Rabu, 02 November 2011

Kata-Kata Mutiara Maulana Syaikh Nazim


Kata-Kata Syekh Nazim QS

Tentang Keesaan Tuhan Yang Khas, Syekh Nazim QS mengatakan bahwa mustahil adanya kemajemukan:

- Keesaan yang unik dari Dzat-Nya; Dzat-Nya tidak berlipat atau tidak merupakan gabungan dari dua bagian atau lebih, dan tidak ada yang mirip dengan Dzat Ilahiah-Nya.

- Keesaan akan Sifat-Sifat-Nya, artinya Allah SWT tidak memiliki dua sifat yang mewakili sesuatu yang sama. Sebagai contoh, Dia tidak mempunyai dua Kehendak. Dia Satu dalam segala sifat-Nya.

- Keesaan dalam segala Tindakan-Nya; berarti Dia-lah Sang Pencipta dari Kehendak-Nya sendiri dan dari Takdir-Nya sendiri atas segala yang nampak di jagad raya ini. Seluruh ciptaan-Nya baik itu dari substansi, alasan ataupun perbuatan, adalah hasil kerja-Nya yang diperuntukkan bagi hamba-hamba-Nya.

******************************************************************************************

Jika cinta itu benar, maka si pecinta harus menjaga kehormatan dan bertingkah laku yang seharusnya, bagi Dia, Yang dicintainya.

Keyakinan tertinggi dari kebenaran adalah ketika Syekh memuji hadirat-Nya di dalam mata kalian dan membatasi hal-hal lain selain Allah SWT.

*****************************************************************************************
Ada 3 naga besar yang dapat merusak manusia:

1. tidak toleransi dan tidak sabar dengan orang-orang di sekitar kalian,

2. menjadi terbiasa dengan sesuatu yang tidak bisa kalian tinggalkan,

3. dan dikontrol oleh ego kalian.

Meraih kehormatan di dunia ini adalah tindakan memalukan. Kehormatan adalah meraih kehidupan akhirat. Saya heran pada mereka yang memilih memalukan diri sendiri demi kehormatan.

Bila Allah SWT membuka esensi Cinta Ilahiah-Nya, semua orang di bumi ini akan mati karena cinta itu.

***************************************************************************

Kita harus selalu melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. merenungkan ayat-ayat Allah SWT dalam kitab suci al-Qur’an dan tanda-tanda kebesaran-Nya yang dapat menjadikan cinta berkembang dalam hati kita.

2. Memikirkan segala janji dan pahala-Nya yang bisa membuat kita makin merindukan-Nya.

3. Memikirkan ancaman dan hukuman-Nya akan membuat kita makin malu pada-Nya.

****************************************************************

Allah SWT berfirman, “Siapapun yang sabar dengan kami maka akan berhasil mendekati Kami.”

Jika takut akan Allah SWT tertanam dalam hati, lidah tak akan mampu berkata-kata yang tidak ada manfaatnya.

Sufisme adalah penyucian terus-menerus menuju Hadirat Allah SWT. Esensinya adalah meninggalkan kehidupan materialistik ini.

Suatu saat Junayd QS melihat iblis dalam ‘penglihatannya.’ Setan itu telanjang. Junayd QS berkata, “Wahai setan yang terkutuk, tidakkah kamu malu terlihat telanjang oleh manusia?”Jawab setan, “Mengapa aku harus malu, sedang manusia pun tidak malu pada dirinya sendiri.”

Jika kalian bertemu dengan seorang pencari di jalan Allah SWT, dekati dia dengan ketulusan, kesetiaan dan kasih sayang. Jangan mendekatinya dengan ilmu. Ilmu akan membuat mereka liar pada awalnya namun kasih sayang akan membuat mereka cepat mendekatimu.

Seorang pencari seharusnya adalah mereka yang telah meninggalkan dirinya sendiri danmenghubungkan hatinya dengan Allah SWT.

Mereka berdiri di hadapan-Nya ketika melaksanakan kewajiban-kewajiban sambil membayangkan Dia dalam hatinya.

Nur Ilahi telah membakar hatinya yang membuat dia kehausan akan minuman ilahiah, membuka tirai matanya dan membuat dirinya melihat Tuhannya.

Jika dia membuka bibirnya, berbuat sesuatu atau menjadi damai itu atas perintah-Nya dan manifestasi dari sifat-sifat-Nya. Dia sedang berada dalam Hadirat-Nya dan bersama-Nya.

Seorang sufi adalah orang yang melaksanakan kewajiban-kewajiban dari Allah SWT yang disampaikan oleh Nabi SAW dan berusaha keras meningkatkan dirinya pada tingkat kesempurnaan yaitu Pengetahuan Allah SWT Yang Maha Kuasa dan Maha Agung.

Sufisme adalah sebuah pengetahuan dari mereka yang mempelajari tahapan umat manusia baik dari pujian maupun hinaan. Jika berupa hinaan, dia belajar untuk menyucikannya sehingga menjadi pujian dalam perjalanan-Nya menuju Hadirat Allah SWT.

Buah dari itu semua adalah berkembangnya qalbu akan: Pengetahuan tentang Allah SWT, melalui pengalaman langsung, keselamatan di akhirat kelak, tercapainya kenikmatan Ilahiah dan kebahagiaan abadi, pencerahan dan penyucian sehingga hal-hal luhur itu tersingkap dengan sendirinya, maqam-maqam terkuak dan dia memahami apa yang tidak terlihat bagi orang lain.

Sufisme bukanlah semacam penghambaaan tertentu, namun lebih pada melekatnya hati pada Tuhan. Penyatuan semacam itu tetap mengutamakan standard syariah, maka dia harus melaksanakannya. Itulah sebabnya kita temui para sufi melayani Islam dalam kapasitas yang luas dan beraneka ragam. Ulama Islam harus mendapat pendidikan lebih tinggi lagi akan sufisme.

0 komentar:

Posting Komentar

copyrigt; Juned Topan.. Diberdayakan oleh Blogger.