Jumat, 24 Februari 2012

Agnostik - Ateis

Seorang agnostik adalah yang berpikir bahwa keberadaan Tuhan tak dapat dibuktikan berdasarkan fakta-fakta yang ada sekarang, tapi tak mengingkari kemungkinan Tuhan itu ada. Yah, agnostik hanya selangkah dari ateis, yang berpikir tuhan tak ada, case closed. Jika keduanya mendapati semak yang terbakar dan berbicara, "Aku adalah Aku", si agnostik akan mencari tip rekorder yang mungkin saja tersembunyi sementara si ateis cuma mengangkat bahu pesimis lalu membakar marshmallow.

Dua orang Irlandia sedang minum di sebuah pub ketika mereka melihat seorang pria botak minum sendirian di pojok pub.
Pat: Bukankah yang di pojokan itu Winston Churcill?
Sean: Nah. Tak mungkin. Winston Churcill tak mungkin ada di tempat ini.
Pat: Aku serius. Lihat baik-baik. Sumpah, itu Winston Churchill. Aku bertaruh 5 quid aku benar.
Sean: Coba saja.
Lalu si Pat menuju ke pojok pub dan berkata pada pria botak itu, "Kamu Winnie Churchill, kan?"
Dan pria botak itu berteriak, "Menyingkir dari depanku, idiot!"
Pat kembali ke Sean dan berkata, "Aku rasa kita tidak akan pernah tahu siapa dia"

Itulah bagaimana cara agnostik berpikir.
Ateis adalah lain cerita. Para filsuf setuju dari dulu bahwa perdebatan antara ateis dan orang yang percaya Tuhan tidak pernah menghasilkan sesuatu. Ini karena mereka menginterpretasi semua hal dengan berbeda. Untuk berdebat, harus ada sesuatu yang menjadi pijakan, common ground, sehingga pendebat bisa berkata, "Aha! Jika kamu menerima x, maka kamu harus menerima y!" Ateis dan orang percaya tak pernah menemukan sebuah x yang mereka setujui bersama. Argumennya tak akan pernah dimulai, karena masing-masing melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda. Itu abstraknya, cerita ini bermaksud membumikannya.

Nyonya Kristen yang tua selalu keluar tiap pagi di depan terasnya dan berteriak, "Terpujilah Tuhan"
Dan setiap pagi seorang ateis di sebelah rumahnya berteriak balik, "Tak ada Tuhan!"
Ini terjadi berminggu-minggu. "Terpujilah Tuhan" teriak sang nyonya. "Tak ada Tuhan!"
balas tetangganya.
Seiring waktu berjalan, sang nyonya terkena krisis finansial dan kesulitan membeli makanan. Dia keluar menuju teras dan meminta Tuhan untuk membantunya, dan berkata, "Terpujilah Tuhan"
Esoknya ketika dia keluar menuju teras, di sana terdapat bahan makanan yang dimintanya kemarin. Tentu saja ia berteriak, "Terpujilah Tuhan"
Lalu si ateis melompat dari belakang semak dan berkata, "Ha! Aku yang membeli bahan makanannya. Sudah kubilang tak ada Tuhan!!"
Sang nyonya melihat si ateis dan tersenyum. Dia berteriak "Terpujilah Tuhan! Kamu tak hanya menyediakan kebutuhanku. Tuhan, Kamu juga membuat Setan membayar bahan makanannya !"

0 komentar:

Posting Komentar

copyrigt; Juned Topan.. Diberdayakan oleh Blogger.