Jumat, 09 Maret 2012

PERCAKAPAN 24 KESABARAN DAN KETABAHAN ADALAH LATIHAN ROHANI


Buku Sai
PrevListNext
Home

Dari semua sifat mulia yang harus dikembangkan oleh seorang abdi Tuhan, yang paling penting adalah kshama atau 'kesabaran dan ketabahan', yaitu sifat pemaaf penuh kedamaian, tetap tenang dalam situasi apa pun dan senantiasa berbuat baik kepada orang lain tanpa mengindahkan imbalannya.


Kshama atau 'kesabaran dan ketabahan' adalah inti semua latihan rohani. Sifat ini harus dimiliki oleh setiap orang dalam hidupnya. Dapat dikatakan bahwa kesabaran dan ketabahan adalah kemuliaannya orang yang mulia, penebusan dosa bagi orang yang bertobat, dan kebenarannya orang yang jujur. Sesungguhnya kshama adalah kebenaran.Kshama adalah pengorbanan. Kshama adalah dharma. Kshama adalah Weda. Kshamaadalah cinta kasih. Kshama adalah tanpa kekerasan. Kshama adalah belas kasihan.Kshama adalah kebahagiaan. Kshama adalah segala-galanya. Tanpa Kshama tidak mungkin engkau menyadari kebenaran atma, yaitu kehadiran Tuhan yang kekal abadi, yang selalu bersinar dalam hatimu.

Jika engkau mengira bahwa badan ini nyata dan Tuhan tidak nyata, engkau tidak akan pernah dapat memahami prinsip atma. Selama engkau menyamakan dirimu dengan badan dan bukannya dengan atma, engkau tidak akan menghayati ketuhanan dalam dirimu. Berbagai cara telah digunakan untuk menjelaskan atma, tetapi ia hanya dapat benar-benar dipahami melalui pengalaman langsung. Manisnya gula dapat dijelaskan panjang lebar, tetapi bagaimana seseorang yang belum pernah merasakan gula dapat mengerti manisnya. Engkau tidak akan dapat sedikit pun memahami atma yang tidak berwujud jika engkau tidak melakukan latihan rohani dan berusaha mengerti sifat-sifat Tuhan. Bagaimanakah caranya mencapai keabadian? Asusila harus dibuang jauh-jauh; itulah satu-satunya jalan menuju keabadian. Hanya bila engkau menghilangkan kelemahan yang ada pada dirimu seperti kecemburuan, kebencian, kemarahan, kecongkakan, dan lain sebagainya maka engkau akan dapat memahami ketuhanan. Hanya dengan memahami suatu atau dua dari kedua puluh enam kebajikan yang disebutkan dalam Gita, meresapkan makanannya, menerapkannya, dan menjadikannya bagian dari hidupmu, engkau akan dapat mengerti keabadian atma. Dari semua sifat ini, terutama kesabaran dan ketabahan sangatlah penting.

Kesabaran dan ketabahan tidak dapat dipelajari dari buku. Juga tidak bisa diperoleh dari ajaran-ajaran guru. Itu bukan barang yang dapat dibeli di toko. Hanya bila engkau tetap setia melaksanakan latihan rohanimu walau berada dalam keadaan yang sulit dan berat maka engkau akan memperoleh kesabaran dan ketabahan. Jika engkau berada dalam cobaan, dalam keadaan yang penuh permasalahan dan kesulitan, maka engkau dapat mengembangkan kesabaran dan ketabahan. Manusia mempunyai banyak kelemahan yang tersembunyi. Dalam keadaan sulit, kelemahan yang tersembunyi ini akan muncul sebagai kemarahan, ketakutan, keangkuhan, dan kebencian. Pada saat-saat itulah engkau harus belajar bersabar dan tabah.

Jika engkau belum mengembangkan kesabaran dan ketabahan, engkau akan merasa amat tidak bahagia dan tidak merasakan kedamaian dalam hidupmu. Tanpa kesabaran dan ketabahan mungkin engkau akan menempuh jalan yang salah dan jahat. Karena itu penting sekali engkau menyadari gunanya kesabaran dan ketabahan. Segala pendidikan, kekuasaan, dan kemasyhuran yang engkau peroleh tidak akan ada gunanya bagimu bila engkau tidak memiliki kesabaran dan ketabahan. Banyak orang yang berhasil mencapai hal-hal yang hebat dan memperoleh berbagai kesaktian karena terikat, tetapi mereka tidak dapat menikmati hasil tirakatnya karena tidak memiliki kesabaran dan ketabahan. Banyak raja kehilangan kerajaan mereka karena kurang kesabaran dan ketabahan. Kurang kesabaran dan ketabahan menyebabkan banyak ilmuwan besar kehilangan martabatnya. Kesabaran dan ketabahan dapat diibaratkan sebagai permata yang indah berkilauan yang menghias dirimu. Jika sifat yang demikian penting seperti kesabaran dan ketabahan hilang, engkau akan mendapati dirimu menderita berbagai masalah dan kesedihan. Karena itu, salah satu sifat paling penting yang harus kau miliki ialah kesabaran dan ketabahan; sifat ini mutlak perlu bagi seorang abdi Tuhan. Bila sifat ini tidak bersinar pada umat manusia secara umum maka seluruh umat manusia akan memenuhi kehancuran.

Engkau harus meningkatkan sifat kesabaran dan ketabahan yang sangat penting ini dengan berlatih sedapat-dapatnya, menguji dirimu sendiri dalam berbagai keadaan yang sulit. Kesabaran dan ketabahan dapat dianggap sebagai pelindungmu yang sangat penting. Bila engkau melengkapi diri dengan kesabaran dan ketabahan, engkau tidak akan mengalami kesedihan atau penderitaan, kesulitan atau kemalangan. Membalas kebaikan dengan kebaikan bukan hal yang luar biasa, tetapi kejahatan dibalas dengan kebaikan...itu suatu nilai yang luar biasa, dan melakukan seperti itu memerlukan banyak keterampilan. Bagaimana pun gencar kecaman orang kepadamu, betapa pun besar kutukan dan kritik mereka terhadapmu, engkau tidak boleh kehilangan kesabaran dan ketabahan hati; engkau harus tetap tenang dan terus menikmati kedamaian batin. Bila orang memperingatkan engkau, engkau tidak kehilangan apa-apa karenanya. Tetapi jika kebetulan karena kelemahanmu engkau kehilangan ketabahan dan kesabaran, maka engkau kehilangan segala-galanya. Jadi engkau harus belajar menerapkan kesabaran serta ketabahan dan berlatih dengan baik dalam berbagai keadaan.

Dalam alam ini ada tidak benda penting yang sangat berguna bagi manusia yaitu: pohon, sungai, dan sapi. Tanpa pohon, sungai, dan sapi umat manusia tidak akan berfungsi dengan baik. Bagaimana pun kekejaman yang dilakukan manusia terhadap pohon, bagaimana pun perusakan dilakukan terhadapnya dengan memotong cabang-cabangnya untuk kayu bakar, pohon-pohon tetap melindungi manusia dari hujan dan terik matahari, menaungi siapa saja yang berteduh di bawahnya, dan berusaha terus memberikan kebahagiaan. Pohon tiada hentinya berbuat baik kepada manusia dengan memberikan buah, kembang, dan kayu bakar, walaupun sebagai balasannya manusia merusak pohon itu. Begitu pula dengan sungai, bagaimana pun pencemaran dilakukan oleh manusia, bagaimana pun cara orang memanfaatkan sungai tanpa rasa terima kasih kepadanya, sungai tetap mengabdikan dirinya kepada umat manusia, dan sambil mengabdi tetap mengalirkan airnya ke laut yang merupakan tujuan dan rumahnya. Air memberi kehidupan kepada umat manusia. Apakah engkau menggunakannya untuk kebaikan atau untuk kejahatan, ia tidak peduli. Ia tetap mengabdi.

Selanjutnya, sapi tidak memberikan susunya kepada anaknya sendiri, tetapi memberikan susunya kepada umat manusia. Sapi memberikan secara berlimpah susu yang begitu tinggi gizinya bagi umat manusia. Apa pun kesulitan dan kesusahan yang mungkin engkau timpakan terhadapnya, ia tetap memberikan susunya yang lezat itu. Jadi sapi pun selalu hanya berbuat kebaikan kepada manusia, sedangkan manusia mungkin memberikan berbagai kesusahan kepada mereka. Ketiganya ini: pohon, sungai, dan sapi, merupakan contoh yang baik untuk sifat sabar dan tabah. Namun demikian engkau tidak boleh terus-menerus menunjukkan kesabaran dan ketabahan dalam segala keadaan secara mutlak. Pada waktu melatih diri dalam kesabaran dan ketabahan, engkau harus menimbang dengan seksama segala keadaan dan menilai baik buruknya.

Dalam sejarah India terkenal sekali bahwa Muhammad Ghori banyak menyusahkan Prithwiraj. Muhammad Ghori menyerbu negeri Prithwiraj sebanyak 17 kali. Ia tidak hanya menyerang negeri itu 17 kali, tetapi juga mengakibatkan kerusakan yang berat dan meluas setiap kali menyerang. Ia menjarah banyak harta benda. Ia menyebabkan seluruh negeri menderita kesulitan dan kerugian yang besar. Meskipun demikian, ketika Prithwiraj berhasil menangkap Mohammad Ghori, ia memaafkan musuhnya dan mengizinkannya pulang ke negerinya. Karena kebesaran hatinya, Prithwiraj memaafkan Muhammad Ghori dan memulangkannya tanpa mengenakan hukuman apa pun.

Dalam Mahabharata diceritakan bahwa ketika Arjuna menghadapkan Ashwattama kepada Draupadi setelah Ashwattama membunuh semua anaknya, Draupadi mengajar Arjuna pemberian maaf kepada seorang penjahat dalam keadaan tertentu. Draupadi mengatakan kepada Arjuna bahwa tidak dibenarkan membunuh orang yang ketakutan, seorang yang mengaku salah dan bertobat, seorang yang kehilangan kesadaran, seorang yang sedang mabuk, seorang yang patah hati, seorang yang minta pengampunan, dan wanita pada umumnya, walaupun sebenarnya mereka patut mendapat hukuman semacam itu.

Begitu pula ketika Mohammad Ghori menyerah dan minta pengampunan serta perlindungan, Prithwiraj mengampuninya dan memulangkan ia kembali ke negerinya. Tetapi Mohammad Ghori tidak menunjukkan rasa terima kasih sama sekali. Ia sama sekali tidak menyesali perbuatannya, tetapi bersikap jahat dan terus membenci Prithwiraj. Begitu ia dibebaskan dan dipulangkan ke negerinnya, kembali ia menyerang, dan kali ini dengan tipu muslihat ia berhasil menangkap Prithwiraj. Tanpa rasa belas kasihan ia mencongkel kedua mata Prithwiraj. Orang yang tidak punya rasa terima kasih seperti itu, yang menaruh dendam seperti ular, tidak perlu engkau hadapi dengan kesabaran. Dalam bahasa Telugu ada peribahasa yang mengatakan, jangan memberi air kepada semak berduri atau memberi susu kepada ular. Kesabaran bukan untuk orang yang tidak tahu berterima kasih. Hal ini menyangkut keduniawian, tetapi harus kau mengerti benar-benar bahwa dalam bidang spiritual, kesabaran dan ketabahan adalah sifat yang sangat penting untuk mencapai ketuhanan dan harus kau laksanakan dengan tekun.

Dalam diri Yesus engkau juga dapat melihat sifat kesabaran dan ketabahan yang sangat tinggi. Yesus mempunyai 12 murid yang selalu menyertai Beliau. Yesus melimpahi mereka dengan kasih sayang dan belas kasihan, melindungi dan memberi mereka tempat bernaung. Tetapi salah seorang dari mereka, yaitu Yudas, tidak punya rasa terima kasih dan tergoda oleh uang, mengkhianati gurunya. Meskipun Yudas tidak setia, Yesus mengampuninya dan tetap mencintainya. Tidak perlu engkau berdoa kepada Tuhan dan memohon agar orang semacam itu dihukum. Seperti halnya Yudas, perbuatannya sendiri akan menghancurkannya. Perbuatan jahat apa pun yang dilakukan seseorang, buah perbuatan itu harus dipikulnya sendiri. Tidak seorang pun dapat lepas dari akibat perbuatannya. Mungkin engkau tidak dapat meramalkan kapan dan dalam keadaan apa ia akan menderita akibatnya, tetapi penderitaan itu sudah pasti.

Dalam cerita Ramayana dan Mahabharata ada kejadian-kejadian yang menggambarkan bahwa pada akhirnya orang akan menderita bila mereka tidak melaksanakan kesabaran dan ketabahan. Ingatlah Pandawa sangat menderita karena harus mengasingkan diri ke hutan dan hidup dari umbi-umbian serta dedaunan akibat tindakan Dharmaraja yang tergesa-gesa menerima ajakan main dadu. Dharmaraja mengabaikan petunjuk Krishna dan nasehat saudara-saudaranya; tanpa pikir ia terjun dalam permainan judi dan harus menderita akibatnya. Sebagai akibat kurang kesabaran dan ketabahan, ia dan saudara-saudaranya kemudian menemui kesulitan besar. Karena tindakannya yang terburu-buru itulah maka segala akibat ini terjadi. Bahkan engkau temukan seseorang yang mulia seperti Rama tidak cukup sabar dan tabah. Rama menangis seperti orang kebanyakan ketika Sita diculik oleh Rawana. Pada akhir cerita Ramayana, ada kejadian ketika Rama setelah mendengar celaan dan komentar seorang tukang cuci, mau membuang Sita dari kerajaannya. Setelah itu Beliau menderita karena berpisah. Sudah tentu dalam hal penjelmaan Tuhan, ada makna-makna yang lebih mendalam dan penting dalam segala tindakan mereka. Namun bila engkau mencoba memahami tindakan Rama dalam arti duniawi, engkau bisa mengerti bahwa karena kehilangan kesabaran dan ketabahan, Rama membuang Sita dan akhirnya menderita.

Tetapi bila orang yang melakukan kebaikan dan hidup hanya untuk kesejahteraan orang lain mengalami berbagai macam kesulitan, orang tersebut akan menderita secara terhormat dan bertindak sebagai teladan, mengajarkan nilai kesabaran dan ketabahan sementara berada dalam kesusahan. Nilai ini harus digunakan dengan pertimbangan, tergantung pada situasi dan kondisi. Sedikit banyak engkau semua memiliki kesabaran, tetapi bila permasalahan melampaui batas tertentu, engkau kehilangan kesabaran. Ada keadaan yang menghendaki tindakan cepat. Engkau harus selalu berpikir lebih dulu dan menyadari akibat perbuatanmu. Dalam keadaan tertentu sikap sabar dapat menyebabkan kesulitan di kemudian hari. Dalam banyak hal, tindakan terburu-buru akan menyebabkan kesulitan. Kata orang, penundaan yang tidak semestinya mengubah madu menjadi racun.

Sifat lamban dan tergesa-gesa kedua-duanya ekstrim. Di satu pihak jika engkau tergesa-gesa tindakanmu bisa beracun, tetapi jika engkau menunda terlalu lama juga bisa beracun. Jadi engkau harus menggunakan kemampuan pertimbanganmu dan bersikap sabar sampai batas-batas yang sesuai dengan keadaan. Jika harus segera memberikan pertolongan pertama, atau jika engkau menunggui seorang yang sakit keras dan kemungkinan akan meninggal beberapa menit lagi jika belum diberi obat, maka engkau harus segera bertindak. Dalam keadaan seperti itu tindakan tidak boleh ditunda-tunda; penundaan merupakan racun, dan engkau harus bertindak cepat memberikan bantuan yang tepat. Juga ada kalanya engkau menghadapi orang jahat atau orang yang menempuh jalan sesat. Untuk yang demikian itu mungkin perlu kehilangan kesabaran; mungkin perlu memperbaiki mereka atau menangani masalah itu sehingga bersikap seolah-olah kehilangan kesabaran dapat merupakan tindakan yang tepat.

Dalam keadaan seperti itu sekedar mengubah nada suara (bernada marah) barangkali sudah cukup. Ini bukan berarti engkau kehilangan kesabaran benar-benar; engkau dapat tetap tenang sementara menaikan nada suaramu, tetapi dalam hatimu engkau tidak kehilangan kesabaran. Seperti telah dinyatakan sebelumnya, bagi orang yang menempuh jalan kebenaran itu sendiri adalah kesabaran dan ketabahan. Karena itu, engkau harus selalu berpegang pada jalan yang benar, tetapi kadang-kadang mungkin engkau perlu mengubah nada dan volume suaramu dalam menghadapi situasi yang sulit.

Dalam Mahabharata ada cerita yang terkenal mengenai Ashwattama. Ia telah bersumpah pada malam terakhir perang Mahabharata bahwa ia akan menghancurkan seluruh Pandawa sebelum matahari terbit keesokan harinya. Tentu Krishna mengetahui tekad maut Ashwattama lalu mengambil langkah-langkah untuk melindungi Pandawa. Sudah hampir tengah malam, tetapi Ashwattama tidak berhasil menemukan Pandawa. Krishna tahu bahwa Ashwattama akan mendatangi Resi Durwasa yang sangat bijak waskita untuk menanyakan di mana Pandawa berada. Nah, resi agung seperti Durwasa tidak akan berbohong. Ia sangat terkenal suka marah, tetapi kemarahannya itu hanya untuk melindungi dharma dan memadamkan api kejahatan serta kebatilan; dalam keadaan marah pun ia tetap berpegang pada kebenaran, tetapi kadang kala ia mengubah nada suaranya dalam menyatakan kebenaran itu.

Pada malam itu juga Krishna menemui Durwasa. Durwasa sangat senang menerima Krishna. Durwasa mengatakan kepada Krishna betapa ia merasa sangat bahagia karena memperoleh kehormatan dengan mendapat kunjungan Beliau, dan berkata kepada Krishna, "Swami." Krishna menjawab, "Durwasa, Aku perlu pertolonganmu." Dalam hati sanubarinya Durwasa sangat gembira karena Krishna yang melindungi dan menguasai seluruh dunia datang minta tolong kepadanya. Namun untuk ini pun ada batas-batasnya. Durwasa yang sangat pandai dan mengetahui segala-galanya berkata kepada Krishna, "Swami, saya bersedia memberikan pertolongan apa saja yang Swami perlukan, tetapi saya tidak bersedia berbohong." Krishna berkata kepada Durwasa, "Aku penghuni hati semua makhluk; Aku lahir berkali-kali untuk melindungi dharma. Bagaimana mungkin aku menyuruh engkau berdusta? Dharma berarti tingkah laku yang bajik, berdasarkan kebenaran. Jelas aku tidak akan menyuruh engkau berbohong." Durwasa menjawab, "Kalau begitu saya bersedia melaksanakan apa saja yang Swami katakan. Bagaimana rencana Swami? Saya akan menjalankannya."

Krishna minta agar digali sebuah lubang yang dalam, cukup untuk menampung lima orang. Krishna lalu menyuruh Pandawa masuk ke lubang itu. Lubang itu ditutup dengan papan hingga tertutup sama sekali. Sebuah karpet dibentangkan di atas papan, kemudian kursi Durwasa diletakkan di atas karpet. Krishna minta agar Durwasa duduk di atas kursi. Ia memberikan Durwasa, "Ashwattama akan datang dan menanyakan di mana Pandawa. Katakanlah yang sebenarnya; tetapi dalam mengatakan itu, engkau dapat mengubah suaramu sedikit." Seperti telah diramalkan oleh Krishna, Ashwattama datang; sambil memberi salam hormat kepada Resi Durwasa, ia bertanya, "Swami, Swami mengetahui segala-galanya dalam tiga alam ini. Beritahulah saya di mana saya bisa menemukan Pandawa?" Durwasa bertindak seperti yang telah diperintahkan oleh Krishna. Ia mengatakan yang sebenarnya. Ia berkata kepada Ashwattama, "Pandawa? Pandawa? Ya, mereka ada di sini! Tentu mereka ada di sini! Mereka ada di sini di bawah kakiku!"

Ketika Durwasa yang berlagak amat marah memberitahu Ashwattama bahwa Pandawa tepat ada di bawah kakinya, Ashwattama merasa sangat ketakutan. Kemarahan Durwasa sangat terkenal dan sangat ditakuti. Ashwattama berpikir bahwa bukannya ia yang bisa membunuh Pandawa pada malam itu, malahan ia sendiri mungkin akan dibunuh oleh Durwasa, maka cepat-cepat ia berlari. Dalam mempertahankan kepribadian dan bobotnya sebagai maharesi, dan dengan mengikuti perintah Tuhan untuk melindungi orang-orang yang baik, Durwasa mengucapkan kebenaran, tetapi ia memang mengubah sedikit kesannya dengan nada marah.

Engkau harus memiliki kesabaran dan ketabahan, tetapi sekaligus harus tahu dalam keadaan apa dan dengan cara bagaimana menggunakannya. Engkau harus menggunakan kesabaran dan ketabahan dalam latihan rohani dan untuk mengendalikan perkataan bila engkau terbawa perasaan ingin menggunakannya tanpa pikir terhadap orang lain. Engkau harus menggunakan ketabahan untuk mengendalikan sifat-sifat yang buruk pada dirimu yang dapat menghambat tercapainya tujuan spiritualmu. Engkau harus menganggap kemampuan menggunakan kesabaran dan ketabahan dalam latihan rohani dan untuk mengendalikan perkataan bila engkau terbawa perasaan ingin menggunakannya tanpa pikir terhadap orang lain. Engkau harus menggunakan ketabahan untuk mengendalikan sifat-sifat yang buruk pada dirimu yang dapat menghambat tercapainya tujuan spiritualmu. Engkau harus menganggap kemampuan menggunakan kesabaran dan ketabahan dalam berbagai keadaan tertentu sebagai ujian. Bagi abdi Tuhan, kesabaran dan ketabahan sangat penting. Hanya setelah engkau mencapai kesabaran dan ketabahan engkau akan mampu memahami prinsip spiritualitas dan ketuhanan yang sejati.

Untuk melaksanakan kesabaran dan ketabahan masih ada hal-hal lain yang harus dibuang jauh-jauh. Tidak boleh ada keterikatan, kebencian, atau kedengkian pada dirimu. Jika engkau memiliki sifat-sifat itu walau pun dalam ukuran kecil, engkau tidak akan dapat mengembangkan kesabaran dan ketabahan. Karena kesabaran dan ketabahan merupakan kebajikan yang penting bagi setiap abdi Tuhan, setelah ini kita akan membicarakan musuh-musuh kesabaran dan ketabahan, yaitu amarah, kebencian, serta kedengkian, dan belajar bagaimana caranya membasmi mereka secara tuntas.



Buku Sai
PrevListNext
Home


0 komentar:

Posting Komentar

copyrigt; Juned Topan.. Diberdayakan oleh Blogger.