Oleh Anas Abdullah
I. Sekilas Mengenai Riwayat Hidupnya
Al-Farabi bernama asli Abu Nashr Muhammad bin Muhammad Tharkhan bin Uzalag.Al Farabi diberi gelar ''Mahaguru Kedua'' setelah Aristoteles yang bergelar ''Mahaguru Pertama''.Dia diberi gelar demikian lantaran perhatiannya dalam mengkaji buku-buku Aristoteles dan sekaligus mengomentarinya sangat besar.Yang pasti,Al-Farabi dilahirkan di distrik Wasij,provinsi Farab,tanah Khurasan yang terletak di pinggir sungai Saijun di Turkistan,sesuai dengan riwayat Ibnu Hauqal.
Sebagian ahli sejarah seperti al-Qafthi,Ibnu Khalkan,dan Ibnu Abi Ushaibiah berpendapat bahwa Al-Farabi dilahirkan di kota yang bernama Farab.Sebagian besar penerjemah karya Al-Farabi besendapat bahwa ayahnya adalah keturunan Turki,tetapi Ibnu Ushaibiah berpendapat bahwa ayahnya keturunan Persia,sedangkan ibunya adalah wanita keturunan Turki.
Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang tahun kelahirannya,tetapi pendapat yang kuat menyebutkan dia lahir pada tahun 259 Hijriah atau 872 Masehi.Hal itu berdasarkan kesimpulan dari tahun wafatnya yang disebutkan oleh Ibnu Khalkan bahwa Al-Farabi meninggal dunia di Damaskus pada tahun 339 H (950 M) dalam usia yang mencapai hampir 80 tahun.
Pada usia muda,Al-Farabi bekerja sebagai hakim di daerahnya,tetapi di dalam relung hatinya yang paling dalam dia merasa lebih tertarik pada ilmu pengetahuan,mengkaji filsafat dan metafisika.Akibatnya,dia meninggalkan pekerjaannya sebagai hakim ketika usianya kira-kira mencapai 40 tahun.Dia lalu pindah ke Baghdad yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di zamannya,kemudian serius belajar logika dari Abu Basyar bin Matta bin Yunus (wafat 328 H/939 M) dan belajar Nahwu dari Abu Bakar bin Siraj (wafat 316 H/929 M).
Al Farabi adalah penafsir dan perangkum terbaik buku-buku Aristoteles,terutama buku-buku logika dengan struktur bahasa yang baik dan mendalam.Oleh karena itu,ia disebut sebagai ''Ahli Logika''sebagaimana juga ia disebut ''Mahaguru Kedua''setelah Aristoteles yang bergelar ''Mahaguru Pertama.''
Al Farabi dikenal sangat menaruh perhatian pada sistem yang rasional,pengaturan dan penyatuan.Oleh karena itu,dia senang menggabungkan antara pendapat Aristoteles dan Plato,serta antara Filsafat Yunani dan agama Islam,sebagaimana yang dilakukan Al-Kindi sebelumnya.Sehingga,dia pun disebut perintis aliran Taufiq (kelompok akomodatif).Jejak Al Farabi dan Al Kindi ini ditiru oleh Albertus Magnus dan St.Thomas Aquinas.Mereka memiliki cita-cita dalam hidupnya untuk merekonsiliasikan filsafat Aristoteles dengan teologi Kristen.
Profesor Dr.Ibrahim Madkur berpendapat,''Al Farabi adalah orang pertama yang memberi corak filsafat Islam dalam wadahnya yang sempurna dan meletakkan dasar-dasar serta prinsip-prinsipnya.Tetapi kami tidak memungkiri bahwa sebelumnya Al Kindi mempunyai minat untuk mengkaji pemikiran Plato dan Aristoteles serta memaparkan sebagian teori keduanya dengan metode syarh (penjelasan panjang lebar) dan ikhtishar (ringkasan dan kesimpulan)
Al-Farabi bernama asli Abu Nashr Muhammad bin Muhammad Tharkhan bin Uzalag.Al Farabi diberi gelar ''Mahaguru Kedua'' setelah Aristoteles yang bergelar ''Mahaguru Pertama''.Dia diberi gelar demikian lantaran perhatiannya dalam mengkaji buku-buku Aristoteles dan sekaligus mengomentarinya sangat besar.Yang pasti,Al-Farabi dilahirkan di distrik Wasij,provinsi Farab,tanah Khurasan yang terletak di pinggir sungai Saijun di Turkistan,sesuai dengan riwayat Ibnu Hauqal.
Sebagian ahli sejarah seperti al-Qafthi,Ibnu Khalkan,dan Ibnu Abi Ushaibiah berpendapat bahwa Al-Farabi dilahirkan di kota yang bernama Farab.Sebagian besar penerjemah karya Al-Farabi besendapat bahwa ayahnya adalah keturunan Turki,tetapi Ibnu Ushaibiah berpendapat bahwa ayahnya keturunan Persia,sedangkan ibunya adalah wanita keturunan Turki.
Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang tahun kelahirannya,tetapi pendapat yang kuat menyebutkan dia lahir pada tahun 259 Hijriah atau 872 Masehi.Hal itu berdasarkan kesimpulan dari tahun wafatnya yang disebutkan oleh Ibnu Khalkan bahwa Al-Farabi meninggal dunia di Damaskus pada tahun 339 H (950 M) dalam usia yang mencapai hampir 80 tahun.
Pada usia muda,Al-Farabi bekerja sebagai hakim di daerahnya,tetapi di dalam relung hatinya yang paling dalam dia merasa lebih tertarik pada ilmu pengetahuan,mengkaji filsafat dan metafisika.Akibatnya,dia meninggalkan pekerjaannya sebagai hakim ketika usianya kira-kira mencapai 40 tahun.Dia lalu pindah ke Baghdad yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di zamannya,kemudian serius belajar logika dari Abu Basyar bin Matta bin Yunus (wafat 328 H/939 M) dan belajar Nahwu dari Abu Bakar bin Siraj (wafat 316 H/929 M).
Sesudah itu dia pergi ke Huran dan ikut mempelajari Logika dari Yuhana bin Hailan,kemudian kembali ke Baghdad dan melanjutkan kajiannya tentang filsafat dan membaca buku-buku Aristoteles.Ibnu Khalkan menyebutkan bahwa Al Farabi membaca buku Jiwa karangan Aristoteles sebanyak 100 kali.
Al Farabi menghabiskan waktunya di Baghdad selama kurang-lebih 30 tahun untuk berkonsentrasi belajar,menulis,mengajar,menjelaskan dan mengomentari buku-buku Aristoteles dan Plato.
Ketika Al Farabi tinggal di Baghdad,kekalifahan sedang mengalami kelemahan.Sedangkan wibawa bangsa Turki yang menjadi sandaran para Khalifah Abbasiyah dalam menjalankan urusan negara semakin besar,sementara mereka semakin jauh mencampuri urusan pemerintahan.Akibatnya,kekacauan dan keresahan terjadi dimana-mana.
Ketika suasana Baghdad kacau balau setelah Panglima Dailami Tauzun menurunkan Khalifah al Muttaqi pada tahun 329 H,Al Farabi pindah ke Damaskus tahun 330 H (941 M) dan tinggal di sana sendirian untuk membaca dan menulis buku.Al Farabi tinggal di Damaskus dalam keadaan sangat miskin dan bekerja sebagai tukang kebun.Dia menghabiskan seluruh malam untuk membaca dan menulis dengan hanya diterangi lampu penjaga kebun.Setelah itu,dia pindah ke Halab dan bergaul dengan amir Halab,Saifuddaulah al Hamdani,sehingga sang Amir mengetahui kehebatannya dan menghormatinya dengan menjadikannya sebagai penasihat.Ada pendapat yang menyebutkan bahwa Al Farabi pergi ke Mesir tahun 338 H selama beberapa saat,kemudian kembali ke Syam.
Al Farabi adalah seorang tokoh yang lebih senang menyendiri,berzuhud,merenung dan berpikir,serta menjauhi kehidupan yang serba mewah,foya-foya dan materialistik.
Al Farabi menghabiskan waktunya di Baghdad selama kurang-lebih 30 tahun untuk berkonsentrasi belajar,menulis,mengajar,menjelaskan dan mengomentari buku-buku Aristoteles dan Plato.
Ketika Al Farabi tinggal di Baghdad,kekalifahan sedang mengalami kelemahan.Sedangkan wibawa bangsa Turki yang menjadi sandaran para Khalifah Abbasiyah dalam menjalankan urusan negara semakin besar,sementara mereka semakin jauh mencampuri urusan pemerintahan.Akibatnya,kekacauan dan keresahan terjadi dimana-mana.
Ketika suasana Baghdad kacau balau setelah Panglima Dailami Tauzun menurunkan Khalifah al Muttaqi pada tahun 329 H,Al Farabi pindah ke Damaskus tahun 330 H (941 M) dan tinggal di sana sendirian untuk membaca dan menulis buku.Al Farabi tinggal di Damaskus dalam keadaan sangat miskin dan bekerja sebagai tukang kebun.Dia menghabiskan seluruh malam untuk membaca dan menulis dengan hanya diterangi lampu penjaga kebun.Setelah itu,dia pindah ke Halab dan bergaul dengan amir Halab,Saifuddaulah al Hamdani,sehingga sang Amir mengetahui kehebatannya dan menghormatinya dengan menjadikannya sebagai penasihat.Ada pendapat yang menyebutkan bahwa Al Farabi pergi ke Mesir tahun 338 H selama beberapa saat,kemudian kembali ke Syam.
Al Farabi adalah seorang tokoh yang lebih senang menyendiri,berzuhud,merenung dan berpikir,serta menjauhi kehidupan yang serba mewah,foya-foya dan materialistik.
Dia hidup sebagai sufi dan bersikap zuhud di dunia.Dia tidak menikah,tidak menyimpan harta,tidak memperhatikan masalah pakaian,dan dia selalu mengenakan pakaian kaum sufi.Diriwayatkan juga bahwa hanya meminta 4 dirham perak setiap hari untuk memenuhi kebutuhan primernya dari Amir Saifuddaulah al-Hamdani.Padahal bila mau,dia bisa mendapatkan lebih dari itu.
Al Farabi sangat terkenal dengan penguasaannya terhadap berbagai bahasa,cerdas,berpikiran jernih,bersemangat tinggi,dan banyak menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan di masanya.Dia sangat menguasai semua cabang filsafat,logika,fisika,ketuhanan,ilmu alam,kedokteran,kimia,ilmu perkotaan,ilmu lingkungan,fiqh,ilmu militer,dan musik.Ada sumber yang menyebutkan bahwa dia menciptakan sebuah alat musik yang mirip piano (atau memang piano itu sendiri) dan menulis sebuah buku tentang musik yang dianggap sebagai salah satu buku terpenting di bidang musik Timur,serta membuatnya sejajar dengan para pemusik kelas dunia.
Al Farabi mendapatkan penghargaan dari kalangan ahli sejarah.Mereka menghargai dengan penuh penghormatan serta menganggapnya sebagai filosof agung terkemuka.Ibnu Khaldun berkomentar tentang Al Farabi,''Sesungguhnya Al Farabi adalah salah satu filosof Muslim terbesar.'' Ibnu Khalkan juga berkomentar tentang dirinya,''Al Farabi adalah filosof Muslim terbesar.Tidak ada seorang pun yang dapat menandingi sistematikanya.Ibnu Sina menamatkan buku-bukunya dan mengutip pendapatnya dalam berbagai buku karangan.
Ibnu Shaid al Andalusia juga berkomentar tentang Al Farabi di dalam buku Thabaqat al Umam,''Sesungguhnya dialah filosof Muslim sejati.''Ibnu al Qafthi memberinya gelar ''Filosof Muslim tanpa tanding''di dalam buku Akhbar al Ulama bi Akhbar al Hukuma.Dia menyebutkan bahwa Ibnu Sina pernah membaca buku metafisika karangan Aristoteles sebanyak 40 kali namun dia tidak dapat memahaminya sehingga merasa putus asa.Tetapi ketika membaca buku Al Farabi yang berjudul Aghradh Ma Ba'da ath-Thabiah,dia dapat memahami maksud buku tersebut.Tentu saja Ibnu Sina sangat bahagia.Dia bersyukur kepada Allah Swt dan bersedekah kepada kaum miskin
Al Farabi sangat terkenal dengan penguasaannya terhadap berbagai bahasa,cerdas,berpikiran jernih,bersemangat tinggi,dan banyak menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan di masanya.Dia sangat menguasai semua cabang filsafat,logika,fisika,ketuhanan,ilmu alam,kedokteran,kimia,ilmu perkotaan,ilmu lingkungan,fiqh,ilmu militer,dan musik.Ada sumber yang menyebutkan bahwa dia menciptakan sebuah alat musik yang mirip piano (atau memang piano itu sendiri) dan menulis sebuah buku tentang musik yang dianggap sebagai salah satu buku terpenting di bidang musik Timur,serta membuatnya sejajar dengan para pemusik kelas dunia.
Al Farabi mendapatkan penghargaan dari kalangan ahli sejarah.Mereka menghargai dengan penuh penghormatan serta menganggapnya sebagai filosof agung terkemuka.Ibnu Khaldun berkomentar tentang Al Farabi,''Sesungguhnya Al Farabi adalah salah satu filosof Muslim terbesar.'' Ibnu Khalkan juga berkomentar tentang dirinya,''Al Farabi adalah filosof Muslim terbesar.Tidak ada seorang pun yang dapat menandingi sistematikanya.Ibnu Sina menamatkan buku-bukunya dan mengutip pendapatnya dalam berbagai buku karangan.
Ibnu Shaid al Andalusia juga berkomentar tentang Al Farabi di dalam buku Thabaqat al Umam,''Sesungguhnya dialah filosof Muslim sejati.''Ibnu al Qafthi memberinya gelar ''Filosof Muslim tanpa tanding''di dalam buku Akhbar al Ulama bi Akhbar al Hukuma.Dia menyebutkan bahwa Ibnu Sina pernah membaca buku metafisika karangan Aristoteles sebanyak 40 kali namun dia tidak dapat memahaminya sehingga merasa putus asa.Tetapi ketika membaca buku Al Farabi yang berjudul Aghradh Ma Ba'da ath-Thabiah,dia dapat memahami maksud buku tersebut.Tentu saja Ibnu Sina sangat bahagia.Dia bersyukur kepada Allah Swt dan bersedekah kepada kaum miskin
Ibnu Sina sangat menghargai dan menyanjung Al Farabi serta menyebutkan berbagai kelebihannya di dalam berbagai buku karangannya.Diantaranya dia berkomentar tentang Al Farabi dalam buku al-Mubahatsat.Beliau mengatakan,''Abu Nashr Al Farabi adalah orang yang yang berkeyakinan kuat.Tidak ada satu pun orang yang menandinginya dalam satu bidang,sehingga dia hampir lebih mulia dari semua kaum Salaf.''
Pengaruh Al-Farabi juga sampai ke Ibnu Rusyd (wafat 595 H),dan Ibnu Maimun (wafat 601 H).Pengaruhnya juga sampai kepada para filosof Kristen Abad Pertengahan seperti Albertus Magnus dan St Thomas Aquinas.Nanti kita bahas apa saja pengaruh Al Farabi terhadap kedua tokoh tersebut (Albertus Magnus dan St Thomas Aquinas).
Al Farabi adalah penafsir dan perangkum terbaik buku-buku Aristoteles,terutama buku-buku logika dengan struktur bahasa yang baik dan mendalam.Oleh karena itu,ia disebut sebagai ''Ahli Logika''sebagaimana juga ia disebut ''Mahaguru Kedua''setelah Aristoteles yang bergelar ''Mahaguru Pertama.''
Al Farabi dikenal sangat menaruh perhatian pada sistem yang rasional,pengaturan dan penyatuan.Oleh karena itu,dia senang menggabungkan antara pendapat Aristoteles dan Plato,serta antara Filsafat Yunani dan agama Islam,sebagaimana yang dilakukan Al-Kindi sebelumnya.Sehingga,dia pun disebut perintis aliran Taufiq (kelompok akomodatif).Jejak Al Farabi dan Al Kindi ini ditiru oleh Albertus Magnus dan St.Thomas Aquinas.Mereka memiliki cita-cita dalam hidupnya untuk merekonsiliasikan filsafat Aristoteles dengan teologi Kristen.
Profesor Dr.Ibrahim Madkur berpendapat,''Al Farabi adalah orang pertama yang memberi corak filsafat Islam dalam wadahnya yang sempurna dan meletakkan dasar-dasar serta prinsip-prinsipnya.Tetapi kami tidak memungkiri bahwa sebelumnya Al Kindi mempunyai minat untuk mengkaji pemikiran Plato dan Aristoteles serta memaparkan sebagian teori keduanya dengan metode syarh (penjelasan panjang lebar) dan ikhtishar (ringkasan dan kesimpulan).Ibnu Sina sangat menghargai dan menyanjung Al Farabi serta menyebutkan berbagai kelebihannya di dalam berbagai buku karangannya.Diantaranya dia berkomentar tentang Al Farabi dalam buku al-Mubahatsat.Beliau mengatakan,''Abu Nashr Al Farabi adalah orang yang yang berkeyakinan kuat.Tidak ada satu pun orang yang menandinginya dalam satu bidang,sehingga dia hampir lebih mulia dari semua kaum Salaf.''
Pengaruh Al-Farabi juga sampai ke Ibnu Rusyd (wafat 595 H),dan Ibnu Maimun (wafat 601 H).Pengaruhnya juga sampai kepada para filosof Kristen Abad Pertengahan seperti Albertus Magnus dan St Thomas Aquinas.Nanti kita bahas apa saja pengaruh Al Farabi terhadap kedua tokoh tersebut (Albertus Magnus dan St Thomas Aquinas).Pengaruh Al-Farabi juga sampai ke Ibnu Rusyd (wafat 595 H),dan Ibnu Maimun (wafat 601 H).Pengaruhnya juga sampai kepada para filosof Kristen Abad Pertengahan seperti Albertus Magnus dan St Thomas Aquinas.Nanti kita bahas apa saja pengaruh Al Farabi terhadap kedua tokoh tersebut (Albertus Magnus dan St Thomas Aquinas).
Al Farabi adalah penafsir dan perangkum terbaik buku-buku Aristoteles,terutama buku-buku logika dengan struktur bahasa yang baik dan mendalam.Oleh karena itu,ia disebut sebagai ''Ahli Logika''sebagaimana juga ia disebut ''Mahaguru Kedua''setelah Aristoteles yang bergelar ''Mahaguru Pertama.''
Al Farabi dikenal sangat menaruh perhatian pada sistem yang rasional,pengaturan dan penyatuan.Oleh karena itu,dia senang menggabungkan antara pendapat Aristoteles dan Plato,serta antara Filsafat Yunani dan agama Islam,sebagaimana yang dilakukan Al-Kindi sebelumnya.Sehingga,dia pun disebut perintis aliran Taufiq (kelompok akomodatif).Jejak Al Farabi dan Al Kindi ini ditiru oleh Albertus Magnus dan St.Thomas Aquinas.Mereka memiliki cita-cita dalam hidupnya untuk merekonsiliasikan filsafat Aristoteles dengan teologi Kristen.
Profesor Dr.Ibrahim Madkur berpendapat,''Al Farabi adalah orang pertama yang memberi corak filsafat Islam dalam wadahnya yang sempurna dan meletakkan dasar-dasar serta prinsip-prinsipnya.Tetapi kami tidak memungkiri bahwa sebelumnya Al Kindi mempunyai minat untuk mengkaji pemikiran Plato dan Aristoteles serta memaparkan sebagian teori keduanya dengan metode syarh (penjelasan panjang lebar) dan ikhtishar (ringkasan dan kesimpulan).Ibnu Sina sangat menghargai dan menyanjung Al Farabi serta menyebutkan berbagai kelebihannya di dalam berbagai buku karangannya.Diantaranya dia berkomentar tentang Al Farabi dalam buku al-Mubahatsat.Beliau mengatakan,''Abu Nashr Al Farabi adalah orang yang yang berkeyakinan kuat.Tidak ada satu pun orang yang menandinginya dalam satu bidang,sehingga dia hampir lebih mulia dari semua kaum Salaf.''
Al Farabi adalah penafsir dan perangkum terbaik buku-buku Aristoteles,terutama buku-buku logika dengan struktur bahasa yang baik dan mendalam.Oleh karena itu,ia disebut sebagai ''Ahli Logika''sebagaimana juga ia disebut ''Mahaguru Kedua''setelah Aristoteles yang bergelar ''Mahaguru Pertama.''
Al Farabi dikenal sangat menaruh perhatian pada sistem yang rasional,pengaturan dan penyatuan.Oleh karena itu,dia senang menggabungkan antara pendapat Aristoteles dan Plato,serta antara Filsafat Yunani dan agama Islam,sebagaimana yang dilakukan Al-Kindi sebelumnya.Sehingga,dia pun disebut perintis aliran Taufiq (kelompok akomodatif).Jejak Al Farabi dan Al Kindi ini ditiru oleh Albertus Magnus dan St.Thomas Aquinas.Mereka memiliki cita-cita dalam hidupnya untuk merekonsiliasikan filsafat Aristoteles dengan teologi Kristen.
Profesor Dr.Ibrahim Madkur berpendapat,''Al Farabi adalah orang pertama yang memberi corak filsafat Islam dalam wadahnya yang sempurna dan meletakkan dasar-dasar serta prinsip-prinsipnya.Tetapi kami tidak memungkiri bahwa sebelumnya Al Kindi mempunyai minat untuk mengkaji pemikiran Plato dan Aristoteles serta memaparkan sebagian teori keduanya dengan metode syarh (penjelasan panjang lebar) dan ikhtishar (ringkasan dan kesimpulan)
Ibnu Sina sangat menghargai dan menyanjung Al Farabi serta menyebutkan berbagai kelebihannya di dalam berbagai buku karangannya.Diantaranya dia berkomentar tentang Al Farabi dalam buku al-Mubahatsat.Beliau mengatakan,''Abu Nashr Al Farabi adalah orang yang yang berkeyakinan kuat.Tidak ada satu pun orang yang menandinginya dalam satu bidang,sehingga dia hampir lebih mulia dari semua kaum Salaf.''
Pengaruh Al-Farabi juga sampai ke Ibnu Rusyd (wafat 595 H),dan Ibnu Maimun (wafat 601 H).Pengaruhnya juga sampai kepada para filosof Kristen Abad Pertengahan seperti Albertus Magnus dan St Thomas Aquinas.Nanti kita bahas apa saja pengaruh Al Farabi terhadap kedua tokoh tersebut (Albertus Magnus dan St Thomas Aquinas).
Al Farabi adalah penafsir dan perangkum terbaik buku-buku Aristoteles,terutama buku-buku logika dengan struktur bahasa yang baik dan mendalam.Oleh karena itu,ia disebut sebagai ''Ahli Logika''sebagaimana juga ia disebut ''Mahaguru Kedua''setelah Aristoteles yang bergelar ''Mahaguru Pertama.''
Al Farabi dikenal sangat menaruh perhatian pada sistem yang rasional,pengaturan dan penyatuan.Oleh karena itu,dia senang menggabungkan antara pendapat Aristoteles dan Plato,serta antara Filsafat Yunani dan agama Islam,sebagaimana yang dilakukan Al-Kindi sebelumnya.Sehingga,dia pun disebut perintis aliran Taufiq (kelompok akomodatif).Jejak Al Farabi dan Al Kindi ini ditiru oleh Albertus Magnus dan St.Thomas Aquinas.Mereka memiliki cita-cita dalam hidupnya untuk merekonsiliasikan filsafat Aristoteles dengan teologi Kristen.
Profesor Dr.Ibrahim Madkur berpendapat,''Al Farabi adalah orang pertama yang memberi corak filsafat Islam dalam wadahnya yang sempurna dan meletakkan dasar-dasar serta prinsip-prinsipnya.Tetapi kami tidak memungkiri bahwa sebelumnya Al Kindi mempunyai minat untuk mengkaji pemikiran Plato dan Aristoteles serta memaparkan sebagian teori keduanya dengan metode syarh (penjelasan panjang lebar) dan ikhtishar (ringkasan dan kesimpulan)
Pengaruh Al-Farabi juga sampai ke Ibnu Rusyd (wafat 595 H),dan Ibnu Maimun (wafat 601 H).Pengaruhnya juga sampai kepada para filosof Kristen Abad Pertengahan seperti Albertus Magnus dan St Thomas Aquinas.Nanti kita bahas apa saja pengaruh Al Farabi terhadap kedua tokoh tersebut (Albertus Magnus dan St Thomas Aquinas).
Al Farabi adalah penafsir dan perangkum terbaik buku-buku Aristoteles,terutama buku-buku logika dengan struktur bahasa yang baik dan mendalam.Oleh karena itu,ia disebut sebagai ''Ahli Logika''sebagaimana juga ia disebut ''Mahaguru Kedua''setelah Aristoteles yang bergelar ''Mahaguru Pertama.''
Al Farabi dikenal sangat menaruh perhatian pada sistem yang rasional,pengaturan dan penyatuan.Oleh karena itu,dia senang menggabungkan antara pendapat Aristoteles dan Plato,serta antara Filsafat Yunani dan agama Islam,sebagaimana yang dilakukan Al-Kindi sebelumnya.Sehingga,dia pun disebut perintis aliran Taufiq (kelompok akomodatif).Jejak Al Farabi dan Al Kindi ini ditiru oleh Albertus Magnus dan St.Thomas Aquinas.Mereka memiliki cita-cita dalam hidupnya untuk merekonsiliasikan filsafat Aristoteles dengan teologi Kristen.
Profesor Dr.Ibrahim Madkur berpendapat,''Al Farabi adalah orang pertama yang memberi corak filsafat Islam dalam wadahnya yang sempurna dan meletakkan dasar-dasar serta prinsip-prinsipnya.Tetapi kami tidak memungkiri bahwa sebelumnya Al Kindi mempunyai minat untuk mengkaji pemikiran Plato dan Aristoteles serta memaparkan sebagian teori keduanya dengan metode syarh (penjelasan panjang lebar) dan ikhtishar (ringkasan dan kesimpulan)
Meskipun demikian,kami tidak menemukan pada diri Al Kindi sebuah mazhab filsafat yang sempurna dengan segala makna kesempurnaan.Tetapi pandangan-pandangan Al Kindi adalah sekumpulan teori yang terpisah dan berkaitan dengan berbagai ragam topik yang tidak saling berkaitan.Sedangkan Al Farabi tidak demikian,dia membangun sendi-sendi sebuah mazhab filosofis yang saling berkaitan.
Al Farabi meninggal dunia di Damaskus pada tahun 339 H/950 M dalam usia 80 tahun.Khalifah Saifuddaulah menyempatkan diri melaksanakan shalat jenazah atas dirinya bersama orang-orang kepercayaannya (Mengenai sumber riwayat hidup Al Farabi,bisa dilihat di buku Jiwa dalam pandangan para Filosof Muslim,karya Dr.Muhammad Utsman Najati hal 57-61)
II. Sekilas mengenai riwayat hidup Thomas Aquinas (1225-1274)
Thomas Aquinas lahir di Roccasecca,Italia,pada tahun 1225 dari keluarga bangsawan,baik bapaknya maupun ibunya.Pada masa mudanya dia hidup bersama pamannya yang menjadi pemimpin ordo di Monte Cassino.Ia berada disana pada tahun 1230-1239.Pada tahun 1239-1244 ia belajar di Universitas Napoli,tahun 1245-1248 di Universitas Paris di bawah bimbingan Albertus Magnus (St.Albert the Great).Sampai tahun 1252 ia dan Albertus tetap berada di Cologne.Tahun 1252 ia kembali belajar di universitas Paris pada fakultas teologi.Tahun 1256 ia diberi ijazah (licentia Docendi)dalam bidang teology,dan ia mengajar di sana sampai tahun 1259.Tahun 1269-1272,ia kembali ke Universitas Paris untuk menyusun tantangan terhadap ajaran Ibnu Rusyd.Sejak tahun 1272 ia mulai mengajar di Universitas Napoli.Ia meninggal pada tahun 1274 di Lyons (lihat Runes:16).Karyanya yang paling penting ialah Suma Contra Gentiles (1258-1264) dan Summa Theologica (1266-1273)
.(Mengenai Riwayat hidup Thomas Aquinas bisa dilihat di buku Filsafat Umum karya DR.Ahmad Tafsir hal 86)
Al Farabi meninggal dunia di Damaskus pada tahun 339 H/950 M dalam usia 80 tahun.Khalifah Saifuddaulah menyempatkan diri melaksanakan shalat jenazah atas dirinya bersama orang-orang kepercayaannya (Mengenai sumber riwayat hidup Al Farabi,bisa dilihat di buku Jiwa dalam pandangan para Filosof Muslim,karya Dr.Muhammad Utsman Najati hal 57-61)
II. Sekilas mengenai riwayat hidup Thomas Aquinas (1225-1274)
Thomas Aquinas lahir di Roccasecca,Italia,pada tahun 1225 dari keluarga bangsawan,baik bapaknya maupun ibunya.Pada masa mudanya dia hidup bersama pamannya yang menjadi pemimpin ordo di Monte Cassino.Ia berada disana pada tahun 1230-1239.Pada tahun 1239-1244 ia belajar di Universitas Napoli,tahun 1245-1248 di Universitas Paris di bawah bimbingan Albertus Magnus (St.Albert the Great).Sampai tahun 1252 ia dan Albertus tetap berada di Cologne.Tahun 1252 ia kembali belajar di universitas Paris pada fakultas teologi.Tahun 1256 ia diberi ijazah (licentia Docendi)dalam bidang teology,dan ia mengajar di sana sampai tahun 1259.Tahun 1269-1272,ia kembali ke Universitas Paris untuk menyusun tantangan terhadap ajaran Ibnu Rusyd.Sejak tahun 1272 ia mulai mengajar di Universitas Napoli.Ia meninggal pada tahun 1274 di Lyons (lihat Runes:16).Karyanya yang paling penting ialah Suma Contra Gentiles (1258-1264) dan Summa Theologica (1266-1273)
.(Mengenai Riwayat hidup Thomas Aquinas bisa dilihat di buku Filsafat Umum karya DR.Ahmad Tafsir hal 86)
III. Pengaruh Gerakan Penerjemahan
A. Translasi Ilmu Pengetahuan di Dunia Islam
Pada masa Khalifah Al Manshur,Harun al Rasyid,kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Al Ma'mun berkembang gerakan penerjemahan ilmu pengetahuan.Perguruan Bait al-Hikmah menjadi pusat penerjemahan dan pengembangan filsafat dan sains.
Kepala penerkemah di Bait al-Hikmah ialah Hunain Ibn Ishar Al Ibadi (809-877 M),orang Nashrani.Ia bersama murid-muridnya menerjemahkan buku-buku dari Yunani seperti Karya Galen,Hipokrates,Ptolemeus,Euklid,dan Aristoteles yang mencakup pengetahuan filsafat,kedokteran,matematika,fisika,mekanika,botani,optika,astronomi,dan lain-lain.Dari India diambil terutama astronomi dan matematika,dari Persia terutama diambil sastra dan seni.Gerakan penerjemahan ini berlangsung selama tahun 750-900 M.Eugene A.Myers,di dalam bukunya ''Arabic Thought and the Western World in the Golden Age of Islam'' (Para Ilmuwan Muslim dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Barat)menjadi tiga periode :
1. Periode 650-800 M
2. Periode 800-900 M
3. Periode 900-1000 M
Hasil dari gerakan penerjemahan tersebut ialah berkembangnya ilmu hitung,ilmu ukur,aljabar,ilmu falak,kedokteran,kimia,ilmu alam,geografi,sejarah,dan bahasa serta sastra Arab di samping filsafat itu sendiri.
B. Translasi Ilmu Pengetahuan di Dunia Barat
Sebagaimana gerakan penerjemahan telah membawa Islam ke puncak kepemimpinan budaya dan peradaban,maka melalui proses penerjemahan itu pula telah membangunkan Eropa dari tidur panjangnya dan membawa dunia Barat meraih kemajuannya.Aktifitas penerjemahan dalam bentuk yang terorganisir dimulai oleh Constantine,berkebangsaan Afrika,seorang penerjemah terkemuka pertama dari bahasa Arab ke dalam bahasa Latin yang banyak menerjemahkan karya-karya dalam bidang kedokteran.
A. Translasi Ilmu Pengetahuan di Dunia Islam
Pada masa Khalifah Al Manshur,Harun al Rasyid,kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Al Ma'mun berkembang gerakan penerjemahan ilmu pengetahuan.Perguruan Bait al-Hikmah menjadi pusat penerjemahan dan pengembangan filsafat dan sains.
Kepala penerkemah di Bait al-Hikmah ialah Hunain Ibn Ishar Al Ibadi (809-877 M),orang Nashrani.Ia bersama murid-muridnya menerjemahkan buku-buku dari Yunani seperti Karya Galen,Hipokrates,Ptolemeus,Euklid,dan Aristoteles yang mencakup pengetahuan filsafat,kedokteran,matematika,fisika,mekanika,botani,optika,astronomi,dan lain-lain.Dari India diambil terutama astronomi dan matematika,dari Persia terutama diambil sastra dan seni.Gerakan penerjemahan ini berlangsung selama tahun 750-900 M.Eugene A.Myers,di dalam bukunya ''Arabic Thought and the Western World in the Golden Age of Islam'' (Para Ilmuwan Muslim dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Barat)menjadi tiga periode :
1. Periode 650-800 M
2. Periode 800-900 M
3. Periode 900-1000 M
Hasil dari gerakan penerjemahan tersebut ialah berkembangnya ilmu hitung,ilmu ukur,aljabar,ilmu falak,kedokteran,kimia,ilmu alam,geografi,sejarah,dan bahasa serta sastra Arab di samping filsafat itu sendiri.
B. Translasi Ilmu Pengetahuan di Dunia Barat
Sebagaimana gerakan penerjemahan telah membawa Islam ke puncak kepemimpinan budaya dan peradaban,maka melalui proses penerjemahan itu pula telah membangunkan Eropa dari tidur panjangnya dan membawa dunia Barat meraih kemajuannya.Aktifitas penerjemahan dalam bentuk yang terorganisir dimulai oleh Constantine,berkebangsaan Afrika,seorang penerjemah terkemuka pertama dari bahasa Arab ke dalam bahasa Latin yang banyak menerjemahkan karya-karya dalam bidang kedokteran.
Berkembangnya gerakan penerjemahan di dunia barat berawal pada abad ke 12 dan mengalami puncaknya pada abad ke 14.
Dari gerakan penerjemahan inilah muncul nama-nama penerjemah seperti Adelard of Bath,John of Seville,Domingo Gundisalvo,Herman The Dalmatian,Hugho of Santalla,Robert of Chester,Robert Grosseteste dll.Tokoh penerjemah yang disebutkan terakhir adalah konselir pertama Universitas Oxford.Ia adalah guru dari St. Thomas Aquinas dan Roger Bacon.Ia juga memiliki pengaruh besar terhadap Albertus Magnus.Dari hasil karya-karya terjemahan inilah St.Thomas Aquinas mendapatkan pengaruh pemikiran dari Al Farabi.Hal ini bisa dilihat di karya utamanya yaitu Summa Contra Gentiles (1258-1264) dan Summa Theologica (1266-1273).
IV. Pengaruh Al Farabi terhadap Pemikiran St Thomas Aquinas
Eugene A Myers,dalam bukunya yang berjudul ''Arabic Thought and The Western World in the Golden Age of Islam (Para Ilmuwan Muslim dan Pengaruhnya terhadap dunia Barat)mengutip sebuah buku karya pendeta Robert Hammond,The Philosophy of Al Farabi an it influence on Medieval Thought,dari karya Al Farabi,The Jami (kumpulan-kumpulan) dan The Political Regime).Buku tersebut memberikan data perbandingan kesamaan dalam beberapa point pendapat St. Thomas Aquinas di karya pentingnya (Summa Theologica dan Summa Contra Gentiles) dengan pendapat Al Farabi di karyanya yaitu The Jami (Kumpulan-kumpulan) dan The Political Regime.
Berikut ini adalah beberapa kesamaan pendapat dalam beberapa hal point antara St Thomas Aquinas dan Al Farabi, :
1. Bukti Adanya Tuhan
2. Bukti tentang sebab Efisen (The Proof of Efficience Cause)
3. Bukti tentang Kontingensi (The Proof of Contingence)
4. Ketakbersusunan Tuhan (Simplicity of God)
5. Ketakterbatasan Tuhan (Infinity of God)
Dari gerakan penerjemahan inilah muncul nama-nama penerjemah seperti Adelard of Bath,John of Seville,Domingo Gundisalvo,Herman The Dalmatian,Hugho of Santalla,Robert of Chester,Robert Grosseteste dll.Tokoh penerjemah yang disebutkan terakhir adalah konselir pertama Universitas Oxford.Ia adalah guru dari St. Thomas Aquinas dan Roger Bacon.Ia juga memiliki pengaruh besar terhadap Albertus Magnus.Dari hasil karya-karya terjemahan inilah St.Thomas Aquinas mendapatkan pengaruh pemikiran dari Al Farabi.Hal ini bisa dilihat di karya utamanya yaitu Summa Contra Gentiles (1258-1264) dan Summa Theologica (1266-1273).
IV. Pengaruh Al Farabi terhadap Pemikiran St Thomas Aquinas
Eugene A Myers,dalam bukunya yang berjudul ''Arabic Thought and The Western World in the Golden Age of Islam (Para Ilmuwan Muslim dan Pengaruhnya terhadap dunia Barat)mengutip sebuah buku karya pendeta Robert Hammond,The Philosophy of Al Farabi an it influence on Medieval Thought,dari karya Al Farabi,The Jami (kumpulan-kumpulan) dan The Political Regime).Buku tersebut memberikan data perbandingan kesamaan dalam beberapa point pendapat St. Thomas Aquinas di karya pentingnya (Summa Theologica dan Summa Contra Gentiles) dengan pendapat Al Farabi di karyanya yaitu The Jami (Kumpulan-kumpulan) dan The Political Regime.
Berikut ini adalah beberapa kesamaan pendapat dalam beberapa hal point antara St Thomas Aquinas dan Al Farabi, :
1. Bukti Adanya Tuhan
2. Bukti tentang sebab Efisen (The Proof of Efficience Cause)
3. Bukti tentang Kontingensi (The Proof of Contingence)
4. Ketakbersusunan Tuhan (Simplicity of God)
5. Ketakterbatasan Tuhan (Infinity of God)
6. Ketakberubahan Tuhan (Immutability of God)
7. Keesaan Tuhan (Unity of God)
8. Akal Tuhan (Intellegence of God)
9. Tuhan mengetahui segala sesuatu melalui pengetahuan dari Diri-Nya sendiri
10. Tuhan adalah Benar (God is Truth)
11. Tuhan itu Hidup (God is Life)
12. Teori tentang Pengetahuan (Theory of Knowledge)
13. Teori Pengetahuan Indera.
IV. Penjelasan Perbandingan Argumen-Argumen mengenai hal-hal diatas.
1. A. Bukti Adanya Tuhan yang diajukan oleh Al Farabi
-Bukti tentang Gerak (The Proof of Motion)
Didunia ini terdapat benda-benda(things)yang bergerak.Setiap objek yang bergerak memperoleh gerakannya dari penggerak (a mover).Jika penggeraknya itu sendiri bergerak,maka pastilah ada penggerak lain yang menggerakkannya dan setelah itu pasti ada penggerak lain dan begitu seterusnya.Tapi adalah hal yang mustahil untuk terus menerus berada dalam ketidakberakhiran dalam serangkaian penggerak (mover) dan sesuatu yang digerakkan (moved)karenanya,pastilah ada Mover yang tidak digerakkan oleh penggerak lainnya dan itu adalah Tuhan (The Jami,halaman 70-71)
B. Bukti Adanya Tuhan yang diajukan St. Thomas Aquinas
-Bukti tentang Gerak (The Proof of Motion)
Adalah hal pasti dan nyata bagi akal kita bahwa di dunia ini,beberapa benda adalah bergerak.Segala sesuatu yang bergerak pastilah digerakkan oleh penggerak lainnya....Jika sesuatu menggerakkan benda lain yang bergerak,maka ia juga pasti digerakkan oleh penggerak yang lain dan begitu seterusnya,tapi hal itu tidak bisa terus menerus dalam ketidakberakhiran.
7. Keesaan Tuhan (Unity of God)
8. Akal Tuhan (Intellegence of God)
9. Tuhan mengetahui segala sesuatu melalui pengetahuan dari Diri-Nya sendiri
10. Tuhan adalah Benar (God is Truth)
11. Tuhan itu Hidup (God is Life)
12. Teori tentang Pengetahuan (Theory of Knowledge)
13. Teori Pengetahuan Indera.
IV. Penjelasan Perbandingan Argumen-Argumen mengenai hal-hal diatas.
1. A. Bukti Adanya Tuhan yang diajukan oleh Al Farabi
-Bukti tentang Gerak (The Proof of Motion)
Didunia ini terdapat benda-benda(things)yang bergerak.Setiap objek yang bergerak memperoleh gerakannya dari penggerak (a mover).Jika penggeraknya itu sendiri bergerak,maka pastilah ada penggerak lain yang menggerakkannya dan setelah itu pasti ada penggerak lain dan begitu seterusnya.Tapi adalah hal yang mustahil untuk terus menerus berada dalam ketidakberakhiran dalam serangkaian penggerak (mover) dan sesuatu yang digerakkan (moved)karenanya,pastilah ada Mover yang tidak digerakkan oleh penggerak lainnya dan itu adalah Tuhan (The Jami,halaman 70-71)
B. Bukti Adanya Tuhan yang diajukan St. Thomas Aquinas
-Bukti tentang Gerak (The Proof of Motion)
Adalah hal pasti dan nyata bagi akal kita bahwa di dunia ini,beberapa benda adalah bergerak.Segala sesuatu yang bergerak pastilah digerakkan oleh penggerak lainnya....Jika sesuatu menggerakkan benda lain yang bergerak,maka ia juga pasti digerakkan oleh penggerak yang lain dan begitu seterusnya,tapi hal itu tidak bisa terus menerus dalam ketidakberakhiran.
0 komentar:
Posting Komentar