Rabu, 08 Februari 2012

Asal Usul Arab dan Yahudi Bukan Berasal Dari Ibrahim !!!


Nenek moyang bangsa Yahudi berasal dari bangsa Phoenix yang menyebar
hingga ke wilayah Arab ke utara.
Dan bangsa Phoenix yang pernah berjaya di Greek akhirnya cerai berai
melarikan diri dari pembantaian oleh bangsa yang datang dari laut yang
menyembah dewa2 laut yang dinamakan "Philistine Godess".
http://www.thegoldenthread.com/crete.html

Minoan of Crete bersama dengan ras2 Megalithic lainnya dari Eropah
barat secara arkeologis dibuktikan sebagai pencipta, pembuat, dan
pembangun Monument Megalithic akhir diberbagai tempat di Eropah
seperti: Stonehenge di Inggris. Dari segi budaya, bangsa2 Minoan
bersama ras2 Megalithic ini menyembah dewa-dewi yang sama.
Jauh kebelakang sekitar 1500 tahun sebelum masehi, Crete musnah
dilanda gempa bumi yang berpusat disekitar pulau Santorini. Musnahnya
Crete membuka jalan penyerbuan bangsa Greek kepulau Santorini yang
dalam sejarahnya membentuk kekuatan bangsa laut (Sea People) yang
menyembah dewa-dewi Philistine yang dalam sejarahnya kita kenal
sebagai BANGSA PHILISTINE. Dalam masa inilah bangsa hebrew yang
dianggap nenek moyang bangsa Yahudi kemudian bergabung bersama
membentuk kekuatan yang memerangi bangsa Kanaan. Gabungan bangsa
Hebrew dan bangsa laut yang menaklukan bangsa Kanaan inilah yang
mulanya menyembah dewa-dewi Philistine namun kemudian belakangan
membentuk agama2 baru yang menjadi permulaan dari agama Yudaisme.

Minoan dan kepercayaan Philistine menyembah dewa dewi yang sama yaitu
si Mahabesar dewa-dewi laut Philistine. Salah satu dewi Philistine
yang disembah bangsa Philistine ini adalah DEWI ASTORETH yang
merupakan satu dari dewa-dewi dipusat permulaan lahirnya agama Hebrew.
Berdasarkan bukti2 inilah kemudian dipastikan bahwa Raja Solomon
(abad 10 sebelum Masehi) juga seorang yang menyembah dewi Astoreth ini.

Namun dengan munculnya agama baru yang menyembah Yahweh, bangsa ini
kemudian dikenal sebagai bangsa Yahudi. Menyembah Yahweh mewajibkan
umatnya menghancurkan peninggalan lama dewa-dewi Philistine yang dulu
disembah nenek moyangnya. Bangsa Yahudi inilah yang kemudian
melahirkan dongeng2 asal usul mereka dari Ibrahim sebagai pelopor yang
menemukan satu Tuhan yang dinamakannya sebagai Yahweh. Akibatnya,
tidak banyak catatan yang bisa ditemukan dalam agama Yahudi yang bisa
menceritakan tentang dewa-dewi yang disembahnya nenek moyang mereka,
karena ilustrasi tentang Ibrahim the founder melarang mereka untuk
menyembah dewa-dewi malah mewajibkan memusnahkannya.

Budaya para penganut atau penyembah dewi Astoreth inilah yang secara
significant menganut system kekeluargaan yang berorientasi kepada
Matriarchal.

Judaism became fiercely patriarchal but was it possible that the
Goddess had survived? There is much evidence to show this is the case.
We know very little about the true nature of Goddess worship to the
early Hebrews, but we know plenty about the Goddess of the Minoans and
probably of all the Megalithic peoples of Stone Age Europe.

Dengan membawa kepercayaan Ibrahim ini lah kemudian bangsa Yahudi ini
berekspansi ke utara memperbudak bangsa2 Nomad yang kemudian kita
kenal sebagai bangsa ARAB. Bangsa2 Nomad yang kehidupannya se-hari2
hanyalah merampok pedagang2 Yahudi akhirnya bisa ditundukkan sebagai
budak2 yang bertugas mengangkut berbagai hasil bumi dan hasil seni
orang2 Yahudi ini ke negara2 sekitarnya. Kerjasama para budak inilah
kemudian melahirkan dongeng tentang Ibrahim the founding father bangsa
Yahudi yang menyetubuhi budaknya yang melahirkan Ismael yang
dinyatakan mereka sebagai asal usul para budak. Tujuan dongeng
terutama dalam agama apapun, tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk
mengikat loyalitas umatnya, juga dalam hal dongeng Ibrahim yang
menyetubuhi budaknya tidak jauh dari tujuan loyalitas para budak itu
sendiri.

Berbeda dengan pandangan peradaban modern sekarang ini, dongeng2
tentang Ibrahim yang menyetubuhi budaknya tidak akan mengikat
pendengarnya dengan loyalitas seperti dizaman dulu. Dizaman dahulu
semua orang percaya akan adanya nasib dimana keturunan budak akan
terus menjadi budak, dan asal seorang budak memastikan keturunannya
juga diakui sebagai budak dan pandangan ini telah mendominasi
pandangan manusia dimasa itu. Sebaliknya seorang keturunan tuan,
keturunan raja, keturunan majikan, maka akan terus turun temurun
menjadi tuan, menjadi raja, dan menjadi majikan. Kekerasan hidup
bangsa Yahudi inilah yang kemudian bertransformasi budayanya menjadi
penganut system kekeluargaan yang berorientasi kepada Patriarchal yang
absolut.

Munculnya kepercayaan Yudaisme ini pula yang kemudian mencetuskan
perang antara penganutnya dengan penganut2 kepercayaan lama kepada
dewa-dewi Philistine. Orang2 Yahudi menggunakan budak2 mereka untuk
menghancurkan segala patung2 Philistine.

Demikianlah, meskipun bangsa Yahudi dan bangsa Philistine berasal dari
bangsa dan bahasa yang sama yaitu "Hebrew", namun akibat kemudian
mereka menjadi beda kepercayaannya, maka mereka turun temurun menjadi
saling bermusuhan. Dilain pihak, para budak Yahudi yang bersama
majikannya menikmati suka duka yang sama dalam memerangi kekuatan
penganut Philistine, akhirnya merasa menjadi saudara meskipun asal
usul rasnya maupun bahasanya sangatlah berbeda.

Keberhasilan memusnahkan penganut Philistine, menciptakan titik tolak
berbalik, para budak Yahudi kemudian memberontak, mereka merampok,
memerangi, dan membunuhi bekas majikannya yang dirasakannya tidak
adil. Budak2 pemberontak inilah yang belakangan oleh orang2 Yahudi
dinamakan sebagai orang ARAB.

Meskipun budak2 Arab ini memerangi majikannya Yahudi, namun budak2 ini
juga masih merupakan penganut Yudaisme, hingga munculnya nabi baru,
yaitu Muhammad yang kemudian merubah sejarah dan budaya masa lalu baik
budak2 Arab ini maupun nasib bekas majikannya Yahudi.

Kalo kita kembali kepada claim Arab Palestina yang menuntut negara
Palestina, bisa dipastikan bahwa Arab Palestina ini tidak mewakili
para budak Arab yang memerangi majikannya Yahudi dimasa lalu, semuanya
sudah berbeda karena Arab Palestina ini adalah orang2 Arab pengikut
Muhammad yang bukan budak2 Yahudi lagi. Selain mereka berbahasa Arab
juga beragama Islam. Sebaliknya budak2 Arab yang bersaudara dengan
Yahudi dulunya adalah penganut Yudaisme dan berbahasa Hebrew.
Perbedaannya terletak kepada perkembangan mereka. Para budak Arab
yang bekerja untuk majikan Yahudi memang berasal dari bangsa2 Nomad
disebelah utara. Sebaliknya orang2 Arab yang menjadi pengikut
Muhammad, meskipun juga berasal dari bangsa2 Nomad di utara namun
mereka bukanlah budak ataupun taklukan orang2 Yahudi. Secara ras
budak2 Arab keturunan Ismael dalam dongeng Ibrahim memang berasal dari
bangsa2 Nomad di utara, namun secara historis, asal usulnya sama
sekali berbeda dan tidak ada kaitannya meskipun sekarang tetap
dinamakan Arab.

Bangsa2 Nomad di utara tdd dari banyak sekali suku2 bangsa yang tidak
tercatat dalam sejarah bahkan tidak ada catatannya. Bagaimana mungkin
semua bangsa2 Nomad di Utara hanya disederhanakan istilahnya dan
dikelompokkan kedalam bangsa Arab meskipun mereka tdd dari kumpulan2
yang sama sekali berbeda baik bahasa maupun kepercayaannya. Hanya
kelompok bangsa Nomad dari utara yang berhasil ditaklukan orang2
Yahudi itu sajalah yang sebenarnya dinamakan sebagai brother yang juga
dijadikannya sebagai budak2.

Kalo konteks nama "Palestinian" masih mau dikaitkan dalam konflik
sekarang, maka sudah jelas, orang Yahudi itulah yang bisa mewakili
bangsa Palestinian yang aseli !!! Sebaliknya orang2 Arab sama sekali
tidak terkait dengan nama2 apapun selain nama2 yang dilahirkan sejak
munculnya the Founder bangsa Arab yaitu Nabi Muhammad. Perlu anda
semua ketahui, bahwa pengikut Muhammad tidak lagi mengakui masa lalu
mereka yang menyembah dewa-dewi bahkan kitab Suci Alquran sendiri
telah mencatatnya bahwa sebelum datangnya Islam, masalalu bangsa Arab
sangat gelap, hitam pekat yang oleh mereka dibuat istilah khusus untuk
hal ini yaitu " masa Jahiliah".

Ny. Muslim binti Muskitawati.


Orang Filistin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bangsa Filistin atau yang disebut sebagai sea people adalah bangsa yang bermigrasi dari Crete sekitar 1500SM. Bangsa ini menduduki pantai selatan Kanaan pada waktu bangsa Israel memasuki wilayah itu. Daerah mereka belakangan dinamakan Filistia. Asal usul mereka banyak diperdebatkan para ahli, namun arkeologi modern menunjukkan bahwa bangsa ini mempunyai kaitan budaya dengan budaya Misenedi daratan Yunani. Bangsa ini mengadopsi budaya dan bahasa Kanaan, dan para ahli yakin bahwa asal-usul bangsa ini adalah Indo-Eropa, berdasarkan segelintir kata Filistin yang dikenal.

[sunting]Catatan Alkitab

Tradisi Ibrani yang tercatat dalam Kejadian 10:14 menyatakan bahwa "Filistim" (פלשתים, Ibrani Standar Pəlištim, Ibrani Tiberias Pəlištîm) berasal dari Kasluhim, yaitu keturunan dari Mizraim (Mesir), anak Ham. Bangsa Filistin tinggal di Filistia (פלשת, Ibrani Standar Pəléšet / Pəlášet, Ibrani Tiberias Pəléšeṯ / Pəlāšeṯ) di sepanjang pantai timur Laut Tengah pada masa bangsa Israel menetap di dataran tinggi Yudea. Acuan Alkitab kepada bangsa Filistin yang hidup di daerah ini sebelum masa ini, pada masa Abraham atau Ishak (lih. Kejadian 21:32-34) pada umumnya dianggap anakronistik oleh para ahli modern.

Bangsa ini juga disebut-sebut dalam Kitab Nabi Amos dan digambarkan berasal dari Kaftor: "Bukankah Aku telah menuntun orang Israel keluar dari tanah Mesir, orang Filistin dari Kaftor, dan orang Aram dari Kir?" (Amos 9:7). Belakangan, pada abad VII seb.M., Nabi Yeremiajuga menyebutkan bahwa mereka berasal dari Kaftor. Para sarjana menghubungkan Kaftor dengan Siprus dan Kreta serta tempat-tempat lainnya di Laut Tengah sebelah timur.

[sunting]Penggunaan Istilah

Para penulis Inggris pada abad XIX dan awal abad XX kadang-kadang menyebut orang Arab Palestina sebagai orang "Filistin." Ini dikarenakan keyakinan akan kaitan yang kuat antara bangsa Palestina dengan orang Filistin, dan sebagai ungkapan yang menunjukkan bahwa kata "Filistin" berarti "penduduk asli Palestina"

0 komentar:

Posting Komentar

copyrigt; Juned Topan.. Diberdayakan oleh Blogger.