Selasa, 28 Februari 2012

Ups...Gay-Lesbian Muslim AS Perjuangkan Hak atas Nama Tuhan


Ups...Gay-Lesbian Muslim AS Perjuangkan Hak atas Nama Tuhan
Ani Zonneveled, pendiri organissi Muslim untuk Nilai Progresif yang memperjuangkan hak-hak Muslim lesbian, gay, biseksual dan transgender
Selasa, 25 Oktober 2011 14:27 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES — Seperti Aminah Wadud yang meyakini seorang wanita boleh mengimami shalat, satu Muslim asal AS, Ani Zonneveld juga mengambil sikap kontroversial yang membuat tidak populer di kalangan pemeluk Islam di Amerika.

Ia tak hanya menjadi imam dalam shalat dengan jamaah laki-laki, tetapi juga juga menyuarakan pembelaan terhadap Muslim gay, biseksual dan transgender. Langkah terkini pada tahun ini, ia berencana meresmikan 'pernikahan Islami' pasangan lesbian yang menurutnya bisa diterima sempurna dengan lantunan Alquran.

"Komunitas yang kita bangun sangat berbebeda dari sebagian besar masjid yang kita masuki," ujar Zonneveld, 49 tahun, penyanyi dan pencipta lagu kelahiran Malaysia. "Kita seharusnya sangat inklusif dengan semua Muslim, termasuk gay, pasangan campuran. Kita juga tak membedakan gender ketika kita beribadah dan kita membolehkan wanita memimpin shalat. Nilai kita adalah egalitarian dan kita hidup dalam nilai itu," ujarnya.

Muslims untuk Nilai Progresif, organisasi yang didirikan Zonneveld pada 2007 dengan temanya seorang Muslim feminis Amerika, Pamela Taylor, mengklaim menjunjung 1 prinsip. Mereka menyatakan menjunjung komitmen terhadap persamaan gender dan juga LGBTQ {lesbian, gay, biseksual dan transgender atau questioning (jenis kelamin yang dipertanyakan)}, penolakan terhadap militarisme dan kekerasan dan kebutuhan untuk 'kritis terhadap teks-teks Islami'.

Beberapa tujuan dari grup adalah bergabung dengan kelompok-kelompok Muslim yang muncul untuk menentang kelompok konservatif yang mereka bilang telah mengkhotbahi mayoritas masjid-masjid di AS.

Posisi homoseksual jelas dinyatakan dalam Alquran mengacu pada kaum Nabi Luth--penduduk Sodom dan Gommorah, yang telah dihancurkan oleh Allah karena praktek penyimpangan seksual dengan sesama jenis. Paling negara-negara mayoritas Islam, homoseksual dianggal sebagai tindak kriminal.

Beruntung, organisasi Muslim paling berpengaruh di AS pun mengambil sikap tersebut, menegaskan bahwa homseksual haram.

"Homoseksual adalah penyimpangan moral, penyakit moral, sebuah dosa dan kejahatan," ujar mantan presiden Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA), Muzammil Siddiqi. "Tak ada satu orang pun yang terlahir homoseksual, seperti tak seorang pun terlahir menjadi pencuri, pembohong atau pembunuh. Orang-orang melakukan kebiasan keji itu karena tak memiliki panduan dan pendidikan," ujarnya.

Namun seorang pemuka Muslim lain di AS, direktur eksekutif Dewan Syura Islami California Selatan--organisasi payung Muslim dengan anggota sekitar 500 ribu orang--, Shakeel Syed, mengatakan pelaku homoseksual tidak berarti harus dikucilkan.

"Islam tak menjauhi siapa pun," ujar Syed. "Tidak ada yang mengutuk mereka, LGBTQ bisa melakukan apa yang mereka pikir benar dengan cara mereka dan kami menghormati itu. Namun bila mereka mengacu pada agama, terlebih terkait sanksi, tentu hasilnya tak sesuai harapan mereka,” ujarnya

0 komentar:

Posting Komentar

copyrigt; Juned Topan.. Diberdayakan oleh Blogger.