This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 24 Agustus 2012

Islam Esoteris

Islam Esoteris

  SELASA, 16 AGUSTUS 2011

  1. Islam Esoteris

  Pengertian kata esoteris berasal dari bahasa Inggris, "esoteric", 
  yang berarti hanya diketahui dan dipahami oleh beberapa orang 
  tertentu saja. Dalam perkembangan selanjutnya, kata esoteris berarti 
  aspek dalam batin, hakikat, inti atau substansi, sebagai lawan dari 
  aspek luar, aspek lahir, aspek syariat, dan aspek materi. Maka yang 
  dimaksud dengan Islam Esoteris adalah ajaran agama Islam yang 
  menekankan kajian pada aspek batin yang merupakan inti dari agama. 
  Aspek batin ini meliputi tujuan dari beragama, yaitu mencapai 
  kehidupan yang sejahtera, selamat, dan sentosa dengan jalan 
  membersihkan dan mendekatkan diri kepada Allah. Ajaran Islam 
  Esoteris tidak mempermasalahkan segi-segi simbol atau bahasa yang 
  dianut oleh agama lain, dan juga tidak memperdebatkan perbedaan 
  dalam cara-cara atau syariat untuk mencapai tujuan (hakikat). Namun 
  demikian, Islam Esoteris tidak berarti meremehkan atau tidak 
  menganggap penting syariat.

  Pemahaman esoterisme mengakui pentingnya syariat, simbol, atau 
  bahasa agama sebagai bingkai dalam perjalanan waktu menuju kebenaran 
  hakiki. Tetapi karena jalan itu mendapat pengesahannya dari nurani, 
  maka dalam perilaku keagamaan, dimensi esoteris itu juga harus 
  dipandang sebagai bagian doktrin agama yang bersifat mutlak, 
  walaupun kemutlakkannya masih dalam taraf relatif.

  Akhirnya masing-masing penganut agama tertentu harus meyakini bahwa 
  agama yang dianutnya adalah benar secara mutlak, tanpa harus 
  menafikkan kemutlakkan kebenaran agama yang dianutnya. Namun, 
  bersamaan dengan keyakinan itu, juga memberikan kemungkinan bagi 
  orang lain yang menganut agama yang berbeda untuk memutlakkan agama 
  yang dianutnya. (Kamarudidn Hidayat dan Muhammad Wahyunya Nifas:14)

  Latar Belakang Timbulnya Islam Esoteris

  Ada empat sebab timbulnya Islam Esoteris.

  1. Muncul sebagai reaksi sebagian besar umat Islam, yang mengamalkan 
  ajaran agamanya dan hanya terhenti pada pengalaman syariat dari segi 
  lahiriahnya saja sesuai ketentuan ilmu fiqih. Syariat, rukun, dan 
  tata cara salat yang sesungguhnya sebagaimana diatur dalam fiqih, 
  misalnya, dipelajari dan diamalkan secara saksama. Namun, hikmat, 
  hakikat, dan makna salat tersebut belum dipahami. Mereka sudah 
  menganggap cukup apabila kewajiban melaksanakan salat tersebut telah 
  terpenuhi, dan tidak berkewajiban terhadap kepekaan sosial serta 
  pengendalian diri terhadap orang lain.

  2. Timbul sebagai reaksi kehidupan masyarakat modern yang hanya 
  mementingkan segi lahiriah material, yang tidak pernah merasa puas. 
  Namun dalam kenyataannya, kehidupan cinta kasih, rindu kedamaian, 
  dan persaudaraan tidak dapat dijawab dengan materi, sehingga mereka 
  akhirnya lari pada pelampiasan yang bersifat sementara seperti: 
  mabuk, narkoba, seks bebas, pergi ke diskotik/kafe, dan sebagainya.

  3. Sebagai upaya untuk mencapai titik temu antara pemeluk agama yang 
  berbeda karena perasaan superioritas masing-masing pemeluk agama 
  yang berbeda, atau penganut aliran dalam satu agama. Contoh, 
  penganut teologi Mu'tazilah sering berseteru dengan penganut teologi 
  Asy'ariyah, atau antara Sunni dengan kaum Shiah, padahal mereka 
  sama-sama berada dalam agama Islam. Islam Esoteris memandang bentuk-
  bentuk (dari agama apa pun) sebagai keistimewaan tersendiri yang 
  harus dihormati, dan pluralitas agama ialah sejalan dengan kehendak 
  ilahi.

  4. Timbul sebagai jalan dialog yang didasarkan pada ketulusan, 
  spontanitas, lepas, pikiran yang terbuka, dan kebersamaan 
  antarpenganut agama. Melalui dialog, akan tercipta suasana kehidupan 
  yang berdampingan, saling memberi manfaat, dan saling menolong 
  antara penganut agama. Dengan demikian, orang-orang yang ingin 
  memecah bangsa melalui pendekatan agama tidak akan berhasil, karena 
  masing-masing tidak menganggap pemeluk agama yang lain sebagai 
  musuh, tetapi sebagai mitra.

  Paham Islam Esoteris ini muncul pada era postmodern dan dikembangkan 
  oleh kalangan cendekiawan Indonesia, seperti: Prof. DR. H.M. Quraish 
  Shihab, Dr. Alwi Shihab, Soetjipto Wirosardjono, Dr. Komaruddin 
  Hidayat, Anad Krishna, Ahmad Chodjim.


  2. Kesaksian dari Turki

  Seorang wanita muda dari latar belakang Muslim yang taat, sekarang 
  menjadi pengikut Isa Almasih. Saudara laki-lakinya mendengar tentang 
  hal ini dan yakin bahwa adiknya akan segera kembali ke Islam. Ketika 
  saudaranya mengetahui bahwa adiknya ternyata tidak mau, dia memaksa 
  adiknya kembali mengatakan dua kalimat syahadat Islam dan kembali 
  kepada imannya. Adik perempuannya menolak, lalu sang kakak mengambil 
  sebuah besi panjang dan mengancam akan membunuh adiknya itu. 
  Keluarga mereka berusaha menghentikannya, sang ibu membujuk anak 
  perempuannya untuk kembali mengatakan syahadat. Akhirnya dia 
  melakukan, namun sangat menyesal setelah itu. Ketika dia bercerita 
  tentang kepedihannya kepada seorang Turki Kristen lainnya, temannya 
  itu menjelaskan kepadanya bahwa Rasul Petrus juga pernah menyangkal 
  Yesus, lalu bertobat dan dipulihkan. Dia juga mendapatkan pengalaman 
  dalam kasih karunia yang sama dan berkata, "Saya tidak akan pernah 
  menyangkal Tuhan lagi."

  Seorang percaya baru yang sudah dibaptis dan baru saja keluar dari 
  penjara, sedang dalam kebimbangan karena pertanyaan seseorang 
  kepadanya mengenai keakuratan mengenai Perjanjian Baru. Dia 
  bercerita bahwa dalam kebingungannya, dia tidur dengan Alkitab di 
  sebelah ranjangnya. Pada tengah malam, ia dibangunkan oleh seseorang 
  yang menunjuk Alkitab yang berada di sampingnya itu dan berkata, 
  "Jangan takut. Bacalah kitab-Ku, Aku besertamu senantiasa." Di 
  kemudian waktu, orang percaya ini baru menyadari bahwa yang 
  berbicara kepadanya malam itu adalah Yesus sendiri, sehingga imannya 
  dikuatkan.

  Sebuah keluarga sangat terbeban untuk Sait, salah seorang keluarga 
  mereka yang berumur 40 tahun, mengalami ketergangguan mental dan 
  sering berkeliaran di jalan-jalan kota mereka. Dalam usaha untuk 
  menolongnya, keluarga itu menyewa sebuah mobil dan membawa Sait ke 
  sebuah persekutuan orang percaya di kota yang lebih besar dari kota 
  mereka, yang dipimpin oleh seorang gembala jemaat Turki bernama Ali. 
  Saat itu Sait dalam keadaan yang sangat kotor, jenggot panjangnya 
  tak terawat, celananya penuh dengan noda oleh air kencing, dan kuku 
  yang panjang. Dia tidak dapat berbicara dan juga dalam keadaan yang 
  tidak waras. Keluarganya bertanya kepada Ali apakah dia dapat 
  menolongnya. Ali menjawab, "Yesus sanggup, tapi kamu harus percaya 
  bahwa Dia sanggup." Mereka berkata, "Jika kami tidak percaya Dia 
  sanggup menolong, apakah kami akan menempuh perjalanan selama lima 
  jam untuk bertemu dengan Anda?" Ini merupakan jawaban yang cukup 
  baik menurut Ali, dan dia menemui pria berjenggot itu, memeluk dia, 
  dan berdoa baginya. Kemudian Sait mengejutkan mereka dengan bersikap 
  waras dan berbicara untuk pertama kalinya dalam lima tahun itu! 
  Seminggu kemudian, Ali dan orang-orang percaya itu menerima telepon 
  dari keluarga tersebut, yang mengabarkan bahwa Sait sekarang sudah 
  bersih, makan dengan baik, tidak lagi berkeliaran di jalan-jalan, 
  dan dalam keadaan waras.

Biografi Pangeran Sufi Al-Junaid


Dalam kitab Tadzkiratul Auliya, Syeikh Fariduddin ‘Aththar menjelaskan, bahwa Syeikh Abul Qasim Al-Junayd ibnu Muhammad al-Zujaj (Junayd al-Baghdadi) adalah putera dari seorang pedagang barang pecah belah (kaca) dari Nahawand dan keponakan Sarri as-Saqathi, Ia juga dekat dengan Al-Muhasibi. Beliau lahir dan besar di Irak.
Abul Qasim Al-Junayd merupakan tokoh paling terkemuka dari mazhab Tasawuf, bahkan kelak beliau mendapat gelar sebagai Sayyidush Shufiyah (Pangeran Kaum Sufi).
Ia memerinci sebuah doktrin teosofikal yang menentukan seluruh rangkaian latihan sufisme ortodoks dalam Islam.
Ia menjelaskan teori-teorinya dalam pengajaran-pengajarannya, serta dalam serangkaian suratnya yang hingga kini masih ada, yang ditujukan kepada sejumlah tokoh pada masanya.
Abul Qasim Al-Junayd merupakan pemimpin sebuah mazhab yang besar dan berpengaruh. Beliau juga dikenal sebagai seorang mufti dalam mazhab Abu Tsaur, murid Imam Syafi’i.
Al-Junayd wafat di Baghdad pada hari Sabtu tahun 297H/910M.

Masa Kecil Junayd al-Baghdadi
Sejak kecil, Junayd telah memiliki kedalaman spiritual, telah menjadi seorang pencari Tuhan yang bersungguh-sungguh, sangat disiplin, bijaksana, cepat mengerti dan memiliki intiusi yang tajam.
Suatu hari, ia pulang ke rumah dari sekolah. Ia menemukan ayahnya tengah menangis.
“Ayah, apa yang terjadi?” Tanya Junayd.
“Ayah ingin memberikan sedekah kepada pamanmu, Sarri,” tutur sang ayah. “Namun ia tidak mau menerimanya. Ayah menangis karena ayah telah mencurahkan seluruh hidup ayah untuk dapat menyisihkan uang lima dirham ini, namun ternyata uang ini tidak memenuhi syarat untuk dapat diterima oleh salah seorang sahabat Allah.”
“Berikan uang itu kepadaku dan aku akan memberikannya kepada paman Sarri. Dengan begitu, ia mungkin mau menerimanya,” kata Junayd.
Sang ayah memberikan uang itu kepadanya, lalu Junayd pun pergi. Sesampainya di rumah pamannya, Junayd mengetuk pintu.
“Siapa itu?” terdengar suara dari dalam rumah.
“Junayd,” jawab sang bocah. “Buka pintu dan terimalah tawaran sedekah ini.
“Aku tidak menerimanya,” pekik Sarri.
“Aku mohon, terimalah ini, demi Allah Yang telah begitu dermawan padamu dan telah bagitu adil pada ayahku,” pekik Junayd.
“Junayd, apa maksudmu Allah begitu dermawan kepadaku dan begitu adil kepada ayahmu?” Tanya Sarri.
Junayd manjawab, “Allah begitu dermawan padamu karena Dia menganugerahimu kemiskinan. Sedangkan kepada ayahku, Allah telah begitu adil dengan menyibukkannya dengan urusan-urusan dunia. Engkau memiliki kebebasan untuk menerima atau menolak sekehendak hatimu. Sedangkan ayahku, suka atau tidak, harus menyampaikan sedekah yang dititipkan Allah padanya kepada orang yang berhak.”
Jawaban Junayd ini menyenangkan hati Sarri. “Anakku, sebelum aku menerima sedekah ini, aku telah lebih dulu menerimamu,” ujar Sarri.
Setelah berkata begiru, Sarri membuka pintu dan menerima sedekah itu. Ia menempatkan Junayd di tempat yang istimewa dalam hatinya.
Junayd baru berusia tujuh tahun saat Sarri mengajaknya berhaji. Di Masjidil Haram, masalah syukur tengah dibahas oleh empat ratus syeikh. Masing-masing syeikh mengemukakan pandangannya.
“Utarakanlah pendapatmu,” kata Sarri pada Junayd.
Junayd berkata, “Syukur berarti engkau tidak bermaksiat kepada Allah dengan menggunakan karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu, juga tidak menjadikan karunia-Nya sebagai sumber ketidak-taatan pada-Nya.
“Bagus sekali, benar-benar merupakan pelipur lara bagi para Mukmin sejati,” pekik para syeikh itu.
Keempat ratus syeikh itu sepakat, bahwa tidak ada definisi syukur yang lebih baik daripada apa yang telah dikatakan oleh Junayd.
“Anakku,” ujar Sarri, “segera tiba saatnya, lidahmu menjadi sebuah karunia istimewa dari Allah untukmu.”
Junayd menangis tatkala
mendengan pamannnya berkata begitu.
“Darimana engkau belajar?” tanya Sarri.
“Dari duduk bersamamu,” jawab Junayd.
Junayd lalu kembali ke Baghdad dan menjadi penjual barang pecah belah. Setiap hari ia pergi ke tokonya, menutup tirai toko, lalu mendirikan shalat empat ratus rakaat.
Selang bebenapa lama, Ia akan meninggalkan tokonya dan pergi kesebuah ruangan di serambi rumah Sarri. Disana ia menyibukkan diri dengan penjagaan hati. Ia menghamparkan “sajadah wara’”, sehingga tak ada sesuatu pun yang terlintas di pikiran selain Allah.

Junayd Menunjukkan Bukti
Selama empat puluh tahun, Junayd sibuk menekuni latihan sufi. Selama tiga puluh tahun, ia mendirikan salat malam, lalu berdiri dan mengulang-ulang lafadz ‘Allah’ hingga fajar, kemudian ia mendirikan shalat subuh dengan wudlu yang ia lakukan pada malam sebelumnya.
Ia berkata, “Setelah empat puluh tahun berlalu, kesombongan merasuki diriku; aku merasa telah mencapai tujuanku. Tiba-tiba sebuah suara terdengar dari langit berbicara padaku, “Junayd, telah tiba saatnya bagi-Ku untuk memperlihatkan padamu ikatan korset bagimu.”
Ketika aku mendengar kata-kata ini, aku pun berseru, “Ya Allah, dosa apa yang telah dilakukan oleh Junayd?”
Suara itu menjawab, “Untuk apa engkau tanyakan itu? Apakah engkau ingin mencari-cari dosa yang lebih menyedihkan daripada apa yang engkau perbuat?” Junayd menghela napas panjang dan menundukkan kepalanya.
Ia berbisik, “Ia, yang tidak cukup berharga untuk penyatuan, segala perbuatan baiknya adalah dosa.”
Ia, terus duduk di dalam kamarnya sambil memekik “Allah... Allah...” sepanjang malam.
Lidah-lidah panjang para pemfitnah menyerangnya dan tingkah lakunya dilaporkan kepada Khalifah.
“Ia tidak dapat dihukum tanpa bukti,” kata sang Khalifah.
Mereka (Para pemfitnah menyatakan, “Banyak orang tergoda oleh kata-katanya.”
Sang Khalifah mempunyai seorang budak wanita yang kecantikannya tak ada duanya. Sang Khalifah sangat mencintainya, ia membeli budak wanita itu seharga tiga ribu dinar. Sang Khalifah memerintahkan
agar budak wanita itu didandani dengan pakaian bagus dan perhiasan-perhiasan mahal.
Sang Khalifah memberikan instruksi kepada budak wanita itu, “Pergilah ke suatu tempat. Berdirilah di dekat Junayd dan perlihatkan wajahmu. Biarkan ia melihat perhiasan dan pakaianmu. Katakan padanya, ‘Aku memiliki harta benda yang berlimpah namun hatiku telah lelah dengan urusan-urusan duniawi. Aku datang ke sini untuk memintamu melamarku, agar dengan bimbinganmu aku dapat mengabdikan diriku untuk beribadah pada-Nya. Hatiku tidak menemukan ketenangan kecuali dalam dirimu.’ Pertontonkan dirimu padanya. Perlihatkan kecantikanmu, dan berusahalah sekuat tenaga untuk membujuknya.”
Budak wanita itu pergi menemui Junayd dengan ditemani oleh seorang pelayan. Ia lalu mendekati dan menjalankan apa-apa yang telah diinstruksikan kepadanya. Tanpa sengaja, Junayd memandang budak wanita itu. Junayd tetap diam dan tidak menjawab. Budak wanita itu mengulangi ceritanya. Junayd menundukkan kepalanya, lalu ia mendongak.
“Ah,” serunya sambil menghembuskan napasnya ke arah budak wanita itu. Seketika budak wanita itu jatuh ke tanah dan mati.
Pelayan yang menemaninya kembali menemui Khalifah dan melaporkan apa yang telah terjadi. Jiwa sang Khalifah serasa terbakar dan ia bertobat atas yang telah ia lakukan.
Sang Khalifah berkata, “Ia, yang memperlakukan orang lain tidak sebagaimana mestinya, melihat apa yang harusnya tidak ia lihat.”
Sang Khalifah kemudian bangkit dan memerintah pembantunya untuk memanggil Junayd. “Sungguh seseorang yang tak dapat dipanggil untuk menghadap,” komentarnya.
Khalifah bertanya, “Wahai Syeikh, bagaimana engkau tega membunuh seseorang yang begitu cantik?”
Junayd menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, kasih sayangmu kepada orang-orang mukmin begitu besarnya, sampai-sampai engkau ingin meleyapkan empat puluh tahun kedisiplinanku yang ku isi dengan wara’ dan penyangkalan diri. Memangnya siapa aku ini? Janganlah melakukan apa yang engkau tidak sukai bagi dirimu sendiri!”
Setelah peristiwa itu, urusan-urusan Junayd berjalan dengan baik. Kemasyhurannya tersebar keseluruh penjuru dunia. Seberapapun seringnya ia disiksa, reputasinya meningkat seribu kali lipat.
Ia mulai berkhotbah. Suatu kali ia menjelaskan, “Aku tidak berkhotbah di muka umum sampai tiga puluh wali besar mengatakan padaku bahwa aku telah pantas untuk menyeru manusia kepada Allah.”
Ia berkata, “Selama empat puluh tahun aku duduk menjaga hatiku. Kemudian selama sepuluh tahun hatiku menjagaku. Kini telah genap duapuluh tahun dimana aku tidak mengetahui apa pun tentang hatiku dan hatiku pun tidak mengetahui apapun tentang aku.”
Ia melanjutkan, “Selama tiga puluh tahun, Allah berbicara kepada Junayd dengan lidah Junayd, Junayd tidak berada disana sama sekali, namun manusia tidak mengetahuinya.”
[B]Junayd Berkhotbah[/B]
Saat lidah Junaid telah mahir mengutarakan kata-kata yang menakjubkan, Sarri as-Saqathi mengatakan kepadanya bahwa telah wajib, baginya untuk berkhotbah dimuka umum.
Awalnya Junaid merasa ragu, tidak ingin melakukan hal itu. “Saat ada sang guru, tak pantas bagi si murid untuk berkhotbah,” kata Junaid mengutarakan keberatannya.
Sampai akhirnya pada suatu malam, Junayd bertemu dengan Nabi Saw. Dalam mimpinya. “Berkhotbahlah,” kata Nabi Saw.

Keesokan paginya pada suatu malam, Junaid pun bangkit dan hendak pergi menemui Sarri untuk menceritakan mimpinya. Namun, ketika hendak keluar, ia menemukan Sarri tengah berdiri didepan pintu.
Sarri berkata, “Sampai saat ini, engkau masih ragu-ragu, menunggu orang-orang lain memintamu untuk berkhotbah. Kini engakau harus bicara (berkhotbah di muka umum), karena kata-katamu telah dijadikan sarana bagi keselamatan seluruh dunia.”

Engkau tidak mau bicara saat para murid membujukmu untuk bicara. Engkau tidak mau bicara saat para syeikh kota Baghdad memintamu untuk bicara. Engkau juga tidak mau bicara kendati aku telah mendesakmu untuk bicara. Sekarang, Nabi Saw. Telah memerintahkanmu untuk bicara, maka engkau harus bicara.”
“Ya Allah, maafkanlah hamba,” tutur Junaid “Paman, bagaimana engkau tahu kalau aku bertemu dengan Nabi Saw dalam mimpiku?”

Sarri menjelaskan, “Aku bertemu dengan Allah dalam mimpiku. Dia berkata, ‘Aku telah mengutus Rasul-Ku untuk meminta Junayd berkhotbah di atas mimbar’.”
“Kalau begitu, aku akan berkhotbah,” kata Junaid kemudian. “Namun dengan satu syarat, yang hadir tidak lebih dari empat puluh orang.”

Suatu hari, Junayd berkhotbah di hadapan empatpuluh orang hadirin. Delapan belas orang di antaranya meninggal dunia dan duapuluh dua orang lainnya jatuh ketanah tak sadarkan diri. Mereka kemudian diangkat dan dibawa pulang ke rumah mereka masing-masing.
Dilain hari, Junayd berkhotbah. Diantara hadirin ada seorang pemuda Kristen, namun tak ada seorang pun yang mengetahui bahwa pemuda itu beragama Nasrani.

Pemuda itu mendekati Junayd dan berkata, “Nabi bersabda, ‘berhati-hatilah terhadap pengetahuan orang yang beriman, kanena ia melihat dengan cahaya Tuhan’.”
Junayd menjawab, “Yang benar adalah engkau harus menjadi seorang Muslim dan memotong korset Nasranimu, kanena ini adalah acara khusus bagi Muslim.”
Seketika itu Pula pemuda tadi menjadi seorang Muslim.

Setelah Junayd berkhotbah beberapa kali, masyarakat menyuarakan penentangannya. Akhinnya Junayd pun berhenti berkhotbah dan kemudian kembali ke kamarnya. Ia didesak untuk terus berkhotbah namun ia menolak.

“Sudah cukup,” katanya. “Aku tidak dapat mengusahakan kehancuranku sendiri.”
Beberapa waktu kemudian, Junayd naik ke mimbar dan mulai berkhotbah tanpa pemberitahuan sebelumnya.

“Kebijaksanaan apa yang terdapat di dalam apa yang engkau perbuat ini?” ia ditanya.
Junayd menjawab, “Aku menemukan sebuah hadist di mana Nabi Saw. bersabda, ‘Pada akhir zaman, yang menjadi juru bicara suatu masyarakat adalah orang yang terburuk di antara mereka. Ia akan berkata pada mereka, Aku tahu bahwa aku adalah orang yang terburuk di antara kalian. Aku berkhotbah karena apa yang telah disabdakan oleh Nabi Saw. Dengan begitu, aku tidak menentang kata-kata beliau.”

Al-Jurairy mengabarkan, “Aku baru saja pulang dan Mekkah, dan hal pertama yang kulakukan adalah mengunjungi al-Junayd agar tidak mengangan-angan diriku. Aku Ialu memberi salam kepadanya dan pulang ke rumah. Keesokan harinya ketika aku shalat subuh di masjid, aku melihatnya berdiri pada shaf di belakangku. Aku berkata, ‘Aku mendatangimu kemarin hanya supaya engkau tidak mengharap harap diriku.’ Ia menjawab, ‘Itulah keutamaanmu. Dan itulah hakmu’.”

Selasa, 14 Agustus 2012

Sejarah Perang Vietnam

Asiamaya.com-Pada tanggal 2 September 1945 di Hanoi, Ho Chi Minh secara umum mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam. Ketika para komunis di Vietnam Selatan Viet Minh mengikutsertakan pemerintahan kolonial Perancis pada perang gerilya, bermula tepat setelah deklarasi kemerdekaan tersebut, Ho Chi Minh, pada posisinya sebagai pemimpin pergerakkan kemerdekaan di Vietnam Utara, memutuskan untuk bernegosiasi dengan Perancis. Alasannya adalah : pada waktu itu lebih dari 180.000 pasukan nasionalis Cina di Vietnam Utara; Viet Minh di Vietnam Utara merasa secara simultan liberalisasi mereka untuk melawan kekuatan dari kolonial Perancis dan pasukan Cina. 
Pada tahun 1946, setelah Perancis membangun kembali pemerintahan kolonial mereka di Vietnam, para nasionalis Cina setuju diberlakukannya kembali pasukan Cina dari Vietnam. Hal ini telah terjadi, Viet Minh menambah serangan mereka terhadap kekuatan kolonial Perancis dan memasangnya juga di bagian Selatan dan Utara Vietnam. Ketika Perancis berhasil dalam menahan kota dibawah kekuasaan mereka, peraturan di daerah pedalaman makin bertambah karena Viet Minh. 
20 November 1953, kekuatan kolonial Perancis menempatkan sebanyak 16.000 pasukannya di Bien Phu, yaitu sebuah lembah pegunungan di sepanjang perbatasan Vietnam Utara dan Laos Utara. Dari Dien Bien Phu, Perancis bermaksud untuk mengawasi daerah perbatasan di antara kedua negara. Hal ini dianggap perlu karena Viet Minh melakukan pergerakan komunis dilengkapi dengan persenjataan di Laos, Pathet Lao. 
Militer Perancis percaya bahwa Lembah Dien Bien Phu yang memiliki panjang 19 kilometer dan lebar 13 kilometer, aman dari serangan Viet Minh. Namun pada minggu-minggu dan bulan-bulan berikutnya, pasukan Vietnam dibawah pimpinan Jenderal Giap, menyiapkan penyerangan ke Dien Bien Phu. Dengan bantuan lebih dari 200.000 orang kuli pengangkut barang, Viet Minh mengatur pengangkutan artileri berat ke gunung-gunung yang mengelilingi lembah Dien Bien Phu. 
Pada bulan Maret 1954, Viet Minh memulai penyerangan mereka terhadap pasukan Perancis di Dien Bien Phu. Pada tanggal 7 Mei 1954, mereka berhasil menaklukan pusat komando Perancis. 9.500 anggota pasukan kolonial Perancis ditangkap. Ini merupakan kekalahan paling buruk dalam sejarah pasukan kolonial Perancis. 
Lebih dari 20.000 orang Viet Minh dan lebih dari 3.000 orang Perancis terbunuh dalam pertempuran di Dien Bien Phu. Perang antara Viet Minh dengan Perancis yang berlangsung selama sembilan tahun, telah menelan korban jiwa yang sangat besar. Lebih dari satu juta warga sipil, 200.000 hingga 300.000 orang Viet Minh dan lebih dari 95.000 anggota pasukan kolonial Perancis telah kehilangan nyawanya. 
Pada tanggal 20 Juli 1954 di Jenewa, negosiator Viet Minh dan Perancis setuju membagi Vietnam menjadi dua negara bagian : komunis Vietnam Utara dan kapitalis Vietnam Selatan. 
Pada tahun 1959-1963, setelah gerilya komunis Vietnam Selatan dapat menjatuhkan pemerintahan Diem, pemerintahan komunis Vietnam Utara mengendalikan jalannya konfrontasi militer. Lebih dari 40.000 gerilya Vietnam Utara masuk ke wilayah selatan, dan memberikan persenjataan dan amunisi kepada komunis Vietnam Selatan, yang dibawa melalui jalan-jalan kecil Ho Chi Minh di wilayah Laos dan Kamboja. 
Pada tahun 1961, presiden AS yang baru dipilih, Kennedy, mengirimkan 100 penasihat militernya yang pertama bersama dengan satu unit khusus dengan 400 tentara ke Vietnam. Pada tahun berikutnya, AS menambah jumlah pasukannya di Vietnam menjadi 11.000 tentara. 
Pada tanggal 2 Agustus 1964, dua kapal pesiar Amerika di tembaki oleh kapal-kapal patroli Vietnam Utara di Teluk Tonkin. Amerika bersikeras bahwa kapal-kapal pesiar itu berada di perairan internasional. Dan menjadikan peristiwa itu sebagai alasan untuk membom Vietnam Utara untuk pertama kalinya. Hanya saja pada tahun 1971, diketahui bahwa dua kapal perang Amerika telah melanggar daerah perairan Vietnam Utara. 
Pada bulan Maret 1965, pesawat tempur AS memulai Operation Rolling Thunder, pemboman besar-besaran terhadap Vietnam Utara. Sekitar tiga setengah tahun kemudian, bom-bom dijatuhkan di sekitar Vietnam Utara yang jumlahnya dua kali lebih banyak dari jumlah bom yang dijatuhkan pada Perang Dunia II. 
Untuk mengurangi pembangunan industri dan penduduk negara, Vietnam Utara memberlakukan desentralisasi total ekonomi dan evakuasi sejumlah orang dari kota-kota. 
Puncak Perang Vietnam pada tahun 1968, yaitu saat AS mengirimkan hampir setengah juta tentaranya ke Vietnam. Pasukan Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, Filipina dan Thailand semuanya berjumlah 90.000 orang. Dan saat itu tentara Vietnam Selatan berjumlah 1,5 juta orang. 
Front Pembebasan Nasional di bawah kepemimpinan komunis, yang diberi nama Vietkong oleh AS, memiliki kekuatan 400.000 pasukan. 
Pada tanggal 1 Februari 1968, kekuatan Tentara Pembebasan Nasional memulai serangan Tet ke 105 kota-kota di Vietnam Selatan. Walaupun Vietkong berhasil dipukul mundur dan mengalami kekalahan (kecuali di Hué), serangan Tet ini merupakan saat yang menentukan dalam Perang Vietnam. 
Serangan Tet mengakibatkan perubahan sikap AS. Setelah serangan Tet, pemerintahan AS tidak tertarik lagi ingin memenangkan perang. Tapi mereka hanya tidak ingin kehilangan reputasinya sebagai kekuatan militer terhebat. 
Melalui operasi militer AS, angkatan udara AS melakukan pengeboman ke wilayah Vietnam Utara, dan berakhir pada Oktober 1968. AS mulai menarik kembali pasukan-pasukannya dari Vietnam. 
Tahun 1969 di Paris, AS, Vietnam Selatan, Vietnam Utara dan Vietkong melakukan negosiasi untuk menarik seluruh pasukan AS dari Vietnam. 
Pada tahun 1972, sebelum negosiasi Paris membawa hasil, AS telah mengurangi pasukannya sebesar 100.000 orang dari Vietnam. 
Tanggal 30 Maret 1972, terjadi serangan komunis, tapi bukan oleh Vietkong melainkan oleh pasukan Vietnam Utara yang melewati garis demarkasi (17 derajat garis lintang utara) melanggar wilayah Vietnam Selatan. Pengeboman yang dilakukan secara terus-menerus oleh pesawat tempur AS, telah menyebabkan mundurnya pasukan Vietnam Utara. 
Pada tanggal 27 Januari 1973, persetujuan gencatan senjata ditandatangani di Paris dan mulai diberlakukan sejak hari itu. Pada bulan Maret 1973, pasukan terakhir Amerika, meninggalkan Vietnam. 
Dua tahun kemudian, Vietnam Utara dan kekuatan komunis Selatan memulai serangan dengan maksud untuk menguasai negara Vietnam Selatan. Beberapa minggu kemudian, tepatnya tanggal 30 April 1975, pasukan Vietnam Utara menduduki Saigon dan mengakibatkan berakhirnya perang yang telah berlangsung selama tiga puluh tahun.
Vietnam 
Angkasa-online.com-Pada ajang perang Vietnam, persenjataan telah makin berkembang termasuk penggunaan pesawat-pesawat tempur jet yang bahkan telah memasuki era jet supersonik. AS menggunakan F-105 dan F-4 Phantom untuk menghadapi pesawat Rusia yang terdiri dari MiG-17 dan MiG-21. 
Pada perang Vietnam inilah untuk pertama kali digunakan secara besar-besaran surface-to-air missile (SAM) sebagai salah satu komponen penting dalam sistim pertahanan udara. Teknologi elektronik juga menjadi sangat berpengaruh dalam perang ini dengan mulai banyak digunakannya bom laser-guided maupun yang optically-guided. Demikian pula penggunaan sistem deteksi rudal serta radar-jamming countermeasures. Juga roket baik yang air-to-air maupun yang air-to-ground. 
Penggunaan kapal induk sebagai pangkalan pesawat-pesawat tempur menjadi begitu berperan dibanding dengan apa yang dilakukan pada Perang Dunia Kedua. Disamping itu dalam Perang Vietnam inilah dikembangkan sistem pengisian bahan bakar pesawat di udara oleh pesawat terbang tanker sebagai upaya AS dalam meningkatkan radius of action serta kemampuan manuver pesawat-pesawat tempurnya dalam melawan pesawat-pesawat produk Rusia. 
Dalam ajang Perang Vietnam terlihat AS agak kewalahan dalam menghadapi keampuhan pesawat-pesawat tempur buatan Rusia. Untuk air-to-air combat Vietnam menggunakan MIG-17 dan MiG-19, sementara AS mengandalkan F-4 Phantom-nya. Pesawat AS lainnya yang banyak terlibat dalam perang Vietnam antara lain F-100, OV-10 Bronco, C-123, C-130 dan C-7 Trash Haulers, selain itu digunakan pula F-105, F-111 dan B-52 sebagai pembom. 
Pada Perang Vietnam ini pulalah pesawat helikopter meningkat menjadi senjata tempur yang signifikan dengan pengembangan perannya dalam misi-misi observasi, combat tactical transport dan combat medical evacuation. 
Tercatat pula dalam perang Vietnam ini, pengembangan pesawat C-47 Dakota yang dipersenjatai senapan mesin kaliber 12,7 mm di ekornya, sangat banyak membantu gerakan pasukan darat di bawah, pesawat ini dikenal kemudian dengan C-47 gun-ship. 
Pada perang ini Rusia menggelar 2.300 surface-to-air missiles, ribuan penangkis serangan udara berbagai kaliber serta tidak kurang dari 180 pesawat MiG.

Khukri, Senjata Dewa Gurkha


Pasukan Gurkha masa kini yang masih menggunakan kukri sebagai salah satu senjata tempur. Walaupun sebenarnya senjata tradisional, kukri ternyata tetap dipertahankan hingga sekarang oleh pasukan Gurkha.
Bicara Gurkha pasti bicara Khukri, dan sebaliknya. Pisau unik yang satu ini adalah ikon nomor satu dan merupakan senjata yang menakutkan. Sekali terhunus oleh seorang Gurkha, Khukri harus minum darah sebelum disarungkan. Tapi benarkah mitos tersebut?
Legenda mengatakan bahwa suatu ketika, Bappa Rawal muda sebagai pendiri Gurkha bertemu dengan pandita bernama Gorakhnath yang sedang bermeditasi. Gorakhnath yang menjalani tapa brata merasa gembira bahwa Bappa Rawal merawat dan membersihkan lokasi disekitar tempat meditasinya. Sebagai tanda terimakasihnya, Gorakhnath menghadiahi Bappa Rawal dengan sebilah pisau sakti Khukri, yang kemudian menjadi senjata wajib bagi semua Gurkha yang mengikut Bappa Rawal, dan selalu hadir saat Gurkha berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di sekitarnya.
Contoh sebuah kukri tradisional yang biasa digunakan untuk upacara oleh prajurit Gurkha.
Kisah di atas tentu hanya mitos, walau memang tidak ada sejarawan yang mampu menunjuk dengan pasti asal-usul Khukri. Penyebutannya pun bisa bermacam-macam, AD Inggris memilih lafal Kukri, orang Nepal menyebutnya Khukuri atau Khukri. Yang jelas, seorang Gurkha tidak akan lengkap tanpa Khukrinya, dan mereka amat bangga akan senjata andalannya ini. Buktinya, tiap batalion dalam Gurkha Regiment pasti memasukkan unsur Khukri dalam lambang batalionnya. Bukan sekali dua kali terdengar kisah keberanian seorang Gurkha yang hanya bersenjatakan Khukri, seperti saat membantai tentara Jerman dalam PD II, atau prajurit Gurkha yang mencacah seorang Taliban di Afghanistan. Adalah saat yang menakutkan, saat menyaksikan Gurkha berlari sambil menghunus Khukrinya, yang berkilat-kilat diterpa cahaya matahari mencari korban.
Setidaknya, bila dirunut Khukri memiliki pengaruh dari Kopi, pedang klasik orang Yunani dan Machira, pedang kavaleri yang dipergunakan oleh pasukan Alexander Agung dalam penaldukannya di India pada 4SM. Pengaruh ini kelihatan pada mata pisau Khukri, yang kecil pada pangkal lalu melebar sampai ke ujungnya. Pada masa-masa awal, tidak ada ukuran standar untuk Khukri, dimana panjang bilahnya bervariasi mulai dari 4″ sampai 36″ atau dari seukuran pisau, sampai seukuran  pedang.
Tapi biarpun ukurannya berbeda-beda, bentuknya relatif sama, karena ada filosofi yang terkandung di dalamnya. Punggung mata pisaunya yang tumpul dibuat melengkung, sementara sisi dalam yang tajam, yang diarahkan ke benda yang akan dipotong, cenderung memiliki sudut yang ekstrem. Bentuk semacam ini memberikan kelebihan karena titik berat pisau justru ada di punggungnya, dimana saat diayunkan, Khukri akan jatuh ke sasaran dengan lebih cepat dan tenaga yang besar. Oleh kareria itu, dibandingkan pisau yang seukuran, Khukri jauh lebih efektif saat digunakan untuk gerakan menebas, dan inilah memang manuver serangan utama yang diandalkan Gurkha, tebasan ke kepala, yang disebut `chinnu’ alias memenggal.
Berbagai macam variasi bentuk kukri yang pernah dibuat untuk pasukan Gurkha. pada perkembangannya, Pemerintah Inggris mengecilkan sisi kualitas karena menganggap kukri tidak lagi berperan dominan dalam sebuah pertempuran.
Pada kenyataannya, manuver tebasan ini lebih banyak digunakan saat melintasi hutan, untuk memotong vegetasi yang menghalangi. Karena bentuknya yang efisien, Khukri dapat digunakan untuk memotong pohon berdiameter 15 cm dalam satu kali tebasan tepat, sehingga pasukan Inggris yang bertugas di Birma dalam PD II justru lebih suka membawa Khukri dibandingkan golok. Bilah pisaunya sendiri sudah cukup berat, rata-rata mencapai 500 gram, dan gagangnya pun dibuat dari kayo tebal dan berat, sehingga Khukri dapat diandalkan untuk memukul (pummeling) yang mampu meremukkan tulang atau tengkorak.
Satu hal lagi yang juga menjadi ciri khas Khukri adalah cerukan berbentuk bulan sabit pada pangkal bilah yang menghadap keluar.
Ada beberapa teori yang menyebutkan bahwa cerukan ini adalah lambang kesuburan atau pengait yang menjaga Khukri di tempatnya, atau berfungsi mencegah darah korban mengalir sampai ke gagang agar tidak licin. Ada pula yang mengatakan bahwa cerulean ini merupakan perlambang dan Trisula, senjata Shiwa sang dewa penghancur dalam agama Hindu. Dalam penggunaan praktis, cerukan ini dapat digunakan untuk mengunci serangan senjata lawan. Saat mata pedang lawan dikunci dengan cerulean, satu ayunan kebawah dapat menjatuhkan senjata lawan apabila lawan tak mengantisipasinya. Atau cerukan ini dipergunakan untuk membuat luka dan jari seorang Gurkha, memberi minum Khukrinya sebelum disarungkan kembali.
Baja karbon
Legenda juga menyatakan, bahwa Khukri tidak pernah patah dalam pertempuran. Faktor logis adalah karena Khukri dibuat dari baja karbon dengan kerapatan tinggi, biasa dibuat dan baja rel atau per pada jip dan truk yang memang tergolong heavy duty karena didesain untuk menahan beban berat. Namun seperti keris di Indonesia, pembuatan Khukri juga melibatkan empu yang disebut Bishwakarmas atau Kamis. Mereka harus melakukan sejumlah ritual dan puasa se belum melakukan Khulcuris, yaitu proses pembuatan Khukri. Bahkan dalam pembuatan sarungnya yang disebut Dap yang terbuat dari kulit, hanya ada satu klan yaitu Saarkis yang diakui pandai membuatnya. Mungkin faktor kultural-magis inilah yang juga berkontribusi pada kekuatan “lebih” yang bersemayam dalam sebilah Khukri.
Di tempat asalnya Khukri masih dibuat sangat sederhana seperti yang terlihat dalam foto, peralatan yang digunakan pandai besi di sana kemungkinan masih sama dengan yang digunakan oleh para leluhurnya. Walaupun demikian untuk kepentingan Gurkha mereka membuatnya dengan standar baku yang sudah ditentukan oleh AD Inggris. Di Indonesia masih banyak pandai besi yang tidak kalah bagusnya dalam berkarya. Seperti pandai besi di daerah Cibatu -Jabar, yang terkenal dengan goloknya .(hrz)
Tidak banyak desa yang mampu membuat Khukri, dan Khukri yang baik datang dari Bhojpur, Chainpur, Dhankuta, dan Dharan di sebelah Timur, atau Salyan dan Piuthan di sebelah Barat Kemajuan zaman semakin mendesak tradisi pembuatan Khukri, dan kini sebagian besar dibuat di Dharan. Dalam satu set Khukri biasanya terdapat dua miniatur Khukri, satu tajam dan satu tumpul, yang biasanya disarungkan di sisi belakang. Yang tajam disebut Karda, digunakan untuk mengasah Khukri atau memotong tali pusar dalam proses kelahiran bayi. Yang tumpul disebut Chakmak, dan digunakan untuk membantu menyalakan api dengan menggesekkannya ke batu api.
Seorang prajurit Gurkha biasanya memiliki dua set Khukri. Yang satu dipergunakan untuk pemakaian sehari-hari termasuk bertempur, dan yang satu dipergunakan sebagai alat upacara. Dalam ritual Dashain yang juga dilakukan oleh Gurkha Regiment, Khukri dijadikan alat untuk memotong leher hewan korban untuk menyenangkan para dewa, yang biasanya dilakukan sebelum berangkat perang. Oleh karena Khukri yang dipergunakan hams disucikan, maka biasanya seorang Gurkha pasti menyimpan dua Khukri.( aryo nugroho)

Female Gurkha




Female Gurkha
Gurkha wanita, mungkin ini pikiran terakhir yang akan terlintas di kepala anda. Maklum saja. imej pasukan yang gagah berani dan haus darah tampak tidak sesuai bila diasosiasikan dengan kaum hawa yang lemah lembut. Tapi ternyata emansipasi sampai juga ke Brigade Gurkha, saat Kemetrian Pertahanan Inggris mengubah kebijakannya dan mengizinkan calon wanita bergabung dalam Gurkha Brigade mulai tahun 2007.
Female Gurkha
Female Gurkha
Tak tanggung-tanggung, 50 posisi disediakan untuk para calon wanita, dengan hak yang setara dengan para Gurkha pria, termasuk gaji 1.000 poundsterling sebulan dan masa dinas selama 15 tahun. Bagi para wanita Nepal yang terkungkung dalam sistem kasta yang lebih menomorsatukan pria, hal ini adalah pintu keluar dari himpitan sistem sosial yang menekan. Tiap tahunnya, lebih dari 15.000 pendaftar wanita datang ke Pokhara untuk mengetes keberuntungannya. Seleksi fisiknya pun sama ketatnya, harus mampu melakukan 14 angkatan tiang, 75 bench jump, dan 70 sit up dalam 2 menit. Bagi mereka yang bisa menyelesaikan masa pendidikannya, posisi tersedia hanya di Queen’s Gurkha Engineers, Queen’s Gurkha Signals dan Queen’s Own Gurkha Logistic Regiments, yang berarti mereka akan berlugas di unit pendukung, dan belum sampai ke unit tempur.



Crafting The Finest Warrior






Seleksi dan rekruitmen pasukan Gurkha mungkin boleh disebut yang terunik di dunia. Bagaimana tidak, alih-alih menempa para prajurit Gurkha dengan latihan keras, para rekrutmen yang datang sudah punya modal fisik yang tangguh.
Inggris memang beruntung. Fisik anggota suku-suku di kaki gunung Himalaya yang mendaftar masuk menjadi prajurit Gurkha rata-rata memang sudah di atas standar yang diinginkan. Kalau diibaratkan patung, alam dan lingkungan Nepal telah mampu membentuk fisik para rekrutmen menjadi sekeras cadas. AD Inggris hanya tinggal memolesnya saja untuk menjadi prajurit tempur yang tangguh.
Akan tetapi, AD Inggris tentu hanya mau input yang terbaik. Berhubung Resimen Gurkha personelnya terus-menerus diciutkan, seleksi pada tahun-tahun belakangan menjadi semakin ketat. Namun hal ini tidak menghalangi minat pendaftar. Maldum saja, terpilih menjadi kandidat Gurkha laksana mendapatkan lotere, karena itu menjadi tiket keluar dari kemiskinan dan jalan keluar untuk melihat dunia yang lebih luas. Tiap tahunnya, tak kurang dari 25.000 pemuda mendaftar masuk dalam seleksi menjadi anggota Gurkha, padahal yang diterima tak lebih dari 230.
Foto-foto ini adalah gambaran proses rekrutmen pasukan Gurkha. Diantaranya adalah pemeriksaan gigi.
Tes ketahanan tubuh dengan sit-up
Setelah lolos seleksi mereka dibariskan berdasarkan nomor angkatan. Seleksi Gurkha terkenal sangat ketat. Pada tahun 1998, dari 300 pelamar hanya satu orang yang diterima.
Tugas perekrutan prajurit Gurkha jatuh ke tangan BGN (British Gurkha Nepal)yang bermarkas di Jawalakhel, Kathmandu. BGN yang bertanggungjawab langsung kepada HQ, Land Command dipimpin oleh seorang perwira berpangkat kolonel yang biasanya sekaligus menjabat sebagai atase pertahanan di Kedutaan Besar Inggris di Kathmandu. BGN bertanggungjawab terhadap segala urusan seorang prajurit Gurkha, mulai saat is direkrut sampai kemudian memasuki pensiunnya. Dalam hal sirkulasi uang, BGN merupakan kekuatan ekonomi terbesar keempat di Nepal, melebihi berbagai perusahaan-perusahaan swasta. BGN memiliki 3 pusat pelatihan yaitu British Gurkhas Kathmandu, British Gurkhas Pokhara, dan British Gurkhas Itahari. Dari ketiganya, Britih Gurkhas Pokhara yang terletak di distrik Barat, 8 jam perjalanan dari Kathmandu, merupakan koordinator proses rekrutmen.
Dalam proses rekrutmen Gurkha, BGP dibantu oleh Galla Wallah Galla Wallah merupakan pensiunan Gurkha yang bekerja secara khusus untuk mencari kandidat-kandidat calon Gurkha terbaik. Galla Wallah bekerja sesuai dengan arahan BGN dan memulai pencariannya dari desa ke desa pada bulan Mei sampai September. Seleksi yang dilakukan oleh Galla Wallah biasanya didasarkan oleh pada sejumlah standar fisik, seperti tinggi badan, lebar bahu, dan ukuran-ukuran spesifik lainnya. Dalam periode lima bulan tersebut, seorang Galla Wallah bisa merekrut sampai 100 calon, biasanya diutamakan dari yang keluarganya memiliki sejarah pengabdian di dalam Gurkha Regiment.
Sebagian pemuda Nepal yang datang dan mendaftar sebagai prajurit Gurkha pada tahun 1997 saat sedang menjalani seleksi fisik. Terlihat wajah-wajah belia dan polos namun degan tubuh yang tegap berisi. Pemuda-pemuda desa ini berharap dapat memperbaiki taraf hidup diri dan keluarganya degan menjadi prajurit Gurkha.
Pada waktu yang telah ditentukan, biasanya di awal musim semi, para calon-calon kandidat mendatangi bukit yang telah ditentukan untuk menjalani hill selection. Di bukit tersebut, telah menunggu enam tim yang terdiri dari para NCO Gurkha yang akan melakukan penyaringan awal berdasarkan pemeriksaan kesehatan, kemampuan baca-tulis dasar, dan tes fisik dasar. Dad puluhan ribu yang datang, yang diambil hanya 800-900 orang, jadi sudah terbayang betapa ketatnya saringan untuk menjadi seorang Gurkha. Bagi sejumlah kecil yang lulus, mereka diberitahu untuk datang ke Pokhara guna menjalani seleksi lanjutan.
Pada bulan Desember sampai Januari, BGP menyelenggarakan seleksi yang disebut Central Selection. Inilah yang merupakan tes awal yang sesungguhnya. Para kandidat yang sudah dinyatakan lulus dalam hill selection berdatangan ke pusat latihan di Pokhara. Sebagian menggunakan kendaraan umum, tapi ada yang berjalan kaki berjam-jam dari desanya sendiri. Para pemuda yang sudah tiba di Pokhara akan dibariskan. Mereka diperintahkan bertelanjang dada dan cat khusus dicoretkan secara yertikal di dada, mencegah mereka -ang dinyatakan gagal untuk menjalani tes ulang. Selanjutnya, tiap kandidat harus menjalani ,eiumlah tes, dimulai dari tes esehatan yang meliputi x-ray dan gigi, kemudian dilanjutkan dengan :es baca-tulis. Bagi sebagian besar kandidat, mungkin inilah pertama kalinya dalam hidupnya mereka bertemu dan menjalani pemeriksaan check-up bersama dokter dan berkenalan dengan pengobatan modern.
Salah satu proses menjadi prajurit Gurkha adalah berlari lintas alam dengan menggendong beban seberat 35 kg dengan doko keranjang tradisional Nepal.
Setelah tes kesehatan dan administratif selesai, giliran tes kecakapan fisik yang didesain dalam beberapa tahap. Seorang kandidat harus mampu melakukan 13 pull up dengan beban serta 25 kali sit-up dalam satu menit, dilanjutkan terus dengan dicatat sampai akhirnya si kandidat kelelahan. Kandidat juga harus berlari sejauh 1,5 mil dalam 14 menit, diselingi istirahat sejenak, lalu harus lari lagi sejauh 1,5 mil dalam 10 menit. Ujian akhir dalam Central Selection adalah Doko Race, yang dilaksanakan pada sore hari di bukit di sebelah pusat latihan Pokhara. Tiap kandidat harus berlari ke atasnya, mendaki ke atas dengan memanggul beban berupa batu seberat 35kg dalam doko (keranjang tradisional Nepal). Setelah sampai di atas, mereka harus berlari lagi ke bawah, dan satu kali perjalanan bolak-balik tersebut hams sudah diselesaikan sebelum stopwatch menunjukkan waktu 35 menit. Seleksi ini jauh lebih ketat daripada tes masuk prajurit untuk unit infantri reguler AD Inggris, sehingga dari awal sudah ketahuan bahwa Gurkha memang didesain sebagai satu kesatuan yang elite, dengan kohesifitas tim yang luar biasa. Mereka yang lulus kemudian dibariskan untuk menjalani At- testation Parade. Satu-persatu, tiap kandidat menghadap ke arah foto Ratu Elizabeth II yang diletakkan di atas hamparan bendera Union Jack. Tiap kandidat memberikan hormat pada Ratu, dan kemudian menyentuhkan tangannya ke Union Jack seraya mengucap sumpah setia pada Ratu dan Negeri Inggris Raya. Setelah itu, tiap kandidat yang lulus tadi diberikan kesempatan untuk menemui istri atau sanak keluarga yang biasanya menyertai mereka dalam perjalanan ke Pokhara, untuk mengucapkan salam perpisahan. Biasanya upacara kecil-kecilan dilaksanakan pada momen-momen terakhir sebelum tiap kandidat diberangkatkan ke Inggris. Untaian Marla (karangan bunga) dan scarf sutra akan dikalungkan di leher kandidat untuk memberikan doa restu dan keselamatan, serta upacara Tika, meraupkan tepung beras ke kening sebagai simbol restu dari keluarga.
Tiba di  Inggris
Tahap selanjutnya, kandidat akan dibawa ke Inggris, tepatnya ke Gurkha Training Company di Catterick, yang juga merupakan markas dari 2nd Battalion, Infantry Training Centre. Rumah baru bagi GTC ini baru ditempati pada Desember 1999, setelah sebelumnya beberapa kali mengalami kepindahan. Pada Agustus 1951- 1971, Gurkha Training Depot dipusatkan di Sungai Patani, Kedah Malaysia. Seiring berakhirnya Malaya Emergency dan Konfrontasi, pusat latihan Gurkha ikut bergeser mengikuti kepindahan markas besar Gurkha ke Hongkong, di Sek-Kong. Dan ketika Hongkong diserahkan ke RRC pada 1994, Gurkha Training Wing ikut bergeser di Church Crock-ham, tepatnya di Queen Elizabeth barracks, sebelum berpindah ke tempatnya yang baru sekarang.
Papan nama di depan kantor pusat Gurkha di Pokhara, Nepal.
Di Helles Barracks, tiap kandidat yang baru tiba ditempatkan ke dalam salah satu dari dua Wing, Wing A (Imphal) dan Wing B (Catterick) dan digolongkan sebagai SUT (Soldier Under Training), tak beda dengan taruna lainnya. Namun begitu, silabi pendidikan untuk talon Gurkha tetap dibedakan, begitu pula cara pendidikannya. Sebagai contoh, tiap taruna langsung ditunjuk masuk kedalam seksi (setara regu dalam terminologi AS) yang dipimpin oleh seorang kopral yang juga seorang Gurkha. Bagi tiap anggota seksi, kopral ini adalah ayah, sahabat, kakak, dan juga sekaligus pemimpin mereka. Pemimpin seksi ini disebut Gurunji (Guru) oleh para siswanya, dan memang begitulah cara mendidik para siswa Gurkha.
Dibanding menggunakan seorang drill sergeant yang menerapkan disiplin militeristik yang kaku dan keras, seorang Gurunji menggunakan metode semi formal dalam menanamkan setiap nilai dan pengetahuan yang diperlukan seorang calon Gurkha. Metode ini dianggap lebih efektif, mengingat siswa Gurkha yang datang dari desa-desa terpencil pasti akan terkaget-kaget bila langsung didrill secara keras, dan bukan tak mungkin akan membangkang. Lagi pula nyaris semua calon Gurkha ini tidak (bisa berbahasa Inggris, dan keberadaan Gurunji juga membantu mereka meningkatkan pemahamannya akan bahasa man mereka saat ditugaskan kelak. Tiap siswa akan diberikan pelajaran bahasa Inggris secara intensif yang dilakukan oleh Gurkha Language Wing selama 9 minggu, 3 minggu di kelas dan 6 minggu secara berselang-seling dengan silabi militer.
Silabi Militer
Sementara untuk penggemblengan kecakapan keprajuritan Gurkha, AD Inggris ternyata merasa cukup menerapkan CIC (Combat Infatryman Course) yang sama dengan prajurit reguler AD Inggris. Maklum saja, soal urusan fisik, Central Selection dianggap sudah mampu menyaring kandidat sehingga tiap calon yang sampai di Inggris punya modal lebih dalam hal kebugaran dan kemampuan fisik, tinggal memolesnya saja untuk menjadi seorang prajurit infanteri Gurkha yang tangguh. Pendidikan selama 37 minggu ini dipusatkan pada pembangunan kemampuan fisik dan kemampuan tempur, terutama dalam manuver seksi dan peleton. Total jenderal ada delapan kali latihan, dengan 37 hari dan 26 malam dihabiskan di medan, sisanya di kelas.
Beberapa prajurit Gurkha sedang mengunjungi Pantai Gibraltar dan berpose di depan sebuah meriam perlahanan pantai. Kunjungan seperli ini merupakan salah satu silabi sosial yang harus dijalani setiap prajurit Gurkha.
Materi yang diajarkan mulai dari taktik serang level seksi, patroli, pertahanan, FIBUA (Fighting in Built Up Areas) termasuk materi terbatas pertempuran jarak dekat, diakhiri 5 hari latihan kecakapan dengan menggunakan senjata level seksi, mulai dari senapan serbu L85A2, senapan mesin regu L86A2, senapan mesin FN MAG/ L7, granat, dan mortir 60 mm. Ujian akhir dilaksanakan dalam bentuk mock-up serangan dengan manuver level peleton, untuk memastikan bahwa setiap siswa Gurkha mampu menunjukkan kemampuan tempur individu yang bersinergi dengan kerjasama tim yang baik.
Bicara soal kemampuan pengenalan medan, tiap calon Gurkha alga dididik secara khusus dengan materi seperti pembacaan kompas Jan peta, pengamatan medan, medik lapangan, membuat pertahanan, survival, serta membuat kamuflase. Ujian terhadap survival skill ini diadakan terpisah dari ujian senjata, dalam satu tes yang dikenal dengan nama Samjhana Birsana. Latihan baris-berbaris drill) juga diberikan pada siswa Gurkha, dan justru ini seringkali erbukti yang tersulit. Kebiasaan anggota Gurkha yang berasal dari desa terpencil dengan jalan yang terjal ternyata telah menyulitkan para siswa Gurkha jika diperintahkan berjalan lurus dalam format barisan
Silabi Sosial
Satu aspek pendidikan yang unik dari Gurkha adalah adanya satu silabi sosial yang bertujuan untuk mengasimilasikan tiap calon Gurkha dengan segala aspek kehidupan dan kebudayaan Inggris. Dalam struktur pendidikan AD Inggris, hanya Brigade Gurkha yang menerima pendidikan semacam ini. Pendidikan sosial ini dilaksanakan dengan durasi 2 minggu, yang pelaksanaannya disisipkan ke sepanjang pendidikan sepanjang 37 minggu tersebut.
Inilah cara sumpah para prajurit Gurkha setelah dinyatakan lulus. Tangan kanan diletakkan di meja di depan foto Ratu Inggris, Elizabeth II.
Silabi sosial ini dibagi kedalam tiga tahap, yang dimulai dengan Ex. Pahilo Kadam, yang arti harafiahnya adalah langkah pertama. Di sini, tiap siswa diajari mengenal area di sekitar Caterrick, jalan-jalan, rute, serta bus umum dan taksi yang bisa digunakan. Kota yang bertetangga vaitu Richmond dan Darlington ‘uga dikunjungi, di mana biasanya para siswa Gurkha melakukan perjalanan berkelompok dalam pakaian yang rapi, biasanya setelan jas dan dasi. Pahilo Kadam dilanjutkan dengan Doshro Kadam (langkah kedua), yang meliputi perjalanan ke ekeliling kota, dimana tiap calon
diwajibkan berbicara dengan penduk setempat dengan mengguan bahasa Inggris yang telah diajarkan oleh GLW. Para siswa juga diajak mengunjungi 3-5 tempat di Iggris Utara dan Skotlandia, terutama kota-kota bersejarah seperti Edinburgh, York, dan Manchester.
Kota lain yang mungkin dikunjungi adalah Blackpool, Newcastle, Middlesborough dan Liverpool. Dalam tiap kunjungan, sang Gurunji harus menemani untuk menjelaskan sebisa mungkin dan menumbuhkan rasa percaya diri tiap calon Gurkha. Latihan terakhir yang diajarkan adalah Teshro Kadam (langkah ketiga) di mana siswa diharapkan memiliki rasa percaya diri dan mampu ‘diilepas’ di Inggris. Latihan ini meliputi kunjungan ke London, ke Buckingham Palace, Houses of Parliament, Tower of London, museum madame Tussauds, London Dungeon, dan Museum Ilmu Pengetahuan, untuk mendapatkan pemahaman mengenai sistem pemerintahan, sejarah, dan tata kotanya.
Lulus
Siswa Gurkha yang lulus setelah masa pendidikan selama 37 minggu tersebut akan dibariskan untuk berparade dalam Passing Out Parade, di mana orangtua dan sanak famili para anggota Gurkha yang dinyatakan lulus boleh undang menyaksikan putra-putra mereka diterima mengabdi pada Kerajaan Inggris. Namun karena biasanya rata-rata datang dari keluarga yang miskin, mereka tidak mampu membelikan tiket pesawat untuk sanak familinya. Sebagai gantinya, mereka merayakan kelulusan bersama komandan seksi dalam acara Passing Out Party di mana biasanya tarian tradisional orang Nepal dipertunjukkan dan dirayakan bersama di hall. Setelah masa pendidikannya selesai, tiap siswa akan dimasukkan kedalam resimen-resimen yang telah ditunjuk sebagai seorang prajurit berpangkat riflemen, siap mengabdi kemanapun Inggris memerintahkan mereka. Bagi yang nilainya di atas rata-rata, akan ditunjuk ke dalam Queen’s Gurkha Engineers, Queen’s Gurkha Signal, atau Queen’s Gurkha Logistic Regiment, dimana mereka akan diberi pendidikan lanjutan sebelum menjadi seorang spesialis. (aryo nugroho)


6 Perang terdahsyat dalam sejarah

1. Perang Napoleon

Perang ini timbul selama Napoleon Bonaparte memerintah Perancis dari 1799 hingga 1815 dan berdampak luas di Eropa. Napoleon Bonaparte yang berhasil merebut kekuasaan di Perancis melalui sebuah kudeta 18 Brumaire menata ulang sistem kemiliteran di Perancis dan secara mengejutkan berhasil memperluas kekuasaan Perancis hingga menguasai hampir seluruh wilayah Eropa.

Namun Perancis tidak berdaya melawan Inggris dan Rusia. Perang Napoleon berakhir ketika ia mengalami kekalahan dalam Pertempuran Waterloo (18 Juni 1815) dan disepakatinya pakta Paris yang ke-2. Jumlah korban sekitar 3.250.000 sampai dengan 6.500.000 juta jiwa.

2. Perang Dunia I

Perang ini berlangsung dari 28 Juli 1914 hingga 11 November 1918 yang dilatarbelakangi Pangeran Franz Ferdinand dari Austria dibunuh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di Sarajevo. Perang ini menghadapkan blok sentral (Austria, Jerman, Turki, Bulgaria) dengan blok sekutu (Rusia, Perancis, Inggris, Kanada, Italia, Amerika Serikat). Perang ini menjadi tonggak runtuhnya kekuasaan monarki absolut di seluruh dunia. Selain itu, 4 dinasti, Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang. Perang ini menewaskan 40.000.000 orang di seluruh dunia dan munculnya depresi ekonomi tahun 1929.

3. Perang Dunia II

Berlangsung dari tanggal 1 September 1939 sampai tanggal 14 Agustus 1945 di 3 benua: Asia, Afrika, dan Eropa. Di Eropa, Adolf Hitler sebagai kanselir Jerman yang berusaha membangkitkan kembali kejayaan Jerman melalui fasisme terlebih dahulu menyerang Polandia. Selanjutnya dengan dibantu oleh Italia dan Uni Soviet, Jerman terus memperluas wilayah pendudukannya. Di Asia, Jepang secara mendadak menyerang pangkalan laut AS di Pearl Harbour pada 7 Desember 1941, menyeret Asia sebagai medan Perang Dunia II. Amerika Serikat yang semula tidak ikut berperang mulai mengangkat senjata melawan blok Axis, bergabung bersama Inggris dan Perancis.

Uni Soviet yang tiba-tiba diserang oleh sekutunya sendiri, Jerman melalui Operasi Barbarossa pada 1941 balik memusuhinya dan memulai rangkaian kekalahan Jerman. Perang berakhir pada 14 Agustus 1945 dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu setelah 2 kotanya, Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat. Perang ini mengakibatkan 50.000.000 tewas, lahirnya PBB, dan munculnya Uni Soviet dan Amerika Serikat sebagai negara adidaya.

4. Ekspansi Mongol

Ekspansi Mongol adalah sebuah ekspansi besar bangsa Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan untuk menaklukan wilayah Eurasia pada awal abad ke-13. Dengan membawa pasukan berkuda dalam jumlah besar dan amat terlatih, Genghis Khan berhasil menebar teror di seantaro Eurasia selama 1 dasawarsa. Genghis Khan berhasil menguasai Tiongkok, mengalahkan Rusia, menghancurkan kekaisaran Persia, mencaplok Polandia dan Hongaria, serta meluluh-lantahkan Baghdad sebagai pusat kekhalifahan Islam pada masa itu. Cara dan tujuan Ekspansi Genghis Khan berbeda dengan kaisar-kaisar sebeumnya. Ia menghancurkan apa saja di depan mata, tanpa pandang bulu. Ia menyerang bukan untuk memerintah, melainkan untuk menjarah, memperkosa, dan menculik gadis-gadis untuk mereka bawa ke negerinya, hal inilah yang membuatnya ditakuti di seluruh Eurasia.

5. Perang Salib (Crusade)

Merupakan perang untuk merebutkan Yerusalem yang meluas menjadi konflik antar agama paling dahsyat sepanjang sejarah, dimulai sejak kaum Kristiani yang direstui Paus atas nama agama Kristen berusaha merebut kembali wilayah Yerusalem dan “Tanah Suci” dari kekuasaan Islam. Perang ini berlangsung selama beberapa periode dari abad ke-9 hingga abad ke-16 Masehi. Perang Salib pertama dilancarkan pada 1095 oleh Paus Urban II. Perang ini mencuatkan nama Salahudin Al Ayyubi dan Richard “The Lion Heart” sebagai pahlawan di kedua belah pihak. Perang ini sedikit banyak memberikan pengaruh dalam mengantarkan Eropa menuju zaman Renaissance. Hingga saat ini, istilah Perang Salib masih dipakai untuk menunjukkan konflik antar agama yang berlangsung hingga saat ini.

6. Perang Israel-Palestina

Terjadi dari tahun 1948 saat Inggris yang merampas tanah Palestina dari Kesultanan Turki Ottoman memberikannya kepada kaum Yahudi dalam rangka membangun kembali “tanah air” sejak mereka terusir dari wilayah tersebut karena “membangkang” kepada Tuhan sejak ribuan tahun yang lalu. Negara-negara Timur Tengah dengan mayoritas penduduk muslim yang tidak menyetujui hal tersebut langsung mengangkat senjata melawan Israel dalam Perang Arab-Israel 1948. Namun perang ini berakhir dengan kemenangan Israel.

Perang kemudian berlangsung kembali pada tahun 1967, dikenal juga dengan Perang Enam Hari. Perang ini disebabkan masih tidak relanya negara Arab menerima Israel. Perang ini kembali dimenangkan Israel. Meski perang terbuka tidak ada lagi sesudahnya, namun konflik dengan intensitas rendah masih berlangsung hingga saat ini. Pada 13 September 1993 melalui kesepakatan Oslo, Palestina dan Israel sama-sama mengakui kedaulatan masing-masing. Namun faksi Hamas tidak menyetujui keputusan tersebut sehingga terus mendapatkan tekanan dari Israel hingga saat ini. Ratusan ribu orang tewas akibat konflik ini

copyrigt; Juned Topan.. Diberdayakan oleh Blogger.