hanya karena mereka kehilangan begitu banyak massa melalui mekanisme angin bintang

Kelahiran dan Kematian Bintang

“Ada langit, di atas sana, keseluruhannya berbintikkan bintang-bintang, dan kami biasa berbaring tertelentang sambil menatap ke atas kepada mereka, dan memperbincangkan tentang apakah mereka dibuat, atau sekedar ada. (Mark Twain, Huckleberry Finn)

Seperti juga manusia, bintang pun mengalami evolusi -lahir, berkembang dan mati. Nah, bagaimana bintang dilahirkan?

Bintang-bintang baru lahir setiap saat. Pada malam hari, coba arahkan pandangan kita ke langit. Apa yang terlihat? kegelapan yang sangat luas dan menakjubkan, ditaburi bintang-bintang yang bercahaya gemerlapan. Di antara bintang-bintang itu ada sebuah daerah yang sangat gelap, tempat di mana tak satupun bintang bersinar. Di sanalah tempat awan raksasa ruang angkasa berdiam, bukan awan yang ada di langit, seperti yang bisa dilihat kasat mata dari bumi atau ketika kita naik pesawat udara. Awan raksasa itu terbentuk dari partikel-patikel yang sangat kecil (bisa atom, molekul, dan lainnya dan tentu saja energi) yang mengambang di dalamnya. Partikel-partikel kecil itu bergerak-gerak, sebagian di antaranya berkumpul dan menyatu membentuk gumpalan materi yang sangat besar. Materi itu apa?

Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Massa adalah sesuatu yang dipengaruhi gravitasi. Gravitasi adalah salah satu dari 4 energi dasar yang mempengaruhi massa. Singkatnya, materi, ruang, waktu, dan energi saling mendefiniskan. :)

Gumpalan-gumpalan besar itu berputar, menarik lebih banyak lagi partikel. Namun gumpalan yang berputar itu tidak semakin besar, justru sebaliknya mengerut semakin kecil. Penjelasan sederhananya seperti ini. Misalkan kamu menarik temanmu. Apa yang terjadi? Jarak kamu dan dia semakin pendek, atau semakin mengecil, bukan?

Bersamaan dengan semakin mengecil ukurannya, bola itu semakin panas dan semakin terang cahayanya. Kemudian meledak dan melontarkan lapisan luarnya yang terdiri dari gas-gas yang panas membara ke semua arah. Sisanya berubah menjadi sebuah bintang. Dan hei, bisa jadi itu matahari (matahari adalah sebuah bintang juga, bukan?).

Namun tidak ada yang abadi, pun bintang yang kita lihat. Di akhir kehidupannya, bintang itu akan meledak, yaitu ketika tidak ada lagi partikel-partikel kecil untuk digabungkan menjadi partikel-partikel besar. Bintang akan mengembang semakin besar dan besar, sampai mencapai ukuran yang tak seorangpun sanggup membayangkannya. Kemudian meledak serta melontarkan semua atom-atom besar yang telah dibentuk oleh bintang itu di dalam perutnya ke angkasa, menyisakan sebentuk awan baru yang sangat indah, penuh dengan warna-warni dan materi-materi baru. Awan-awan tersebut akan bercampur dengan awan-awan lain, dari bintang-bintang lain yang juga telah meledak. Setelah mendingin, semua gas dari awan-awan itu akan membentuk awan raksasa, yang kelak menjadi tempat lahirnya sebuah bintang baru.

Btw, tahukah kamu bahwa elemen-elemen yang membentuk tubuh kita adalah berasal dari bintang? Hmm, ingin tahu? Minggu depan ya

Dunia Niels Bohr

Komik tentang penggagas fisika kuantum ini langsung memincut perhatian saya. Suatu kebetulan yang menarik, karena saya memang sedang mencarinya :) .

Berawal dari rasa penasaran, yang disebabkan oleh obrolan-obrolan ringan kami (siapa lagi? ya dengan 2 orang itu lah) yang seringkali menyinggung nama fisika kuantum membuat saya bertekad mencari tahu. Deuh, terdengar seperti tentara yang siap maju perang aja ;)

Jadi, apa itu kuantum? Kuantum itu asal katanya kuanta, artinya partikel cahaya. Nah, lucu nih, sebelum lebih jauh membahas kuantum, partner minta saya baca ini dulu. Ah, apa hubungannya kopi dengan fisika kuantum? Nah, sudah baca artikel yang di link-itu? Dan, seperti itulah cahaya. Cahaya dikeluarkan dalam bentuk gelombang-gelombang. Gelombang yang dikeluarkan ternyata tidak sembarang, namun dalam paket ukuran tertentu. Seperti kopi tadi hanya bisa dijual dalam ukuran 100 gr, 200, dstnya. Tidak bisa 80 gr misalnya. Nah, itulah yang dimaksud dengan kuantum, paket.

Nah, apa yang membedakan fisika kuantum dengan teori fisika lainnya?

Fisika kuantum
adalah perilaku alam pada level atomik (mikrokosmos). Contohnya, masih ingat cerita posisi elektron di sini? Bahwa kita tidak bisa memprediksi posisi elektron. Karena dalam fisika kuantum alam semesta bersifat acak.

Teori fisika lainnya bermain pada level makrokosmos (alam semesta) dan bersifat determinis. Maksudnya semua perilaku alam bisa dijelaskan melalui hubungan aksi-reaksi biasa.

Nah, gambaran berikut dari sobat.
Kehidupan kita sehari-hari di bumi terikat dalam hukum gravitasi Newton. Dalam semesta yang lebih besar (makrokosmos) gravitasi Newton harus minggir dan digantikan oleh teori relativitas Einstein. Tapi dalam semesta yang lebih kecil (mikrokosmos), dalam hal ini level atomik, baik gravitasi ataupun relativitas harus menyingkir dan digantikan teori kuantum.

Untuk ke-3 teori di atas walaupun sama-sama valid namun tidak mampu bergerak dengan keserasian. Karena itulah para fisikawan sekarang sedang mencari apa yang disebut dengan Theory of everything. Maksudnya, mereka mencari ‘sesuatu’ yang dapat menggabungkan gravitasi, relativitas, dan teori kuantum.

Baru bab 1 ini, ya, kita lanjutkan kapan-kapan :) .

dokumentasi: http://www.alltooflat.com/geeky/scientists/?idx=11

Oleh: Rony Ardiansyah Kehidupan Bintang Berawal dari Dukhan


11 November 2011 - 09.45 WIB > Dibaca 48 kali


SEPERTI halnya manusia, bintang pun memiliki siklus kehidupan. Ia lahir, berkembang, dewasa, tua dan mati. Semuanya terjadi karena bintang pun merupakan makhluk ciptaan Allah SWT. Setiap detak kehidupannya terikat dengan hukum-hukum yang telah digariskan. Ia hadir sesuai kehendak-Nya. Ia menjalani hidup sesuai ketetapan-Nya. Ia pun mati sesuai skenario yang telah diatur-Nya.

Marilah kita ikuti perjalanan sang bintang bersama Tauhid Nur Azhar & Eman Sulaiman dalam bukunya: Ajaib bin Aneh. Sejak awal mula dilahirkan, ukuran atau massa bintang mengalami perkembangan. Berdasarkan massanya, para bintang dikelompokkan menjadi bintang bermassa sangat kecil, kecil, sedang, dan besar. Uniknya, hidup matinya para bintang ini sangat dipengaruhi oleh kapasitas massanya. Semakin kecil massa bintang, semakin lambat waktu yang ditempuh dari awal kelahirannya sampai akhir masa kehidupannya. Sebaliknya, semakin besar massa bintang, semakin cepat pula akhir massa hidupnya.

Sesungguhnya, proses kelahiran sebuah bintang adalah gambaran dari proses terciptanya alam semesta. Sebuah bintang berawal dari proses yang terjadi di materi antar bintang (MAB) yang berupa awan, gas dan debu. Para astronom menyebut dengan nama nebula, sedangkan Alquran menyebut dengan kata “dukhan”. Ikatan antar molekul mulai terbentuk akibat adanya gaya tarik gravitasi. Mereka semua ber-thawaf, ber-spin. Dari proses semacam ini, lahirlah sebuah bintang kecil yang akan terus berlatih menjalankan reaksi fusi yang sempurna. Ia akan terus membangkitkan energi nuklir yang ada di pusatnya. Jika reaksi telah sempurna, bintang pun akan menjadi sosok cemerlang. Cahayanya menerangi lingkungan sekitarnya. Ukuran kecermerlangan sebuah bintang dilihat dari seberapa banyak ia menghadirkan cahaya yang bisa menerangi lingkungan sekitarnya.

Konsep ini mirip dengan konsep terbaik sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW. Menurut beliau, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sekitarnya. Ada sebuah teori dari Hertzprung Russel yang menggambarkan bagaimana sebuah bintang mengakhiri hidupnya. Sebuah bintang besar yang kehabisan atom hidrogen di intinya, biasanya akan menggunakan persediaan hidrogen yang ada dilapisan lebih luar, demikian selanjutnya. Pada saat-saat menjelang kematiannya, bintang tersebut tampak menggelembung serta bersinar sangat cemerlang. Setelah fase ini usai dengan memberikan yang terbaik, ia akan mengempis dan menjadi sebuah bintang kecil berwarna putih serta bergrafitasi tinggi (berbobot). Bintang tersebut menjadi sumber nilai yang bijaksana, sederhana suci, dan sangat berbobot namanya adalah katai putih.

Dapat dibayangkan sebagai seorang yang menjadi tenang, dan bijaksana. Sebaliknya, sebuah bintang megalomania yang berukuran sangat besar, akan mengakhiri hidupnya dengan cara yang berbeda. Bintang super raksasa ini seolah ingin mengakhiri hidup dengan cara spektakuler. Ia meledak dengan sangat dahsyatnya dan mengundang segenap perhatian seisi alam semesta. Ledakan dahsyat ini bernama supernova, sebagai pentas terakhir sang mega bintang. Saat terjadi ledakan supernova, materi di pusat bintang mengalami keruntuhan dan memampat. Bagian luarnya terlempar dengan kecepatan puluhan ribu kilometer per detik. Dan hasilnya, pusat bintang yang mampat ini akan menjadi bintang yang disebut bintang neutron alias lubang hitam dengan jari-jari sekitar 10 Km, namun massa menyerupai massa matahari yang berjari-jari 700 ribu Km.
Jika supernova menghasilkan bintang neutron alias lubang hitam (black hole), bintang neutron akan menyerap semua elektron kulitnya kedalam inti. Ia menarik kembali seluruh cahaya yang dipancarkannya dan akan menarik materi dari sekitarnya, sehingga sebagian meteri akan tersedot ke dalamnya. Adapun sebahagiannya lagi, akan mengorbit mengelilinginya dengan kecepatan tinggi. Akibat tarikan tersebut suhu di sekitar lubang hitam akan meningkat sangat tinggi sehingga terpancarlah sinar X. Sinar inilah yang diamati oleh astronom di bumi.

Apakah makna semua ini? Kekosongan hati diganti dengan kesenangan-kesenangan semu. Akhirnya bintang neutron hanya bisa memancakkan cahaya membentuk sebuah garis (ke luar ke dalam, atau ke kiri ke kanan), seolah hanya memikirkan dirinya sendiri, pribadi yang sangat egosentris, sedangkan lubang hitam lebih mencemaskan lagi menyedot semua energi dan materi yang ada di sekitarnya. Dalam ukurannya dan proporsinya, setiap unsur di alam semesta teramat bijak dan cerdas dalam memaknai perannya. Marilah kita lihat salah satu bintang terdekat dengan bumi kita, yaitu matahari. Ia terus bersedekah dengan memberi potensi energi yang dimilikinya untuk menjamin kehidupan makhluk lain di tempat-tempat yang jauh jaraknya. Ia tidak pernah mengeluh. Ia terus berproses mereaksikan hidrogen secara fusi untuk menghasilkan atom ringan helium hingga menghasilkan sekumpulan elektron energi.

Lihat pula bulan yang teguh dalam fungsinya sebagai satelit yang mengorbit. Dengan patuh, ia mengekor ke mana saja planet induknya pergi. Ia pun terus berusaha memantulkan kebaikan matahari. Keteraturan orbital serta cahaya yang dipantulkannya menjadi penunjuk jalan, arah, serta patokan penanggalan tahun Kamariah. Posisinya mengakibatkan pula terjadi proses pasang surut di permukaan bumi. Tak heran, jika pada malam purnama terjadi hal-hal aneh pada manusia dan hewan. Darah yang naik ke kepala akibat gravitasi akan memunculkan aktivitas kelenjar-kelenjar hipotalamus dan hipofisis, sehingga manusia lebih mampu meningkatkan arus impuls dan menimbulkan pusaran logika. Pada keluarga cumi-cumi, kondisi ini akan merangsang hormon-hormon produksi yang mendorong mereka menjadi lebih aktif bereproduksi. Marilah kita menjadi saksi laksana pribadi matahari yang ikhlas, serta menjadi pribadi bulan yang memantulkan kebaikan. Semoga.***

Rony Ardiansyah
Peminat Sains Quran/Dosen Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil UIR

copyrigt; Juned Topan.. Diberdayakan oleh Blogger.