Selasa, 05 April 2011

Di ujung jalan sebuah wilayah industri di Togher, dua kilometer sebelah selatan pusat kota Cork, berdiri bekas tempat rekayasa yang mencolok yang masa depannya akan menandai bab penting dalam sejarah Islam di Irlandia. Dalam waktu satu tahun, bangunan beton raksasa itu akan berubah menjadi sebuah komplek Masjid yang mampu menampung kurang lebih 1.000 jamaah. Rencana desainnya menunjukkan menara kaca berpuncak bulan sabit yang menghadap lengkungan putih dan kubah.

Situs seluas satu ekar itu akan menjadi komplek sejenis terbesar kedua di Irlandia, setelah Pusat Kebudayaan Islam Irlandia (ICCI), di Clonskeagh, Dublin, dan Masjid Sunni terbesar kedua di luar ibukota. Itu merupakan pertanda lain mengakarnya Islam di negara tersebut.

"Ini adalah langkah yang sangat penting bagi kami," ujar Salim al Faituri, imam Masjid kelahiran Libya. "Kami telah pindah dari satu tempat ke tempat lain selama bertahun-tahun. Akhirnya kami akan memiliki tempat kami sendiri." Masjid baru itu, yang didanai oleh donasi termasuk hadiah sebesar 800.000 euro dari seorang dermawan Qatar, akan memenuhi kebutuhan 6.000 kaum Muslim di Cork dan beberapa ribu lainnya yang tinggal di wilayah sekitar.

"Ini adalah komunitas Muslim terbesar kedua di luar Dublin," ujar Ahmed H Zahran, seorang akademisi Mesir di University College Cork yang menjabat sebagai komite Masjid.

Populasi Muslim Irlandia, jika dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, relatif muda tapi berubah dengan cepat. Hampir 10 kali lipat lebih banyak kaum Muslim yang tinggal di Irlandia hari ini daripada 20 tahun lalu.

Sensus tahun 2006 meletakkan angkanya di bawah 33.000 tapi sebagian besar pengamat sepakat bahwa angka sebenarnya melebihi 40.000. Jumlah Muslim di sana meningkat hampir 70% antara tahun 2002 dan 2006, menjadikan Islam sebagai salah satu agama tercepat pertumbuhannya di negara itu.

Komunitas Muslim Irlandia menjadi semakin beragam. Di masa lalu, kaum Muslim dari Timur Tengah dan Afrika Utara cenderung mendominasi.

Sebagian besar dari generasi awal ini datang untuk alasan pendidikan atau profesional dan memutuskan untuk menetap, seringkali juga menikah dengan warga Irlandia. Namun, mulai awal tahun 1990an, populasinya membengkak untuk mencakup lebih banyak Muslim dari Asia Tenggara dan Selatan, Afrika sub-Sahara dan Balkan. Banyak dari para pendatang baru ini yang merupakan migran ekonomi muda, lainnya adalah pencari suaka. Mualaf Irlandia membentuk persentase kecil, dengan beberapa yang mengestimasikan jumlahnya sekitar beberapa ratus.

"Ini mungkin adalah populasi Muslim paling beragam di Eropa," ujar Dr Oliver Scharbrodt, yang memimpin proyek penelitian tentang Islam di Irlandia selama tiga tahun.



suaramedia

0 komentar:

Posting Komentar

copyrigt; Juned Topan.. Diberdayakan oleh Blogger.