Jumat, 17 Februari 2012

Mengaku Wali, Seorang Habib Mencabuli Belasan Murid Lelaki

  1. Eksploitasi Birahi Berjubah Wali
    Thursday, 16 February 2012 09:54
    Habib
    muda
    yang
    sedang
    naik
    daun
    diadukan mencabuli puluhan jamaah pria remaja, dengan dalih
    doktrin ketaatan pada wali. Korban terindikasi kecanduan dan
    dikhawatirkan mengalami penyimpangan orientasi seksual. ***
    Sepucuk surat panggilan dilayangkan pihak Komisi
    Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Surat yang diteken Ketua
    KPAI, Maria Ulfah Anshor, tertanggal 13 Februari 2012, itu
    ditujukan kepada Habib Hasan bin Ja'far Assegaf, beralamat di
    Jalan K.M. Kahfi, Gang Manggis, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta
    Selatan.
    Dijadwalkan, pihak terpanggil diperiksa Wakil Ketua KPAI,
    Asrorun Ni'am Sholeh, pada Jumat besok pukul 14.00
    WIB. Pemanggilan Hasan oleh KPAI itu terkait statusnya sebagai
    terlapor atas pengaduan yang cukup serius untuk seorang
    tokoh agama: "kekerasan psikis dan kekerasan seksual".
    Sebelumnya, pada 16 Desember, Hasan dilaporkan ke polisi
    atas tuduhan telah melakukan pencabulan. Namun, hingga
    pertengahan Februari, polisi belum juga memanggil dan
    memeriksa terlapor. Aparat penegak hukum itu kalah sigap
    ketimbang KPAI, yang langsung melayangkan pemanggilan
    setelah menerima pengaduan pada Selasa, 7 Februari.
    Meski berusia muda, 38 tahun, dan namanya belum lama
    mencuat, Hasan Assegaf bukan sosok sembarangan. Ia ikon
    kunci Nurul Musthofa (NM), majelis taklim yang 10 tahun
    terakhir naik daun, menjadi magnet baru bagi puluhan ribu
    anak muda Jakarta dan sekitarnya.
    NM masuk dua terbesar majelis taklim di Jakarta, selain Majelis
    Rasulullah pimpinan Habib Mundzir Al-Musawa. "Ciri khas
    Nurul Musthofa suka menggelar pengajian sambil menutup
    jalan raya," kata Usman Arai, salah satu perintis NM yang telah
    keluar tiga tahun silam. Itulah sebabnya, NM kerap menuai
    sorotan. Pengaduan pelecehan seksual ini menambah panas
    sorotan terhadap majelis pencinta habaib itu.
    Korban yang mengadu adalah murid-murid lingkaran dekat
    sang habib. Sebagian malah kerabat sejumlah orang yang
    berperan penting dalam merintis pengembangan majelis itu.
    Empat di antaranya tercatat putra keluarga habaib. "Saya
    merasa sakit dan diinjak-injak. Rasanya muka saya seperti
    ditempeleng dengan kotoran sapi," kata Hasyim Assegaf, 48
    tahun, seorang perintis NM, yang sepupu dan keponakannya
    jadi korban pencabulan.
    Terbongkarnya skandal Hasan itu terpicu somasi yang
    dilayangkan Hasan kepada delapan orang, November 2011.
    Seorang pengusaha pencinta habib, sebut saja Edo, yang
    ditemui Gatra di rumah Hasyim Assegaf di Jagakarsa,
    menjelaskan bahwa masalah ini bermula ketika korban cabulan
    Hasan mengadu kepada kakak perempuannya. Si kakak
    mengadukan kepada guru mengajinya, Maryam, di Jagakarsa.
    Maryam adalah menantu Haji Atung, sosok yang pada tahun
    2000-an sempat menampung Hasan bin Ja'far di rumahnya.
    Setelah mendapat laporan, Maryam melarang muridnya datang
    ke NM. Berita ini menyebar ke beberapa pihak. Informasi itulah
    yang membuat Hasan gerah dan melayangkan somasi.
    Dua orang yang turut disomasi adalah Maryam dan Usman
    Arai, orang yang pertama kali mendatangkan Hasan dari Bogor
    ke Jakarta. Mereka yang mendapat somasi kemudian sepakat
    membongkar kasus pelecehan seksual Hasan.
    Pihak yang disomasi dan korban pelecehan Hasan sempat
    menghadap Habib Rizieq Shihab, Ketua Front Pembela Islam
    (FPI). Rizieq diminta menjadi penengah antara Hasan dan
    korban. Sebulan setelah menghadap Rizieq dan tidak ada
    kemajuan berarti, kasus ini dilaporkan ke Polda Metro Jaya,
    karena ancaman pada korban dan keluarganya terus
    meningkat.
    Asrori S. Karni, Haris Firdaus, Mukhlison S. Widodo, dan
    Gandhi Achmad
    [Laporan Utama , Gatra Nomor 18/15 Beredar Kamis, 16
    Februari 2012]
  2. #145
    Newbie
    Join Date
    Feb 2012
    Posts
    7
    Rep Power
    0
    Status "Wali" Menjerat Anak Muda
    Thursday, 16 February 2012 09:40
    Majelis taklim Hasan di Jakarta pertama kali bertempat di rumah
    Haji Atung, Kampung Kandang, Jagakarsa. Promosi kewalian
    Hasan membuat banyak anak muda tertarik. Beberapa orang
    kaya terpikat menjadi donatur. Dana itu, antara lain, untuk
    promosi lewat spanduk, baliho, umbul-umbul, dan website.
    Haji Atung termasuk salah satu penyumbang. Donatur utama
    lainnya, sebut saja Haji Nuril, dari Cilandak. Rumah Hasan yang
    kini disebut Istana Segaf di Ciganjur berdiri di atas tanah hibah
    ayah Nuril. Sebelum Istana Segaf jadi, Hasan sering tinggal di
    rumah Nuril, plus difasilitasi memakai mobil Nuril.
    Sialnya, kata Edo, anak Haji Atung dan Haji Nuril juga jadi
    korban cabulan Hasan. Pada Mei 2009, Hasan dan istrinya
    menunaikan umrah, dibiayai seorang pengusaha. Dalam
    rombongan itu ada sang pengusaha, Haji Nuril dan istri, serta
    anaknya, Harun, bukan nama sebenarnya. Rombongan ini
    menginap di Hotel Hilton.
    Menjelang tengah malam, Hasan minta istrinya membeli jus.
    Sang istri berangkat bersama Haji Nuril dan istrinya. Saat itulah,
    Hasan memanggil Harun ke kamar. "Saat pulang, istri Haji Nuril
    menemukan Harun di kamar Hasan sedang dipangku Hasan,"
    tutur Edo.
    Sewaktu kejadian di Mekkah itu, Harun berusia 15 tahun. Sejak
    usia 12 tahun, Harun sudah dicabuli Hasan. “Pada waktu umur
    12, kemaluan Harun belum bisa bangun. Hasan kasih dia
    minum paksa obat perangsang,” kata Edo. Proses pelecehan
    seksual itu terus berlangsung sampai tahun lalu. “Dari sekian
    korban, Harun paling hancur mentalnya,” Edo menambahkan.
    Wakil Ketua KPAI, Asrorun Ni'am, mensinyalir, tindakan
    pelecehan seksual itu membuat korbannya kecanduan.
    Akibatnya, orientasi seksual korban dikhawatirkan menyimpang.
    "Takutnya sekarang mereka addict," katanya. Tanpa Hasan,
    beberapa korban dikabarkan melakukan aksi yang diajarkan
    Hasan dengan sesama temannya.
    Ada pesan BBM antarkorban yang berisi ajakan untuk saling
    beraksi di kamar mandi. Ni'am berpandangan, para korban
    harus menjalani rehabilitasi supaya potensi penyimpangan
    orientasi seksual itu hilang.
    Dalam perbincangan keluarga korban dan KPAI berkembang
    kesan, polisi lamban menangani kasus ini. "Harusnya dua
    minggu cukup untuk mendalami keterangan saksi. Setelah itu,
    pelaku bisa dipanggil," ujar sumber di KPAI. Ada dugaan, polisi
    takut memeriksa Hasan karena banyaknya massa NM. Tapi juru
    bicara Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, membantah takut.
    "Tidak ada rasa takut bagi kami. Anggota kami saja yang
    bersalah pasti ditangkap. Apalagi ini masyarakat biasa," katanya.
    Terlapor belum diperiksa, kata Rikwanto, karena penyidik masih
    ingin mengonfirmasikannya kepada saksi ahli bahasa. "Yang
    dilaporkan statusnya masih terlapor, belum tersangka," kata
    Rikwanto kepada Deni Muliya Barus dari Gatra.
    Tanggapan pro dan kontra berkembang di Kampung Kandang,
    Jagakarsa, kawasan yang menjadi basis awal pertumbuhan
    majelis itu. Perbincangan yang diikuti Gatra di Masjid Al-Akhyar,
    Kampung Kandang, Senin lalu, memperlihatkan resistensi
    mereka pada NM. Masjid yang dikelola Haji Atung ini dulu
    tempat pertama Hasan berdakwah. "Nggak di sini saja, Mas,
    yang menolak. Warga Jagakarsa, Cilandak, sampai Condet pun
    pada menolak," kata seorang pengurus masjid.
    Di sisi lain, ada dukungan tokoh masyatakat setempat,
    Murtanih. Penolakan warga, kata Murtanih, hanya suara
    sebagian. "Adanya Numus (Nurul Musthofa) ini sangat besar
    manfaatnya dibandingkan dengan mudaratnya," kata Murtanih.
    Anak muda Kampung Kandang jadi mudah diajak mengaji.
    "Daripada remaja kelayapan nggak jelas, mending mereka
    ngaji," tuturnya.
    Kepala SD Negeri Lenteng Agung 12 itu juga mendengar
    selentingan soal skandal seksual Hasan. Tapi ia
    menyerahkannya pada proses hukum, takut jadi fitnah. Ia
    menjadi jamaah Hasan sejak 1998. "Saya tahu kepribadiannya.
    Dia orang baik dan santun. Kalau dia sampai melakukan seperti
    itu, tidak mungkinlah. Buktinya, jamaahnya terus berkembang,"
    katanya.
    Empat anak Murtanih juga jamaah NM. Murtanih memang
    sering mengajak keluarga, anak dan istri, ikut pengajian NM. Ia
    merasa, anak-anaknya tambah pintar mengaji, juga membaca
    ratib. "Jadi, tidak benar warga menolak Numus hadir di
    Kampung Kandang," ia menegaskan.
    Gatra menempuh berbagai cara untuk mengonfirmasikan
    tuduhan itu kepada Hasan bin Ja'far. Gatra meminta waktu
    wawancara melalui Koordinator NM, Abdulrahman. "Sudah
    saya sampaikan, tapi Anda tahu sendiri, jadwal habib padat
    sekali," kata Abdulrahman. Sandy Arifin, yang di beberapa
    media mengaku sebagai pengacara Hasan, tidak merespons
    telepon dan SMS Gatra. Surat elektronik melalui Facebook dan
    e-mail Hasan Assegaf juga tak ditanggapi.
    Saat pengajian di makam Habib Kuncung, Kalibata, Sabtu
    malam lalu, Gatra menyerahkan kartu nama, sekaligus minta
    wawancara. "Oh ya, dari Gatra," begitu tanggapan Hasan. Senin
    malam lalu, saat Hasan melakukan pengajian di Kalibata Utara
    V, Gatra kembali hendak berkonfirmasi.
    Usai pengajian, Hasan menuju kendaraannya yang terparkir di
    sebuah gang sempit. Gatra menjabat tangan Hasan dan
    menyampaikan konfirmasi. Hasan hanya menjawab, "Oh ya, ya,"
    sembari melenggang masuk Toyota Camry hitam nomor B-1-
    NM.
    Asrori S. Karni, Haris Firdaus, Mukhlison S. Widodo, dan
    Gandhi Achmad
    [Laporan Utama , Gatra Nomor 15/18 Beredar Kamis, 16
    Februari 2012]
  3. #146
    Newbie
    Join Date
    Feb 2012
    Posts
    7
    Rep Power
    0
    "Kami Disuruh Mijitin"
    Thursday, 16 February 2012 09:45
    Gatra berhasil memperoleh testimoni sejumlah korban. Salah
    satunya, sebut saja Mamat, yang mengaku dicabuli Hasan sejak
    2002 sampai 2006, ketika berusia 18-22 tahun.
    Modusnya belum separah korban pasca-2006. Saat punya
    hasrat, Hasan memanggil korban ke kamarnya via SMS, telepon,
    BlackBerry Messenger (BBM), atau pesan Facebook.
    Gatra memperoleh copy perbincangan pesan Facebook Hasan
    dengan akun "Mengemis Doa Kalian" dengan salah satu
    muridnya. Ada beberapa istilah dan kode khusus yang dipakai.
    Misalnya, Hasan mengajak "spg", "dicolein", membawa "vcd
    beef", minta "ditelen", "yg hot ok", atau "musti lebih hebat
    mainnya". Pesan lain mengisyaratkan permintaan murid beraksi
    berdua di depan Hasan.
    "Kami disuruh mijitin," kata Mamat saat ditemui Gatra, Kamis
    pekan lalu, usai mengadu ke KPAI. Setelah memijit kaki, Mamat
    ditawari untuk dibersihkan hati dan nafsunya. "Saya disuruh
    nyium bibirnya, nelen ludahnya, dan nyium dadanya," tutur
    Mamat.
    Hasan minta diperlakukan bagaikan pacar Mamat. "Lampiasin
    semua nafsu ente ke ane kalau ente mau dijaga nafsunya sama
    ane," kata Hasan, ditirukan Mamat. Hasan mengklaim, tindakan
    itu dilakukan dalam kapasitas sebagai wali. "Ini hal wali. Ane
    melakukan ini buat ngeredam nafsu ente supaya nggak liar,"
    tutur Hasan.
    Awalnya Mamat percaya. Pada 2006, Mamat melawan. Lantaran
    diminta mencopot sarung Hasan. Tahun 2007, Mamat keluar
    dari NM. Ia tak bercerita kepada keluarga. "Saya malu," katanya.
    Ketika kasus ini meledak pada 2011, Mamat tak bisa lagi
    menyimpannya. Apalagi, adik kandungnya, sebut saja Andi, 19
    tahun, juga jadi santapan Hasan.
    Andi dicabuli sejak 2006, ketika berusia 13 tahun. Mamat marah
    besar. "Saya tidak bisa toleransi lagi. Ini bukan wali. Saya harus
    menghentikan," ungkapnya, geram. Kepada Andi, Hasan
    meyakinkan hendak menghilangkan kejahatan dalam tubuhnya.
    "Daripada nanti kebejatan ente dibuka Allah di Padang
    Mahsyar, lebih baik dibuka ke ane. Biar ane yang nanggung,"
    kata Hasan.
    "Adik saya disuruh cium bibir, nelen ludah, gigit lidah,
    kemaluannya dipegang-pegangin," ungkap Mamat. Kepada
    korban lainnya, perilaku Hasan lebih buas. Hasan sampai
    melakukan sodomi dan oral sex. "Kalau oral, sampai ada gaya
    69 segala,"papar Mamat.
    Kepada korban, Hasan royal. Mereka diberi uang saku Rp
    50.000 sampai Rp 700.000. Ada yang dikasih ponsel. Doktrin
    kewalian pembungkus aksi cabul itu, kata Mamat, disampaikan
    secara pribadi, tidak dalam pengajian terbuka.
    Perilaku Hasan makin merajalela sejak 2006. "Karena dia mulai
    punya rumah sendiri," katanya. Sebelum itu, Hasan
    menumpang tinggal berpindah-pindah pada sejumlah jamaah
    kaya pencinta habib. Pada 2002, menurut Mamat, aksi cabul
    Hasan pernah terbongkar. Ada korban yang mengadu kepada
    keluarganya, tapi diselesaikan secara kekeluargaan. "Hasan
    ngaku dan taubat," kata Mamat.
    Kepada Mamat, Hasan pernah bilang, aksinya berhenti sendiri
    setelah menikah. Mamat dan keluarga korban percaya dan
    sepakat meredamnya. Ternyata, setelah Hasan menikah pada
    2004, aksinya berlanjut. Korban terbanyak adalah remaja yang
    sehari-hari tinggal di rumah Hasan di Gang Kahfi, Jagakarsa,
    untuk membantu operasional NM.
    Salah satu korban yang dipaksa melakukan oral sex dan
    mengonani Hasan adalah Jeki, sebut saja begitu, sepupu
    Hasyim Assegaf, sosok berada yang pernah memfasilitas
    berdirinya NM. Gatra menemuinya usai melapor ke Lembaga
    Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Selasa lalu. Aksi cabul
    Hasan, kata Jeki, untuk mengeluarkan setan dari tubuh korban.
    Apakah korban menikmati? "Enggak, kami semua berat. Kami
    kayak dicuci otak, kalau nggak nurutin, nanti kualat," kata Jeki
    kepada Taufiqurrohman dari Gatra. Ada keinginan keluar dari
    jerat Hasan. "Tapi kami tuh kaya terikat. Kami pengen keluar,
    tapi ada saja ancaman dalam batin. Ntar kami dimusuhin,
    dibilang durhaka, pokoknya diintimidasi," katanya. "Kami selama
    ini tertipu mata melihat dia punya murid ribuan, ditambah
    doktrin-doktrin itu."
    Selasa sore, saat di LPSK, Jeki tiba-tiba menerima BBM dari
    temannya yang masih bergabung di lingkaran Hasan. Sebut saja
    Isal. Ia menunjukkan gelagat ingin keluar. "Ana tidak bisa lagi
    bersandiwara atas hal ini. Ini fakta dan bukan hasud," tulis Isal
    dalam BBM-nya kepada Jeki. Ia berharap, makin banyak
    temannya di lingkaran Hasan yang mau keluar.
    Asrori S. Karni, Haris Firdaus, Mukhlison S. Widodo, dan
    Gandhi Achmad
    [Laporan Utama , Gatra Nomor 15/18 Beredar Kamis, 16
    Februari 2012]
    Yesterday at 5:35pm · Like · Remove
  4. #147
    Beginner
    Join Date
    Sep 2011
    Posts
    75
    Rep Power
    1
    Ada yang sudah punya link bantahan Hasan? Baca gatra, belum ada juga.Malah dapat cerita baru korban. Sekitar tahun 2007, hasan cari makan siang di kawasan menteng.Hasan naik toyota vios bersama 3 murid lelakinya. Hasan duduk di depan, di sopiri muridnya, Royan. Dua murid lainnya, refi dan ahmad duduk di belakang. Nah, pas sampai perempatan tendean, Syahwat Hasan menggeliat. Saat lampu merah. Hasan menyuruh refi dan ahmad saling mengocok kemaluan mereka. Refi mengonani ahmad, ahmad mengonani refi. Hasan? Tentu tak ketinggalan, dia mengocok royan. Muridnya sempat, protes. "Malu, bib, siang2 itu ada bus di sebelah."Udah. Gak kelihatan"rayu Hasan. Lantas, Hasan pun memberi komando, agar onani bareng dilakukan."Mulai. Ya sampai hitungan ke 100, 1, 2,3...100.. Udah" ujar hasan puas. Lampu hijua, vios kembali melaju ke arah menteng. Dari menteng hasan dan murid2nya, ziarah ke makam habib kuncung di kalibata..
  5. #148
    Newbie
    Join Date
    Feb 2012
    Posts
    7
    Rep Power
    0
    astaghfirullah.....ziarah dlm keadaan junub dong?
  6. #149
    Newbie
    Join Date
    Feb 2012
    Posts
    7
    Rep Power
    0
    Jumat, 17/02/2012 15:56 WIB
    FPI Desak Polda Metro Jaya Periksa
    Habib H
    E Mei Amelia R - detikNews
    Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) mendesak agar
    Kepolisian Daerah Metro Jaya segera memeriksa Habib
    H. Seorang habib terkenal di Jakarta itu dilaporkan
    karena diduga melakukan tindakan pelecehan seksual.
    "Kita desak Kapolda untuk segera proses hukum jangan
    sampai ditunda-tunda, periksa siapa yang melakukan,
    saksi diperiksa juga," pinta Ketua DPD FPI Jakarta,
    Habib Salim Alatas kepada wartawan di Mapolda Metro
    Jaya, Jakarta, Jumat (17/2/2012).
    Pria yang biasa disapa Habib Selon itu mengatakan,
    pihaknya telah mengetahui permasalahan Habib H
    tersebut. Bahkan, kata dia, FPI telah memediasi Habib
    H dengan para korban.
    "Sikap FPI soal masalah yang diduga melakukan
    pelecehan terhadap muridnya, kami FPI sudah mediasi
    dari tingkat korban dan pelaku," kata Selon.
    Namun, lanjutnya, dalam mediasi itu kedua pihak tidak
    menemukan kesepakatan. Sehingga pihak korban
    menempuh jalur hukum untuk menindaklanjuti kasus
    tersebut.
    "Dalam mediasi ada kegagalan, kita serahkan kedua
    pihak untuk menjalankan proses hukum. Sekarang sudah
    ditangani pihak Polda Metro Jaya dan kita dukung
    prosesnya," jelasnya.
    Ia menjelaskan, kedua pihak tidak menemukan
    kemufakatan selama mediasi karena adanya kesalahan
    pahaman informasi.
    "Ini mungkin ada salah informasi, jadi belum pasti
    berbuat tapi dibilang berbuat makanya diserahkan ke
    polisi, makanya FPI bersikap seperti itu," tutupnya.
    Seperti diberitakan sebelumnya, Habib H dilaporkan
    oleh 11 pemuda ke Polda Metro Jaya pada 16
    Desember 2011 silam. Mereka melaporkan Habib H
    atas tuduhan pelecehan seksual selama pengobatan
    alternatif.
    Polisi sendiri mengaku kesulitan menyelidiki kasus
    tersebut, karena para korban melaporkan kasus yang
    sudah terjadi selama bertahun-tahun. Saat kejadian itu,
    para korban masih berusia belasan tahun.
    Kemudian, tidak adanya saksi dalam kasus tersebut
    semakin menyulitkan pihak penyidik.
  7. #150
    Newbie
    Join Date
    Feb 2012
    Posts
    7
    Rep Power
    0
    Jumat, 17/02/2012 15:30 WIB
    Tak Penuhi Panggilan KPAI, Habib H
    Hanya Kirim Utusan
    Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
    Jakarta - Habib H diundang datang untuk menemui
    Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkait
    dugaan pencabulan yang dilakukannya. Namun Sang
    Habib tidak dapat memenuhi panggilan itu. Dia hanya
    mengirimkan utusan.
    "Habib tidak bisa datang dan hanya mengirimkan
    utusannya yang bernama Gondho Yudistiro," ujar Wakil
    Ketua KPAI Asrorun Ni'am, di Kantor KPAI, Jalan Teuku
    Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/2/2012).
    Kepada KPAI, Gondho menyampaikan klarifikasi
    sementara. Selain itu keduanya juga nmenyepakati
    adanya penjadwalan ulang pemanggilan Habib H yang
    saat ini sedang ada kegiatan di Bogor.
    "Akan di-reschedule jadwal. Insya Allah secepatnya,
    Senin atau Selasa yang akan datang," imbuh Ni'am.
    Gondho datang seorang diri dengan mengenakan
    kemeja batik coklat kehitaman. Pertemuan dengan KPAI
    digelar selama sejam, sejak pukul 14.00 hingga 15.00
    WIB.
    Habib H diadukan beberapa eks jemaatnya terkait
    dugaan pencabulan yang terjadi sejak 2002. Korban
    melaporkan H kepada Polda Metro Jaya pada 16
    Desember 2011 dengan nomor laporan polisi LP/4432/
    XII/2011/PMJ/Dit.Reskrimum. Korban sudah diperiksa
    demikian juga H. Polisi belum menetapkan tersangka
    dalam kasus ini.
    Korban H yang dahulu masih remaja kini sudah berusia
    dewasa. Mereka baru memiliki keberanian untuk
    melakukan pengaduan. Sejumlah korban yang masih
    berusia 20-an tahun ini juga sudah meminta
    perlindungan LPSK.
    Sementara itu pengacara habib, Sandy Arifin, yang
    dikonfirmasi detikcom membenarkan bahwa dirinya
    sudah ditunjuk sebagai kuasa hukum habib sejak
    Desember lalu. Namun dia akan berkonsultasi dahulu
    dengan habib untuk memberikan penjelasan yang
    benar.

0 komentar:

Posting Komentar

copyrigt; Juned Topan.. Diberdayakan oleh Blogger.