This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 14 Maret 2012

Kajian: Kabar kelahiran Rasulullah Muhammad s.a.w dalam Kitab Suci Agama Bumi


Kajian: Kabar kelahiran Rasulullah Muhammad s.a.w dalam Kitab Suci Agama Bumi

Tidaklah terbantahkan, Allah telah merencanakan segala kehendaknya dengan sempurna. Dari penciptaan langit dan bumi beserta segala isinya, serta segala sesuatu yang masih bias di mata kita. Kehadiran sang nabi besar Muhammad s.a.w yang merupakan utusan terakhir-Nya pun adalah rencana yang sangat agung. Dalam kitab-kitab suci yang diberikan pada rasul-rasul sebelumnya kabar berita mengenai akan hadirnya sang nabi akhir jaman sudah tertulis. Oleh karenanya dalam Al Qur’an Allah sampai membuat suatu perumpamaan/sindiran bagi ahli kitab bahwa mereka mengenal Rasulullah seperti mengenal anak cucu mereka sendiri. Akan tetapi banyak sekali isi kitab itu telah diubah, dihapus dan didustakan demi kepentingan mereka. Orisinalitas yang telah hilang itu membuat keabsahan berita tentang ayat yang tersurat dengan jelas tentang kelahiran sang nabi besar akhir jaman lenyap walaupun masih banyak kajian untuk membuktikan kebenaran berita nabi akhir jaman dengan mengacu ayat-ayat yang tersirat yang masih tercantum dalam injil.

Namun, baru-baru ini terdapat suatu temuan-temuan dari kitab suci agama bumi, yakni Hindu, Budha dan Zoroaster. Apakah ini merupakan suatu rencana dan intervensi Allah, Dzat Yang Merencanakan segala sesuatu dengan sempurna setelah banyak ayat-ayat-Nya dalam kitab sebelum Al-Qur’an didustakan ? Wallahu a’lam. Temuan-temuan ini memang menjadi suatu kajian dan masih diperdebatkan. Namun temuan-temuan ini tentu saja bukanlah suatu temuan yang tanpa dasar kuat. Mari kita kupas temuan-temuan ini (Diambil dari berbagai sumber)

Nabi Muhammad dalam Kitab Weda (Hindu): Kalki Avatar

Seorang profesor beragama Hindu asal India bernama Pundit Vedaprakash Upadhyai, merilis buku yang berjudul “Kalki Avatar” . Pundit Vedaprakash Upadhyai adalah seorang Hindu Brahmana dari Bengali. Dia adalah peneliti di Universitas Allahabad di India.
Baru-baru ini sebuah buku yang menyingkap fakta tersebut telah diterbitkan. Buku itu menjadi topik diskusi dan perbincangan di seluruh negeri.

Keterangan dari Pundit Vaid Parkash telah disiarkan di BIC News pada 8 Desember 1997 yang diterjemahkan oleh Mir Abdul Majeed. Sebelumnya, pernah dimuat di The Message, edisi Oktober 1997. Tidak kurang 8 pundit besar mendukung dan merestui butir-butir argumennya sebagai hal yang otentik.

Dalam bukunya yang membeda isi Weda dan kitab-kitab Hindu lainnya, disebutkan umat Hindu sebenarnya menunggu datangnya seorang “pembimbing dan pemimpin” yang disebut “Kalki Avatar”. Kalki Avatar diyakini akan menjadi panutan umat manusia. Dalam Weda dan beberapa kitab Hindu, point-point penting yang menunjukkan bahwa “Kalki Avatar” merujuk kepada sosok Rasulullah Muhammad s.a.w antara lain:

1. Dalam Purana (salah satu kitab Hindu), disebutkan bahwa Kalki Avatar adalah utusan terakhir dari Tuhan yang akan membimbing seluruh umat manusia.

2. Menurut prediksi agama Hindu, kelahiran Kalki Avatar akan terjadi di Semenanjung (yang menurut agama Hindu kawasan Arab). Ini ramalan yang sesuai dengan faktanya di mana Islam lahir di kawasan Arab

3. Disebutkan, bahwa kalki Avatar lahir dari seorang ayah bernama VISHNUBHAGAT dan ibu bernama SUMAANI. Jika kedua nama itu diartikan, maka akan ditemukan hal yang sangat mengesankan, yakni:

VISHNU (artinya Tuhan) + BHAGAT (artinya Hamba) = Hamba/Abdi Tuhan= ABDULLAH (dalam Bahasa Arab berarti HAMBA ALLAH) adalah nama ayah dari Nabi Muhammad s.a.w.

SUMAANI (berarti kedamaian) = AMINAH (yang berarti kedamaian dalam Bahasa Arab) yang merupakan nama ibu NabI Muhammad s.a.w

4. Dalam buku agama Hindu, disebutkan bahwa makanan pokok Kalki Avatar adalah kurma dan zaitun, dan ia akan menjadi orang yang paling jujur dan dipercaya di daerahnya. Tidak bisa dipungkiri, ciri-ciri tersebut mengacu pada diri Rasulullah s.a.w

5. Dalam Weda (Kitab suci agama Hindu) disebutkan bahwa Kalki Avatar terlahir dari keturunan terhormat. Suku Quraish merupakan suku yang terhormat dan terpandang di Arab

6. Disebutkan bahwa Tuhan akan mengajarkan Kalki Avatar melalui utusannya dalam sebuah gua. Sedangkan Nabi Muhammad s.a.w menerima wahyu Allah dari Malaikat Jibril dalam Gua Hira

7. Tuhan akan menyediakan Kalki Avatar kuda yang sangat cepat untuk berkendara dan naik ke langit ke-tujuh. Bandingkanlah, dengan Buraq yang merupakan tunggangan rasulullah dalam bermi’rat ke Sidratul Muntaha di langit ke-tujuh

8. Tuhan akan membantu Kalki Avatar dengan bantuan ghaib dalam peperangan. Bandingkanlah dengan bantuan Allah dalam setiap pertempuran yang dialami Rasulullah.

9. Salah satu point yang sangat mengejutkan lain adalah kalki avatar dilahirkan pada tanggal 12 dalam sebuah bulan. Faktanya adalah Nabi Muhammad s.a.w dilahirkan tanggal 12 Rabiul Awal.

10. Kalki Avatar adalah penunggang kuda dan pemain pedang yang mahir. Nabi Muhammad s.a.w adalah masuk kriteria tersebut

Merujuk kriteria-kriteria tersebut, sang penulis buku memberikan suatu
ulasan, bahwa seharusnya memang jika semua kriteria Kalki Avatar merujuk pada diri sang nabi besar Muhammad s.a,w, maka seharusnyalah umat Hindu tidak perlu menunggu hingga saat ini sang Kalki Avatar. Karena sang pemimpin besar itu telah melaksanakan tugasnya membuka lembaran baru bagi umat manusia di dunia pada 14 abad yang lalu.

Nabi Muhammad dalam kitab Tripitaka (Budha): Sang Maitreya

Pemimpin Budha, Sidharta Gautama telah meramalkan kedatangan seorang manusia yang diberi wahyu. Dalam Doktrin Budha (The Gospel of Buddha) oleh Caras (hal.217-8) disebutkan bahwa Budha agung yang akan datang ke dunia ini dikenal sebagai “Maitreya”. Yang berarti “pemberi rahmat”. Merujuk pada tugas mulia rasulullah bahwa beliau bertugas sebagai rahmatan lil alamin bagi seluruh umat manusia .

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin)” Al-Quran Surat 21 (Al-Anbya) : 107

Lebih jauh lagi kitab suci kaum Budha, disebutkan bahwa sang Sidharta Gautama berkata“Para pengikutnya (Maitreya) berjumlah ribuan orang, sementara jumlah pengikutku ratusan orang.” Faktanya, pengikut Nabi Muhammad saw berjumlah ribuan orang (sekarang tentunya jutaan).

Dalam Doktrin Budha (oleh Caras, hal.214), seorang Budha yang tercerahkan itu dilukiskan sebagai memiliki kulit yang amat terang dan bahwa seorang Budha memperoleh “pandangan yang luhur di malam hari”. Dalam kenyataan sejarah, Nabi saw acap melakukan shalat malam (tahajjud) sebagai pantulan cintanya yang mendalam kepada Sang Pencipta. Selama hayatnya, Nabi saw tidak pernah meninggalkan shalat malam. Buahnya, beliau mendapatkan pandangan yang tajam untuk merekonstruksi peradaban baru manusia, peradaban Islam.

Dalam Si-Yu-Ki, jilid 1, hal.229, tertulis bahwa “…tak satu kata pun yang mampu menguraikan kemuliaan pribadi Maitreya.” Fakta telah membuktikan, baik kaum muslim maupun non muslim yang melakukan kajian secara obyektif sepakat bahwa Muhammad saw sangatlah rupawan dan menarik baik dari sisi lahiriah maupun batiniah. Ketegasan dan kelembutan pribadi beliau memanifestasikan sifat-sifat Tuhannya. Inilah yang menyulitkan pemaparan kemulian pribadi Nabi saw. Dalam kitab dan jilid yang sama, tercantum “…suara indah dari Bodhisatwa (Maitreya) begitu lembut, merdu, sekaligus santun. Mereka yang mendengar tidak pernah merasa bosan dan puas.” Nabi saw yang lahir dari kalangan Arab tentunya paham benar akan bahasa Arab. Dan, bahasa Arab yang digunakan al-Quran luar biasa indahnya. Karena itu, al-Quran Suci sendiri dinilai sebagai suatu karya kesusastraan khusus dengan bobot tertinggi yang memberikan manfaat kepada kawan dan lawan. Kelembutan Nabi saw dan keindahan bahasa al-Quran menjadikan setiap perkataan Nabi saw tidak pernah dikenai rasa bosan dan letih untuk disimak.

Disebutkan bahwa Budha tersebut tidak punya guru, yakni tanpa menempuh suatu jenjang pendidikan formal. Gautama juga menekankan bahwa Budha itu seorang yang bersahaja yang mengatakan keselamatan itu hanya tergantung pada amal perbuatan individu. Nabi saw sendiri tidak pernah belajar sama sekali dari seorang guru pun. Ilmu yang beliau dapatkan murni dari Allah sebagai buah perenungannya akan kenyataan semesta ditambah kesucian jiwanya.

Satu ciri lagi yang mengacu pada diri rasulullah adalah saat meninggal bentuk fisik tidak akan nampak kembali (setelah Nabi Muhammad wafat, gambar/wujud fisik beliau tidak ada, karena Islam melarang wujud Nabi digambar )

Nabi Muhammad dalam Agama Zoroaster: Astvat-Ereta

Agama Zoroaster merupakan agama bangsa Persia sekitar tahun 2500 SM. Agama tersebut menyembah api sebagai Tuhan mereka. Kitab suci agama zoroaster Mereka memiliki terdiri dari 2 kitab suci yaitu “Dasatir” dan “Avesta”. Dasatir dibagi dua menjadi “Khurda-dasatir” dan Kalan-dasatir”. Sedangkan Avesta dibagi menjadi “Khurda-avesta” dan “Kalan-awesta” serta “Zend avesta (Maha Zen)”.

Dalam Zen-Avesta Farvardin Yasht Bab 28 ayat 129, Buku Keramat Timur volume 23, Zen-Awesta bagian 2 Hal. 220 mengatakan : “ Ia adalah pemenang, ia adalah Soeshyant, namanya “Astvat-ereta”. Uniknya Soeshyant memiliki arti bermanfaat bagi umat manusia dan arti Sekarang kita bandingkan dengan Tugas Rasulullah yang diutus sebagai Rahmatan lil alamin.

Sedangkan Astvad-ereta digambarkan sebagai makhluk yang berperang melawan Iblis dalam kehidupan manusia dan ia akan melawan terhadap pemujaan benda-benda”. Nabi Muhammad adalah pemenang dalam perebutan kota Mekah yang memerangi kaum Quraishy yang memuja Berhala. Disamping itu Islam mengajarkan bahwa Iblis adalah musuh yang nyata dan harus diperangi. Sedangkan bahasa Astvad ereta berasal dari kata Astu yang berarti orang yang berdoa (seorang pemimpin agama), sesuai dengan kata “Ahmad” (nama lain Muhammad) yang berarti seseorang yang berdoa.

Lebih jauh dikatakan bahwa Teman dari Astaved-eresta, mereka akan bertempur melawan Iblis, mereka akan memiliki pemikiran, pendengaran dan penglihatan yang bagus serta berbudi tinggi. Mereka tidak akan tergoyahkan keyakinannya karena hal-hal tersebut. Jika kita telaah Umat terbaik adalah yang sejaman dengan Nabi Muhammad beserta sahabat-sahabat beliau (para Khalifah & Tabi’in)

Ramalan dalam kitab Dasatir dikatakan bahwa kelak para teman-teman Soeshyant akan menaklukkan dan mengalahkan kesombongan Persia dan para pengikutnya, dan mereka tidak menyembah api namun mereka berkiblat ke Ka’bah yang dibangun oleh Ibrahim, yang akan membersihkan pulau itu dan mereka ini akan menjadi rahmat bagi seluruh manusia, mereka akan memerintah daratan rahasia di Persia kecuali Antalkan dan orang-orang ini akan memilih raja yang murah hati.

Dalam Kitab Bundanish ayat 6 sampai 27 dikatakan bahwa Soeshyan akan menjadi nabi yang terakhir. Perhatikan ayat Al-Qur’an berikut ini:

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al-Quran Surat 33:40)

Penutup

Demikianlah, kajian-kajian tentang Ramalan Rasulullah Muhammad s.a.w dalam kitab suci agama bumi. Kajian-kajian ini dirangkum dari berbagai sumber (Link dicantumkan di akhir tulisan). Temuan-temuan ini sudah barang tentu akan menjadi sebuah sebuah kontroversi. Namun tanggapan yang bijak bukanlah sebuah ungkapan, sangkalan atau cercaan yang tidak cerdas tanpa dilampiri bukti-bukti yang juga mendukung.Tanggapan yang bijak adalah sebuah dorongan untuk lebih menggali dan meneliti kajian ini untuk kemudian meluruskan jika ada kesalahan atau membenarkannya jika memang terbukti.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menumbuhkan dorongan pada pembaca untuk lebih giat belajar dan melakukan sharing khasanah keilmuan. Ilmu bukan untuk menjadi sebuah status dan kebanggaan, namun adalah amanah untuk diamalkan dibagi.

Sumber (link):

http://ahmadsamantho.wordpress.com/2010/03/03/prophet-muhammad-pbuh/

http://suakahati.wordpress.com/2008/01/02/agama-zoroaster-budha-meramalkan-muhammad

http://www.ilovezakirnaik.com/muhammad_prophesised/parsis.htm

http://jockerkosong.wordpress.com/2009/01/20/muhammad-dalam-agama-zoroaster-budha/


LINTASAN SEJARAH ISLAM (13)

SISTEM PEMERINTAHAN PADA MASA UMAYYAH

DAN TRAGEDI KERBELA

Abdul Hadi W. M.

Ketika mulai menjalankan pemerintahannya Daulah Umayyah menghapuskan dasar-dasar syurayang telah dilaksanakan pada masa Khalifah al-Rasyidin. Tampuk pemerintahan dan kekuasaan sepenuhnya berada di tangan raja. Sistem pemerintahan yang sentralistik dan monolitik ini didukung oleh kekuatan militer, politik dan diplomasi yang terorganisir rapi. Umayyah meniru sistem Rumawi dan Byzantium, yang sistem pemerintahannya sentralistik dan monolitik, serta otoriter dan hegemonik dalam pelaksanaan.

Sebagai akibat dari perubahan sistem pemerintahan itu maka organisasi politik (al-Nizam al-Siyasah) mengalami perubahan pula. Perubahan asasi terlihat dalam sistem khilafah. Kepala pemerintahan (khalifah) tidak lagi dipilih berdasarkan musyarawarah, melainkan diangkat berdasarkan keturunan. Pemerintahan dengan demikian berada di tangan raja.Penyelewengan dan KKN semakin mudah berkembang.

Dalam menjalankan pemerintahan khalifah dibantu oleh Dewan Sekretaris Negara (Diwan al-Khitabah) dan Dewan Kepegawaian (Diwan al-Hijabah). Diwan al-Khitabah dipimpin oleh seorang ketua dibantu lima orang khatib masing-masing: (1)Khatib al-Rasa’il, untuk urusan surat menyurat kerajaan; (2)Khatib al-Kharraj, untuk urusan pajak dan keuangan; (3) Khatib al-Jund, untuk utusan ketentaraan; (4) Khatib al-Syurthalik, untuk urusan kepolisian; (5) Khatib al-Qadhi, untuk urusan kehakiman.

Umayaah membagi kerajaan ke dalam lima wilayah besar: (1). Hejaz, Yaman dan Najd, yaitu wilayah pedalaman Jazirah Arab. (2) Iraq Arab, yaitu bekas wilayah kerajaan Babylonia, Assyria dan Iraq Persia, termasuk juga Oman, Bahrayn, Karman, Sajistan, Kabul dan Khurasan, serta sebagian wilayah Punjab di India. (3) Mesir dan Sudan. (4) Armenia, Azerbaijan dan Asia Kecil.. (5) Afrika Utara, Libya, Andalusia (Spanyol dan Portugal), Sisilia dan Sardinia.

Tiap wilayah ini diperintah oleh seorang Amir al-`umara (gubernur jendral) dibantu oleh beberapa amir (gubernur). Jabatan amir al-`umara dan `amir diberikan kepada orang Arab. Dalam perkembangannya kemudian pemerintahan Umayyah membentuk organisasi pos dan kepolisian Organisasi pos memainkan peranan penting sejak zaman Mu`awiyah disebabkan luasnya wilayah kerajaan yang harus dihubungkan melalui jaringan komunikasi atau surat menyurat yang baik. Organisasi Kepolisian (syurthah) pada mulanya berada di bawah lembaga kehakiman (al-qadhi), namun kemudian dipisahkan. Lembaga ini pada mulanya bertugas melaksanakan keputusan pengadilan, namun kemudian bertugas mengawasi masalah kejahatan dan keamanan. Sebuah lembaga kepolisian yang sangat penting di antaranya ialah yang disebut nizam al-ahdas, yang tugasnya mirip dengan brigade mobil.

Organisasi Tata Usaha Negara. Lembaga-lembaga yang berlindung di bawah organisasi tata usaha negara )al-nizam al-idar) ialah :al-dawwiin, al-imarah alal buldan, barid dan syurthah. Al-Dawawin adalah lembaga yang mengurus tata usaha pemerintahan. Terdiri dari empat:

(a) Dewan Tata usaha pajak dan keuangan (diwan al-kharraj); (b) DewamTata Usaha Surat Menyurat(diwan al-rasa’il); (c) Dewan Urusan Surat-surat Lamaran, penerangan, dan lain-lain disebut diwan al-khatim: (d) Sebuah lagi lembaga Diwan al-Mushtagaghilat al-mutanauwi’ah.

Organisasi Keuangan atau al-Nizam al- Mal. Organisasi keuangan terutama mengurus penyaluran uang dari kas kerajaan untuk gaji pegawai dan biaya negara. Di dalamnya terdapat pula lembaga yang mengurus keluar masuknya keuangan serta sumber darimana uang itu diperoleh. Misalnya lembaga yang disebut al-dharaib, yaitu kewajiban yang harus dibayar oleh seriap warga negara kepada negara. Bagi warga negara yang belum memeluk agama Islam dikenakan pajak khusus yang lebih tinggi.

Sedangkan lembaga yang mengurus keuangan negara dan biayaan pemerintahan disebutMasharif Bait al-Mal. Lembaga ini mengurus penyaluran keuangan atau biaya negara untuk pos-pos seperti:( 1) Gaji pegawai, tentara dan biaya administrasi negara. (2) Biaya pembangunan tanah pertanian, termasuk irigasi dan penggalian beberapa terusan. (3) Biaya untuk penjara dan tawanan perang. (4) Biaya angkatan perang dan perlengakapan tentara. (5) Hadiah-hadiah negara untuk para sastrawan, cendekiawan, ilmuwan dan ulama. (6) Biaya dinas rahasia.

Gaji tentara dan dinas rahasia termasuk tinggi. Tentara terdiri dari angkatan darat

dan angkatan laut. Kemahiran orang Arab dalam pelayaran dimanfaatkan utnuk membangun angkatan laut yang kuat. Pemerintahan Umayyah memiliki banyak kapal perang yang terhitung paling modern pada zaman itu. Karena kekuatan angkatan lautnya inilah mereka dapat menaklukkan Spanyol yang kemudian disebut Andalusia. istem ketentaraan Uamyyah meniru sistem Persia. Undang-undang wajib militer diterapkan untuk mendpatkan personil militer yang banyak.

Organisasi Kehakiman Organisasi kehakiman dibagi ke dalam tiga badan: Pertama, al-Qadha, yaitu qadhi yang bertugas menyelesaikan perkara-perkara yang berhubungan dengan agama.Kedua, al-Hisbah, kepalanya disebut al-muhtasib, bertugas menyelesaikan masalah-masalah perdata dan pidana yang memerlukan waktu cepat. Ketiga, al-nazar fi’l-mazalim. Mahkamah tinggi atau mahkamah banding.

Tugas seorang hakim ialah memutuskan perkara menurut ijtihadnya karena pada

waktu itu bekum ada madzab fiqih yang diakui. Sebab itu hakim memiliki kebebasan memutuskan perkara , khususnya dalam mengadili petugas pajak yang menyeleweng. Mahkamah banding dibantu oleh lima orang pejabat dan dua lembaga pengadilan banding. Biasanya keputusan banding dilakukan di masjid. Kelima pejabat mahkamah banding itu masing-masing dibantu oleh: Pengawal yang kuat, hakim atau qadhi yang ahli. Fuqaha (ahli fiqih) yang tugasnya memberi nasehat hukum agama kepada hakim, para sekretaris dan saksi ahli.

Syura dan Tragedi Kerbela

Syura adalah sistem pemilihan seorang pemimpin melalui musyawarah yang diikuti oleh kelompok-kelompok yang ada dalam komunitas Muslim. Pada masa Ali dan Mu’awiyah berseteru, bentuk syura yang diadakan ialah tahkim, yaitu pemilihan yang dilakukan oleh sebuah dewan hakim yang ditunjuk oleh pihak-pihak yang bersaing. Tradisi syura ini dihapuskan oleh Mu’awiyah ketika menetapkan putranya Yazid menjadi penggantinya di tampuk pemerintahan. Tidak mengherankan apabila golongan Khawarij melancarkan penentangan dengan mencetuskan berbagai pembrontakan. Akibat lain ialah kekecewaan golongan Syiah, yang mengharapkan syura diadakan, sebab mereka yakin bahwa pemimpin mereka Husein ibn Ali merupakan calon kuat pengganti Mu’awiyah. Selain itu mereka menganggap Yazid tidak memiliki kemampuan menjadi pemimpin. Tragedi Kerbela yang menyebabkan gugurnya Husein dalam pertempuran yang tidak adil dan tidak seimbang, telah menyebabkan kian parahnya perpecahan di kalangan kaum Muslimin. Setelah wafatnya Husein, pengikut faham Syiah semakin bertambah dan gerakan mereka pun semakin kuat.

Tragedi Kerbela. Husein ibn Ali adalah imam golongan Syiah ketiga. Dia adalah adik kandung Hasan dan cucu Nabi Muhammad s.a.w. yang saleh dan cerdas. Ketika Mua’awiyah wafat dan Yazid ditunjuk sebagai penggantinya, Husein yang berada di Madinah. Yazid memerintahkan gubernur Madinah agar menyerukan seluruh penduduk Madinah memberi ba’at (menyampaikan sumpah setia) kepadanya. Husein dan para pengikutnya menolak memberikan bai’ah kepada Yazid, juga menolak undangan agar dia menghadap Yazid. Sebaliknya bersama karib kerabat dan keluarganya dia pergi ke Mekkah untuk menenangkan diri dan menemui para pendukungnya di Hejaz.

Kedatangan Husein di Mekkah menggelisahkan Abdullah ibn Zubair, seorang tokoh politik yang licik dan berambisi menjadi penguasa Hejaz. Seperti Husein Abdullah bin Zubair menolak memberikan bai’ah kepada Yazid. Kedatangan Husein jelas merupakan rintangan baginya untuk memenuhi ambisinya itu, sebab ketokohan Husein lebih menonjol dibandingkan dirinya. Dia mulai mengatur siasat untuk menyingkirkan Husein, yaitu dengan menyarankan agar dia pergi Kufa dan meninggalkan Mekkah. Tidak lama setelah Husein berada di Mekkah ratusan surat berdatangan kepadanya dan memintanya pergi ke Kufa untuk dibai’ah oleh para pendukungnya menjadi imam mereka. Abdullah ibn Zubair menganjurkan Husein pergi ke Kufa memenuhi permintaan para pendukungnya itu. Tetapi tokoh lain, Abdullah bin Abbas, menganjurkan Husein tidak meninggalkan Mekkah dan memberi isyarat bahwa semua itu adalah tipu muslihat belaka untuk menyingkirkan dirinya.

Tetapi Husein tidak mengacuhkan saran Abdullah ibn Abbas. Dia mengutus dua orang pembantu dekatnya, Muslim ibn `Aqil dan Hani’, pergi ke Kufa. Tugasnya ialah melihat keadaan para pendukungnya di Kufa. Ketika penduduk Kufa mendengar utusan Husein tiba, mereka berkumpul di masjid dan menyatakan dukungan penuhnya kepada Husein. Tetapi tidak lama kemudian tiba-tiba mereka lenyap.

Ketika itu gubernur Kufa ialah Nu’man ibn Basyir. Yazid ibn Muawiyah sudah lama tidak senang kepada Nu’man, karena menurut laporan bukan orang yang setia kepada Umayyah. Ketika utusan Husein tiba di Kufa, pada saat itulah Nu’man dipecat dari jabatannya sebagai gubernur. Sebagai penggantinya dia mengangkat gubernur Basra, Ubaidillah ibn Ziyad sebagai penggantinya. Sejak saat itu provinsi Kufa dan Basra digabung menjadi satu.

Setelah pengangkatannya itu segera Ubaidillah pergi ke Kufa membawa pasukan besar untuk mengamankan keadaan. Dia sudah diberitahu bahwa Muslim ibn `Aqil berada di Kufa menghimpun para pendukung Husein. Rencana kedatangan Ubaidillah telah didengar oleh penduduk Kufa. Mereka segera pergi menghilang dan meninggalkan Muslim ibn `Aqil dan Hani’ di istana gubernur Nu’man. Melihat kenyataan ini Ubaidillah tidak membuang kesempatan. Kedua pembantu Husein itu dibunuh di istana Kufa.

Di Mekkah Husein mulai berpikir untuk menggabungkan diri dengan Muslim ibn `Aqil. Ketika itulah dia dinasehati oleh Ibn Abbas agar tidak pergi ke Kufa. Tetapi nyatanya dia lebih mendengar saran Abdullah ibn Zubair. Demikian pada akhirnya Husein berangkat dengan diiringi anggota keluarga, karib kerabat dan para pendukungnya. Di tengah perjalanan dia berjumpa Farazdaq, seorang penyair terkenal, yang bersimpati kepadanya. Penyair ini datang dari Kufa. Husein bertanya tentang keadaan penduduk Kufa ketika dia meninggalkan kota itu. Farazdaq menjawab: ”Hati mereka bersama Anda, tetapi pedang mereka bersama Umayyah. Namun ketentuan ditetapkan dari langit dan Allah bertindak sesuai kehendak-Nya.”

Malangnya Husein hanya ingat kata-kata terakhir, Maka bersama rombongannya dia meneruskan perjalanan menuju Kufa. Kemudian berjumpa seorang pemimpin suku Arab, Muthi’ al-Adawi, yang mengingatkan bahwa orang-orang Bani Umayyah berencana membunuhnya. Husein disarankan agar tidak meneruskan rencananya ke Kufa. Tetapi Husein tidak mengindahkan saran itu dan meneruskan perjalanan bersama rombongannya. Dalam perjalanan berikutnya dia berjumpa Baqir al-Tsa’labah yang baru kembali dari Kufa. Baqir bercerita bahwa dua pembantu Husein yang diutus menyelidiki keadaan di Kufa, yaitu Muslim ibn `Aqil dan Hani ibn `Urwah, telah dibunuh secara keji oleh pasukan Ubaidillah, gubernur Kufa yang baru. Kedua kaki masing-masing diseret ke tengah pasar. Al-Tsa’labah meminta Husein mengurungkan niatnya untuk pergi ke Kufa dan memohon agar pulang kembali ke Madinah.

Namun sayang, orang-orang Bani `Aqil yang menyertai rombongan itu, mendesak Husein melanjutkan perjalanan dengan tujuan membalas kematian pemimpin mereka. Husein lantas berkata, ”Yang ingin kembali ke Madinah, silakan kembali! Yang ingin melanjutkan perjalanan, mari lanjutkan perjalanan! Kami tidak mau memaksa kalian!” Mendengar perkataan itu, sebagian besar anggota rombongan itu membubabarkan diri, terutama mereka yang baru bergabung dengan Husein di tempat yang dilalui Husein dalam perjalanannya. Yang tetap setia mengikuti Husein hanya sebagian kecil, lebih kurang 100 orang.

Di Zu Huzum, sebuah desa kecil tidak jauh dari Kerbela, rombongan Husein ditemui oleh Al-Hurr ibn Yazid beserta pasukannya. Karena saat itu waktu salat tiba. Huur meminta Husein memimpin salat dan menyampaikan pidato seusai salat. Tanpa mempedulikan bahwa yang dihadapi adalah musuh-musuhnya, Husein menyampaikan pidato singkat. Dia menyerukan agar mereka memberontak terhadap Umayyah karena pemerinntahannya zalim dan diskriminatif.

Setelah turun dari mimbar, pasukan al-Hurr mengepung Husein. Al-Hurr sendiri berdiri dengan pedang terhunus di depan Husein. Dia meminta Husein tidak pergi ke Kufa menemui para pengikutnya. Husein setuju dan memutuskan untuk pergi ke Kerbela. Ketika Husein sedang dalam perjalanan ke Kerbela, al-Hurr mengirim surat kepada Ubaidillah. Di Kerbela, Husein dan pengikutnya diserang oleh ribuan tentara Ubaidillah. Pertempuran segera meletus. Tetapi karena pasukan musuh juah lebih besar dan kuat, akhirnya pengikut Husein kalah. Tidak ada seorang pun yang selamat, semuanya tewas. Husein sendiri tewas secara mengenaskan. Usianya ketika itu 55 tahun. Dia ditikam dengan tombak, kepalanya dipotong dan tubuhnya diinjak-injak atas perintah panglima Ibn Ziyad, orang kepercayaan Ubaidillah. Seperti dalam keadaan mabok dia menyanyikan sebuah syair ketika tubuh Husein telak remuk dan terpisah dari kepalanya. Syair yang dinyanyikan ialah sebagai berikut:

Untamu sarat dengan emas dan perak

Raja yang dijaga ketat telah kubunuh

Telah kubunuh orang terbaik di kalangannya

Orang yang ibu dan ayahnya tergolong bangsawan

Kepala Husein kemudian dibawa kepada Yazid di Damaskus. Ikut dalam rombongan itu tujuh sanak saudara Husein yang selamat. Isak tangis, ratapan dan raungan bergema di istana Damaskus ketika mereka menyaksikan potongan kepala Husein yang dibawa oleh pasukan tentara Ubaidillah dari Kufa. Yazid dan keluarga Bani Umayyah sangat menyesalkan peristiwa itu. Sejak itu gerakan orang-orang Syiah semakin keras, semakin gigih dan tersebar luas. Hari kematian Husein diperingati setiap tahun dengan upacara besar-besaran dan ini menumbuhkan semangat teersendiri di kalangan pengikut Syiah.

Kematian Husein di Kerbela mengguncangkan Bani Hasyim. Karena trauma dengan kejadian itu, mereka untuk sementara waktu berusaha menenangkan diri dengan tidak melakukan berbagai gerakan.

Tetapi Abdullah ibn Zubair berbeda. Dia menyambut gembira kematian Husein itu. Kini kesempatan untuk menjadi khalifah telah terbuka baginya, sebab saingan utamanya telah tiada. Dengan memanfaatkan kematian Husein oleh pasukan Umayyah, dia bisa menghasut penduduk Hejaz bersatu menentang Umayyah. Demikianlah kemudian dia memproklamirkan diri sebagai Khalifah dan memaklumkan pembrontakan terhadap Umayhah. Dia mendapat banyak pengikut dalam waktu cepat dan gerakannya segera tersebar luas ke penjuru jazirah Arab. Ahli sejarah al-Thabari meriwayatkan bahwa dalam sebuah kesempatan Abdullah ibn Zubair menyampaikan pidato. Dalam pidatonya dia memuji-muji Husein dan mengecam kezaliman Umayyah. Dengan cara demikianlah Abdullah ibn Zubair menghimpun dukungan. Pembrontakan dan gerakan ibn Zubair baru dapat dihentikan pada masa pemerintahan Abdul Malik. Ibn Zubair sendiri terbunuh pada tahun 73 H atau 692 M.

Dua tahun setelah Husein wafat, Yazid pun meninggal dunia. Keadaan di negeri Syams menjadi goncang. Pemerintahan Umayyah bukan saja menghadapi pemberontakan Bani Zubair, tetapi juga dari kaum Khawarij dan Syiah. Yang paling genting ialah pergolakan yang terjadi di Kufa. Pergolakan berkelanjutan sehingga akhirnya pemerintahan Daulah Umayyah runtuh dan tunduk kepada Abbasiyah pada tahun 749, dengan meninggalkan negeri yang tercabik-cabik dan umat yang terpecah belah. (BERSAMBUNG)

Masjid al-Aqsa. Dibangun pada masa pemerintahan Umayyah.

LINTASAN SEJARAH ISLAM (12)

PEMERINTAHAN DAULAH UMAYYAH

(41—132 H/ 661-749 M)

Nama Umayyah atau Umawiyah untuk dinasti ini diambil dari Umaiyah ibn `Abdi Syams ibn `Abdi Manaf. Dia adalah salah seorang pemimpin suku Quraisy terkemuka. Umaiyah bersaing ketat dengan pamannya Hasyim ibn Abdi Manaf dalam merebut kepemimpinan masyarakat Quraisy. Setelah agama Islam muncul di tanah Arab hubungan antara Bani Umawiyah dan Bani Hasyim semakin retak dan berubah menjadi permusuhan.

Keluarga Umawiyah baru masuk Islam setelah Nabi Muhammad s.a.w. dan ribuan kaum Muslimin berhasil merebut kembali Mekkah dan berhasil pula mengislamkan seluruh penduduk kota Mekkah, termasuk keluarga Umaiyah serta para pengikutnya. Sebelum masuk Islam keluarga Umaiwiyah merupakan musuh Islam paling gigih dan sengit, terutama di bawah pimpinan Abu Sufyan. Pendiri Dinasti Umawiyah sendiri adalah Muawiyah, putra Abu Sufyan.

Silsilah berikut ini dapat menjelaskan hubungan keluarga Bani Umawiyah dan Bani Hasyim:

Abu Manaf

_________________1___________

! !

Abdu Syam Hasyim

________!_________ !

! ! !

Umaiyah Rabi`ah Abdul Muthalib

______!_____ ____!_____ ______!_______________

! ! ! ! ! ! !

Abu Ash Harb Syaibah `Utbah Abdullah Abu Thalib al-Abbas

___!_____ ! ! ! ! ! !

! ! ! ! ! ! ! !

Al-Hakam `Affan ! Abu Sufyan + Hindun MUHAMMAD `ALI !

! ! ¡ / !

Marwan Usman ! ‘ ______/ !

! / !

MUAWIYAH / ABBASIYAH

SYIAH ALI

Dalam sejarah memang sering terjadi hal yang sebaliknya. Dulunya orang-orang Umawiyah merupakan para penentang Islam yang paling keras, namun setelah masuk Islam mereka menjadi salah satu pembela Islam yang paling keras pula. Tambahan pula pengalaman mereka dalam bidang ketentaraan sangat mendukung. Dalam berbagai medan pertempuran Umawiyah selalu tampil ke depan sebagai pasukan yang dapat meraih kemenangan dengan mudah. Hasrat Umawiyah untuk menjadi penguasa kekhalifatan Islam telah muncul pada masa khalifah Abu Bakar Sidiq dan Umar bin Khatab, dan semakin kuat dengan terpilihnya Usman bin Affan menjadi khalifah Rasyidin yang ketiga. Bahkan dapat dikatakan bahwa terpilihnya Usman adalah berkat dukungan kuat Bani Umawiyah dari mana Usman berasal. Berkat dukungan itulah Usman dapat menyingkirkan saingan utamanya, yaitu Ali bin Abi Thalib.

Tidaklah mengherankan apabila Umawiyah segera meletakkan dasar-dasar kekhalifatan Umawiyah manakala Usman telah terpilih menjadi khalifah. Mereka mempersiapkan diri menyusun tentara yang kuat dan menjadikan Syam atau Syria sebagai pusat gerakan mereka.

Muawiyah berusia 23 tahun ketika masuk Islam. Kariernya dalam politik dimulai ketika Rasulullah menghendaki agar orang -orang Mekkah yang baru masuk Islam, khususnya para pemimpinnya, mempunyai tali hubungan yangdekat satu sama lain. Terlebih lagi dengan mereka yang telah lebih dahulu memeluk agama Islam. Dengan demikian perhatian mereka terhadap Islam tetap besar dan dapat mengembangkan ukhuwah untuk bersama-sama memperjuangkan tegaknya syiar Islam. Pemuda Muawiyah bin Abu Sufyan dianggat oleh Nabi menjadi salah seorang anggota penulis wahyu. Sementara itu dia terus berlatih dalam bidang kemiliteran. Peluang menjadi panglima tentara terbuka baginya pada masa khalifah Abu Bakar Sidiq. Ketika itu saudaranya Yazid terpilih menjadi panglima salah satu dari empat divisi yang diperintahkan merebut Syams dan Yordania. Manakala Yazid memerlukan bala bantuan tentara dari Mekkah, Muawiyah dipilih menjadi panglima pasukan tentara Muslimin yang dikirim untuk membantu pasukan Yazid.

Ternyata kepiawaian Muawiyah terbukti di medan perang. Tentaranya berhasil menaklukkan kota-kota pantai Syams yang strategis seperti Sidon, Beirut dan lain-lain. Karier Muawiyah naik pada masa khalifah Umar bin Khatab. Sementara Yazid diangkat jadi gubernur Damaskus, Muawiyah diangkat menjadi gubernur Yordania. Tak lama kemudian Yazid meninggal dunia diserang penyakit ta`un. Lantas Usman terpilih menjadi khalifah ketiga. Pada masa Usman inilah wilayah damaskus dan Yordania disatukan menjadi provinsi dan Muawiyah diangkat menjadi gubernur.

Ketika Usman terbunuh dan Ali bin Abi Thalib terpilih menjadi khalifah, Muawiyah menentang pemilihan itu karena berbagai sebab. Mu`awiyah mencurigai terbunuhnya Usman disebabkan kelalaian Ali. Melalui tahkim, setelah serentetan pepeperangan yang sengit antara pengikutnya dengan pengikut Ali, pada akhirnya dia terpilih menjadi khalifah. Sejak tahun 661 M, resmilah Bani Umaiyah di bawah kepemimpinan Mu’awiyah sebagai khalifah pertama .Bani Umawiyah menetapkan Damaskus sebagai ibukota kekhalifatan dan memegang tampuk pemerintahan selama 89 tahun. Agak banyak kemajuan dicapai di bidang agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan selama Umawiyah sepanjang masa pemerintahan. Umawiyah juga berhasil memperluas wilayah kekhalifatan Islam dengan dukungan kekuatan militer yang tangguh. Walaupun demikian sepanjang pemerintahannya pemberontakan demi pemberontakan terjadi secara beruntun dan menguras tenaga. Selama 89 memegang tampuk pemerintahan itu keluarga Umawiyah bergelimang kemewahan.

Silsilah Daulah Umayyah

UMAYYAH

!

_______________!___________

! !

Harb Abul Ash

! !

! _____ !_________

! ! !

Abu Sufyan `Affan al-Hakam

! ! !

! ! !

1. Muawiyah Usman 4. Marwan

(41-60 H) ! (64-65 H)

! !

! !

2. Yazid (660-64 H) !

! _______________________!__________

! ! ! !

3. Muawiyah II Abdul Aziz 5. Abdul Malik Muhammad

(64 H) / (65-86 H) !

/ ! !

/ ! !

8. Umar ! !

(99-101 H) ! !

! !

! !

_______________________________ !_____ !

! ! ! ! !

6. Al-Walid 7. Sulaiman 9. Yazid II 10. Hisyam !

(86-96 H) (96-99 H) (101-105 H) (105-125 H) !

__!___________ ! !

! ! ! !

12. Yazid III 13. Ibrahim 11. Al-Walid II 14. Marwan

(126 H) (126 H) (125-126 H) (127-132 H)

Catatan: Yang dinilai paling baik dalam menjalankan pemerintahan ialah khalifah Umar ibn Abdul Aziz. Dia lebih mengutamakan pembangunan ekonomi dan kesejhateraan sosial di atas kegiatan militer. Dia juga sempat memajukan perkembangan ilmu dan agama. Sayang, hanya tiga tahun dia memegang tampuk pemerintahan.

Beberapa Peristiwa Penting

Penguasa-penguasa Bani Umayyah pada umumnya tidak memerintah dalam waktu yang lama, kecuali Muawiyah sang pendiri dinasti ini yang memerintah selama 19 tahun dan khalifah Abdul Malik yang memerintah pada tahun 65-85 H. Banyaknya pemberontakan dan perang penaklukan wilayah mendorong pemerintahan Umaiyah

mengutamakan kekuatan militer. Di sini dapat disebut beberapa peristiwa penting:

Pertama. Sejak awal aliran-aliran politik dan keagamaan bertambah subur. Aliran-aliran ini tidak henti-hentinya mencetuskan pemberontakan sebagai tanda penentangan terhadap Umayyah. Aliran-aliran politik yang kuat ialah: Golongan Syiah (Aliyun), Khawarij dan Murjiah. Pada masa akhir pemerintahan Bani Umayy kekuatan baru muncul yaitu Abbasiyah. Kelak golongan Abbasiyah ini yan berhasil merebut kekuasaan dari tangan Bani Umayyah.

Kedua. Muawiyah menghapuskan dasar-dasar syura, pemilihan khalifah secara demokratis, pada saat menunjuk putranya Yazid sebagai penggantinya.

Ketiga. Pada masa pemerintahan Yazid (660-664 H) terjadi peristiwa yang membawa peerpecahan besar dalam tubuh umat Islam, yaitu terbunuhnya Husein ibn Ali di padang Kerbela dalam pertempuran tidak seimbang melawan pasukan Umayyah di propinsi Kufa-Basra pada tahun 660 H. Sejak peristiwa ini golongan Syiah kian membedakan diri dari komunitas Islam selebihnya dengan memberi dimensi keagamaan bagi gerakannya.

Keempat. Dalam menata pemerintahannya Umaiyah meniru sistem Byzantium, yaitu memisahkan kekuasaan agama dan kekuasaan politik. Seperti pemerintahan Byzantium, pemerintahan juga dijalankan secara sentralistik dengan mengandalkan pada kekuatan militer dan diplomasi.

Kelima. Semenjak Mu’awiyah memegang tampuk pemerintahan terjadi diskriminasi dan peminggiran terhadap orang-orang Islam non-Arab, khususnya Persia. Ini menimbulkan kebencian mendalam terhadap Umayyah dan semakin memancing munculnya banyak gerakan oposisi.

Keenam. Bani Umayyah memiliki semangat kesukuan yang tinggi dan mengunggulkan superiotas Arab di lapangan politik, keagamaan dan budaya. Sebagai tandingannya muncul gerakaan Syu’ubiyah, gerakan kebangkitan Persia yang menganggap bahwa kebudayaan Persia lebih unggul dari kebudayaan Arab. Gerakan Syu’ubiyah menjadi dominan ketika pemerintahan berpindah dari Banmi Umayyah ke tangan Bani Abbasiyah.

Ketujuh Falsafah dan ilmu pengetahuan mulai berkembang dengan diperkenalkannya falsafah Yunani oleh sarjana-sarjana Kristen Nestoria dan Monofisit yang dilindungi oleh Umayyah. Kesusastraan juga mulai berkembang pesat dan muncul penyair-penyair terkenal seperti Farazdaq dan lain-lain.

Kedelapan. Penguasa Bani Umayyah mendirikan banyak bangunan seperti masjid dan istana megah. Bangunan-bangunan tersebut dipengaruhi oleh arsitektur Byzantium.

Kesembilan. Kitab suci al-Qur’an mushaf Usman diterbitkan sebanyak-banyaknya dan disebar ke seluruh negeri Islam. Bahasa Arab dijadikan bahasa resmi dan melalui bahasa Arab proses Islamisasi dan Arabisasi dijalankan ke seluruh bagian dunia Islam yang wilayahnya begitu luas.

Usman dan Aristokrasi Arab

Timbulnya banyak pemberontakan dan pembangkangan pada zaman Umayyah memiliki latar belakang panjang. Ahli sejarah banyak mengaitkannya dengan kejadian-kejadian sebelum dan sesudah Usman bin Affan dipilih menjadi khalifah al-rasyidin ketiga menggantikn Umar bin Khattab. Menurut para sejarawan, erpilihnya Usman bin Affan sebagai khalifah pada tahun 644 M ternyata menimbulkan masalah dan menabur benih perpecahan di kalangan umat Islam. Terutama sekali oleh karena Usman mengalahkan saingan ketatnya Ali bin Abi Thalib yang dipandang oleh para pendukungnya dianggap lebih layak memegang jabatan khalifah, dan mampu melanjutkan kebijakan khalifah sebelumnya Umar bin Khatab.

Pertama. Sebagaimana diketahui Usman bin Affan berasal dari garis keturunan keluarga Umayyah. Walaupun Usman telah masuk Islam sejak awal penyiaran agama Islam dan sahabat Nabi yang saleh, namun keluarga Umayyah merupakan penentang Islam yang gigih dan sebagian dari mereka baru masuk Islam setelah penaklukan Mekkah oleh kaum Muslimin pada tahun 630 M, Dalam Perang Badar (624) dan Perang Uhud (625) keluarga Umayyah berperang di pihak musuh. Setelah Usman terpilih sebagai khalifah, maka dia mengangkat pejabat-pejabat penting dari kalangan keluarganya sendiri. Ini membuka peluang KKN.

Kedua. Berbeda dengan dengan Umar bin Khattab yang menjalankan pemerintahan dengan penuh disiplin, Usman sangat fleksibel dan lunak. Ia tidak pernah mengambil tindakan tegas terhadap penyelewengan yang dilakukan para pejabat yang berasal dari keluarga Umayyah. Sebagai salah satu akibatnya ialah berubahnya negeri Hejaz yang semula merupakan pusat keagamaan, menjadi pusat kegiatan hiburan dan bersenang-senang. Para pejabat mulai terbiasa melanggar aturan agama dan tenggelam dalam kemewahan dan kesenangan.

Ketiga Usman memerintah cukup lama. Ini memberi kesempatan luas bagi keluarga Umayyah untuk memupuk kekuatan dan membangun aristokrasi keluarga yang kuat.Keadaan yang demikian menimbulkan kekecewaan dan rasa tak puas kalangan luas. Beberapa kelompok dan tokoh Islam melakukan penentangan terhadap kebijakan Usman. Mula-mula secara tersembunyi, kemudian berangsur-angsur secara terang-terangan. Di antara pemimpin Islam yang gigih menentang kebijakan Usman ialah Ali bin Abi Thalib, Zubayr dan Talhah. Kebencian terhadap Umayyah kian bertambah setelah orang-orang Umayyah memperlihatkan superioritas berlebihan dan sombong.

Pasa tahun 656 M Usman bin Affan terbunuh. Ketika peristiwa itu terjadi Zubayr dan Talhah, atas jaminan Ali bin Abi Thalib, meninggalkan Madinah dan berada di Mekkah. Oleh karena hanya Ali bin Abi Thalib yang ada di Madinah, peristiwa itu melahirkan berbagai spekulasi dan fitnah di kalangan orang Islam, dilanjutkan dengan timbulnya suasana permusuhan. Ali dan pengikutnya dianggap bertanggung jawab atas terbunuhnya Usman yang terjadi secara misterius.

Karena tidak ada calon lain yang dianggap pantas maka Ali bin Thalib dipilih sebagai khalifah ke-4. Pengangkatan itu dilakukan melalui dewan syura sebagai tradisi yang berlaku sebelumnya. Permasalahan segera muncul setelah Ali bin Thalib melaksanakan kebijakan yang bertentangan dari kebijakan yang ditempuh Usman bin Affan. Ali mengulang cara-cara yang keras dan berdisiplin yang ditempuh Umar bin Khattab dalam menjalankan berbagai kebijakan. Kelompok yang paling terpukul ialah keturunan Bani Hasyim dari garis keluarga Umayyah yang mempunyai pertalian darah langsung dengan Usman bin Affan. Kelompok ini dipimpin oleh Mu`awiyah, gubernur Damaskus yang telah lama menduduki jabatan tinggi. Orang-orang Muawi`yah telah lama merasakan kesenangan dan menikmati kemewahan semasa pemerintahan Usman. Kecurigaan bahwa yang membunuh Usman ialah pengikut Ali semakin mengobarkan semangat penentangan terhadap Ali. Kecurigaan semakin bertambah setelah Ali memindahkan ibukota kekhalifatan Islam dari Madinah ke Kufa, sebuah kota di Iraq di mana jumlah pengikut Ali sangat besar dibandingkan Madinah.

Kebijakan yang dilakukan Ali bin Abi Thalib pada masa awal pemerintahannnya antara lain ialah: (1) Pemecatan kepala aerah yang diangkat Usman dan terlibat KKN serta banyak penyewengan lain. (2) Mengambil kembali tanah-tanah yang dibagi-bagikan oleh Usman kepada sanak keluarganya dengan cara tidak sah. Begitu pula hibah harta yang pernah diterima oleh para pejabat yang kebanyakan berasal dari keluarga Umayyah, diambil kembali oleh Ali.

Tuntutan membalas kematian Usman semakin keras diserukan oleh para pengikut

Mua’wiyah. Tak lama setelah Ali memegang tampuk pemerintahan, pecahlah Perang Jamal (Perang Onta) dipimpin oleh Zubayr, Talha dan Aisya. Perang ini menimbulkan korban besar dan berlangsung lama. Tidak ada yang kalah dan menang dalam perang ini. Setatahun kemudian pada tahun 657 pecahlah Perang Shiffin. Dalam perang ini berhadap-hadapan tentara Ali dan Mu`awiyah. Secara militer kekuatan Ali dan pasukannya mengungguli kekuatan tentara Mu`awiyah. Setelah beberapa peperangan berlangsung Mu`awiyah sadar bahwa kemenangan mulai berpihak kepada Ali dan pasukannya. Untuk menghindari kekalahan itu Mu`awiyah menawarkan perdamaian dengan mengangkat kitab suci al-Qur`an. Tetapi Ali tetap ingin meneruskan perjuangan, hanya saja para pengikutnya tidak sanggup lagi melanjutkan perjuangan.

Demikianlah genjatan senjata diberlakukan dan kedua golongan yang bertikai itu sepakat untuk mengadakan tahkim, semacam perundingan damai. Masing-masing memilih seorang hakim lantas berkumpul dan berunding, membahas sebab-sebab perselisihan sehingga diperoleh jalan mencapai penyelesaian. Perundingan akhirnya mencapai kesepakatan untuk memberhentikan Ali bin Abi Thalib dan Mu`awiyah sebagai khalifah. Setelah itu musyawarah diadakan untuk memilih khalifah baru. Mu`awiyah ternyata memperoleh suara lebih besar dan terpilih menjadi khalifah.

Peristiwa menimbulkan kekecewaan di antara pendukung Ali, khususnya golongan yang kelak menyebut dirinya Khawarij. Sebagai ungkapan kekecewaannya kemudian Khawarij menentang kepemimpinan Ali, di samping tetap menentang kepemimpinan Mu`awiyah. Mulailah mereka memberontak dan meninggalkan Ali. Alasannya Ali menerima tahkim, sedangkan Mu`awiyah dianggap telah melakukan muslihat yang berbahaya. Demikianlah sejak saat itu pendukung Ali terpecah belah dan kekuatannya semakin lemah.

Namun Ali masih tetap ingin merebut jabatan khalifah yang lepas dari tangannya. Pada tahun 660 M ketika dia sedang bersiap mengirim pasukan untuk menyerang Mu`awiyah, muncullah komplotan Khawarij yang berniat menghabisi nyawa Ali, Mu`awiyah dan `Amr ibn `Ash (hakim yang berhasil menghasut kaum Muslimin agar mengangkat Mu`awiyah pada tahkim tahun 657 M). Komplotan ini terdiri dari tiga orang: Abdul Rahman ibnu Muljam, bertugas membunuh Ali; berikutnya ialah Barak ibn Abdillah al-Tamimi, ditugaskan pergi ke Damaskus membunuh Mu`awiyah; dan terakhir `Amr ibn Bakr al-Tamimi ditugaskan ke Mesir membunuh `Amr ibn `Ash. Dari ketiga orang Khawarij ini hanya Abdul Rahman ibn Muldam yang berhasil membunuh lawan politiknya, yaitu Ali bin Abi Thalib.

Dengan wafatnya Ali, yang terbunuh di masjid Kufa pada tahun 660, Mu`awiyah muncul sebagai khalifah. Dia dibaiat dan mendapat dukungan luas. Maka pada tahun 661 M Mu`awiyah dinobatkan menjadi khalifah. Damaskus dipilih menjadi ibukota kekhalifatan Islam yang baru. Sejak awal hingga akhir pemerintahannya, pemberontakan demi pemberontakan meletus susul menyusul. Pembrontakan itu silih berganti datang dari pengikut Ali, Khawarij dan aliran-aliran politik serta keagamaan yang lain.

copyrigt; Juned Topan.. Diberdayakan oleh Blogger.